Selasa, 30 September 2014

PILKADA.. LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG...??....Pernah kita bertanya kenapa negara ikon demokrasi seperti Amerika, Inggris dan Australia menerapkan pemilu secara tidak langsung (sistem perwakilan)? Mari sama-sama belajar agar rakyat Indonesia cerdas dengan tidak menghabiskan energi saling membully. Bukankah saling respek meski berbeda pendapat itu justru esensi demokrasi?..>>> Di tanah air, FITRA (lembaga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) mencatat “Biaya pilkada, diluar biaya kampanye dan politik uang, untuk kabupatan/kota menelan setidaknya Rp25 miliar, dan untuk pilkada provinsi Rp100 miliar. Keseluruhan pilkada di Indonesia menelan setidaknya Rp17 triliun”. Besarnya biaya pilkada langsung di 500 propinsi/kota/kabupaten sangat membebani keuangan negara dan menjadi sumber kerugian yang besar bagi ekonomi Indonesia. Hal ini diperburuk oleh data Kementerian Dalam Negeri, yang mencatat 330 (86,22%) kepala daerah hasil pemilihan langsung tersangkut perkara korupsi. Korupsi menjadi keniscayaan karena tekanan kebutuhan menutupi besarnya biaya kampanye atau untuk membayar jasa para kapitalis/pemodal melalui penjatahan proyek-proyek bernilai miliaran/triliunan, yang membebani APBD dan menurunkan kualitas layanan publik....>>>....Generasi muda yang terdidik wajib mengingatkan seluruh rakyat Indonesia untuk memilih wakil rakyat, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan yang lebih unggul, dari yang diwakili. Rakyat justru perlu didorong untuk cermat memilih wakilnya yang memiliki integritas, wawasan dan kemampuan berpikir yang jauh ke depan. Yang mampu menatap bangsa dalam perspektif jangka panjang, tidak yang terjerat oleh kepentingan sempit berjangka pendek....>>>... Sedangkan kata “perwakilan” menjelaskan dengan gamblang tata cara berdemokrasi yang asli Indonesia...>> ...Kata “permusyaratan” mendorong kebersamaan sebagai satu bangsa dan menepis keegoan personal. ...>> ...Kata “kebijaksanaan”, melambangkan kecerdasan, keseimbangan dan kedewasaan dalam berpikir. ...>> ...Kata “hikmat” melambangkan ketinggian spritualitas dan keluhuran budi pekerti . ..>> .... Bahkan Mike Barnes, pemimpin Labour Group Stoke Concil dan seorang politisi senior di Inggris mengingatkan rakyat Inggris untuk tidak menggunakan sistem pilkada langsung untuk memilih pemimpinnya. Itu disebabkan mereka sangat paham tingginya biaya kampanye yang dibutuhkan. Menelan sumber daya dan menyebabkan pemenang hanya orang yang punya banyak modal atau orang yang dimodali (diganduli kepentingan) pemodal besar. ..>> ...Barnes mengingatkan Inggris akan menyesal dan mengalami kerugian besar bila memaksakan memilih melalui pemiliu langsung. Ia menyarankan sistem councillor (perwakilan) karena diyakini ideal, dan rekam jejak serta kedekatan para councillors dengan warga yang diwakilinya dapat terjalin secara lebih baik....>>

Tentang Pilkada Langsung dan Demokrasi Asli Indonesia

Benarkah penghapusan pilkada langsung merupakan upaya untuk mematikan hak berpolitik rakyat? Mari simak tulisan Prayudi Azhar berikut, agar pikiran kita terbuka.

======================

~ Pancasila dan Demokrasi Asli Indonesia ~

Oleh: Prayudi Azhar
https://www.facebook.com/prayudhi.azwar/posts/10202768974286519

Pernah kita bertanya kenapa negara ikon demokrasi seperti Amerika, Inggris dan Australia menerapkan pemilu secara tidak langsung (sistem perwakilan)? Mari sama-sama belajar agar rakyat Indonesia cerdas dengan tidak menghabiskan energi saling membully. Bukankah saling respek meski berbeda pendapat itu justru esensi demokrasi?

Rakyat Australia memilih pemimpin tidak secara langsung, tapi melalui anggota dewan (senator) yang mereka pilih. Para anggota dewan inilah yang kemudian dipercayakan memilih Prime Minister (PM) dan para pemimpin wilayah (Premiers). Tentu ada diantara anggota dewan yang tidak amanah, tapi penegakan hukum dilakukan atau mereka tidak dipilih kembali. Mekanisme ini berjalan terus sehingga kualitas anggota dewan terseleksi semakin baik.

Sistem pemilihan presiden di Amerika yang telah berlangsung dua abad juga melalui mekanisme tidak langsung. 270 dari 538 suara anggota dewan pemilih (semacam MPR) yang menjadi menjadi penentu kemenangan presiden Amerika dalam sistem electoral college ini. Sekali lagi, Amerika memilih presiden BUKAN melalui pemilu langsung atau yg dikenal dengan istilah popular vote.

Pemilu di Inggris juga dilakukan tidak secara langsung. 310 dari 326 distrik di Inggris menerapkan pilkada tidak langsung. Rakyat Inggris memilih anggota dewan, yang mereka sebut councillor.
Anggota dewan membentuk city council yang berwenang memutuskan pemimpin di distrik masing-masing. Sistem ini dikenal sebagai sistem “leader cabinet”.

Melihat best practice di negara-negara “mbah”-nya demokrasi, apakah ada diantara kita yang berani bilang, sistem demokrasi di negara-negara ikon demokrasi tersebut meniru orde baru? Apa kita akan katakan rakyat di Amerika, Inggris dan Australia sebagai terbelakang (dibandingkan rakyat Indonesia)? Sanggup kita berorasi bahwa di negara-negara tersebut “demokrasi telah mati”, karena mempercayakan pemilihan pemimpin melalui wakil rakyat? Lantas dengan gegabah kita ramai-ramai menuduh para wakil rakyat di negara-negara melanggar HAM, dengan tuduhan telah merampok hak konstitusi (suara) rakyat ?

Ayolah, saatnya kita menjadi rakyat yang cerdas. Boleh jadi memang sistem demokrasi Indonesia telah 'kebablasan', ini bisa kita ulas tersendiri. Juga sekali-kali kita bertanya, kenapa media asing menggugat pengesahan pilkada tidak langsung di Indonesia sementara mereka tidak pernah menggugat pemilu tidak langsung yang dilaksanakan di negara mereka? Ayo, kita bertanya, ada apa?

Bahkan Mike Barnes, pemimpin Labour Group Stoke Concil dan seorang politisi senior di Inggris mengingatkan rakyat Inggris untuk tidak menggunakan sistem pilkada langsung untuk memilih pemimpinnya. Itu disebabkan mereka sangat paham tingginya biaya kampanye yang dibutuhkan. Menelan sumber daya dan menyebabkan pemenang hanya orang yang punya banyak modal atau orang yang dimodali (diganduli kepentingan) pemodal besar. 

Barnes mengingatkan Inggris akan menyesal dan mengalami kerugian besar bila memaksakan memilih melalui pemiliu langsung. Ia menyarankan sistem councillor (perwakilan) karena diyakini ideal, dan rekam jejak serta kedekatan para councillors dengan warga yang diwakilinya dapat terjalin secara lebih baik.

Di tanah air, FITRA (lembaga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) mencatat “Biaya pilkada, diluar biaya kampanye dan politik uang, untuk kabupatan/kota menelan setidaknya Rp25 miliar, dan untuk pilkada provinsi Rp100 miliar. Keseluruhan pilkada di Indonesia menelan setidaknya Rp17 triliun”.

Besarnya biaya pilkada langsung di 500 propinsi/kota/kabupaten sangat membebani keuangan negara dan menjadi sumber kerugian yang besar bagi ekonomi Indonesia. Hal ini diperburuk oleh data Kementerian Dalam Negeri, yang mencatat 330 (86,22%) kepala daerah hasil pemilihan langsung tersangkut perkara korupsi. Korupsi menjadi keniscayaan karena tekanan kebutuhan menutupi besarnya biaya kampanye atau untuk membayar jasa para kapitalis/pemodal melalui penjatahan proyek-proyek bernilai miliaran/triliunan, yang membebani APBD dan menurunkan kualitas layanan publik.

Disamping best practice negara maju yang telah matang dalam demokrasi, bangsa Indonesia perlu kembali menggali akar sejarah bangsa. Tanpa kita menyadari, leluhur kita para pendiri bangsa Indonesia telah dengan sangat cerdas dan elegan melahirkan konsep demokrasi yang paling sesuai dengan jati diri Indonesia. Dasar negara Indonesia, Pancasila, merupakan hasil kedalaman dan kebijaksanaan berpikir para negarawan pejuang kemerdekaan. 

Bahkan sang proklamator pada tanggal 13 September 1960 mendapatkan sambutan luar biasa dan standing applaus saat memaparkan Pancasila dalam sidang umum PBB (tontonlah you tube-nya, maka sahabat akan kembali bangga dengan Indonesia). Hanya sayangnya, generasi muda Indonesia masih kurang dapat menghargai dan menjaga warisan nilai dan gagasan luhur ini.

Sejarah Indonesia juga mencatat bahwa Indonesia, dibawah kepemimpinan sang proklamator pernah melakukan eksperimen demokrasi yang mahal ini, yaitu sistem pemilihan langsung. Namun akhirnya bung Karno mencabut UU No. 1 tahun 1957 yang mengatur Pilkada Langsung dengan pertimbangan undang-undang tersebut tidak sesuai dengan jati diri bangsa dan demokrasi asli Indonesia. 

Artinya, eksperimentasi pilkada langsung atau tidak langsung telah dilakukan di zaman bung Karno, dan tidak pantas kita stigmakan itu sebagai orba. Jangan sekali-kali melupakan sejarah, pesan bung Karno dalam pidato “jasmerah”.

Di hari Kesaktian Pancasila ini ada baiknya kita luangkan waktu menelisik kata demi kata yang tercantum dalam sila ke-4 Pancasila, "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". 

Kata “hikmat” melambangkan ketinggian spritualitas dan keluhuran budi pekerti . 

Kata “kebijaksanaan”, melambangkan kecerdasan, keseimbangan dan kedewasaan dalam berpikir. 

Kata “permusyaratan” mendorong kebersamaan sebagai satu bangsa dan menepis keegoan personal. 

Sedangkan kata “perwakilan” menjelaskan dengan gamblang tata cara berdemokrasi yang asli Indonesia.

Generasi muda yang terdidik wajib mengingatkan seluruh rakyat Indonesia untuk memilih wakil rakyat, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan yang lebih unggul, dari yang diwakili. Rakyat justru perlu didorong untuk cermat memilih wakilnya yang memiliki integritas, wawasan dan kemampuan berpikir yang jauh ke depan. Yang mampu menatap bangsa dalam perspektif jangka panjang, tidak yang terjerat oleh kepentingan sempit berjangka pendek.

Bayangkan kegaduhan bila sistem demokrasi yang kita bangun memaksa rakyat memilih wakil rakyat dan juga memilih pemimpin daerah secara sekaligus. Kepala daerah meremehkan saran dan pengawasan yang dilakukan DPRD, meski mereke memiliki hak legal formal untuk melakukan check and balance. Sebaliknya, DPRD yang merasa rakyat apatis terhadap mereka akan merasa bebas dan tanpa diawasi oleh rakyat sehingga perilakunya menjadi tidak terkontrol. 

Adapun rakyat tidak memiliki mekanisme (kanal/channel) untuk menagih janji atau mengontrol perilaku menyimpang dari kepala daerah, kecuali melalui demonstrasi yang melelahkan, menurunkan produktivitas bangsa dan bahkan mengandung resiko berubah anarki.

Efektivitas pengawasan korupsi dan money politik dalam pemilu langsung justru sulit dilakukan. Mengawasi tindak korupsi atau money politik dari wakil rakyat yang berjumlah lebih sedikit akan jauh lebih mudah. Penegak hukum, baik Kejagung, KPK atau PPATK, lebih mudah mengawasi segelintir rakyat yang ditunjuk jadi wakil rakyat dibandingkan mengawasi money politik yang melibatkan masyarakat secara luas pada mekanisme pemilihan langsung.

Sengketa dari 500 pilkada langsung yang menjadi beban MK yang berjumlah 9 hakim konstitusi jelas menguras biaya, waktu dan energi bangsa. Bahkan sidang umumnya gagal menghadirkan putusan adil dan berkualitas karena terbatasnya waktu dan tenaga yang dimiliki MK.

Penghematan anggaran setidaknya Rp 41 Triliun setiap tahun dapat dialokasikan untuk menambah ruang fiskal bagi pemerintah sehingga memungkinkan pemerintah menjalankan program-program kebangsaan yang membantu menghilangkan kemiskian dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan (Gini ratio sudah lampu merah, mencapai indeks 0.41).

Akar dari masalah demokrasi kita perlu kita pahami, terletak pada kualitas wakil rakyat dan partai politik. Tapi perlu kita sadari sepenuhnya, para wakil rakyat ini, kita suka atau tidak suka, adalah lembaga pembuat perundangan yang sah di republik tercinta ini. Mereka juga yang memiliki legitimasi yang sah dalam memilih figur-figur paling kompeten menjabat posisi-posisi strategis seperti panglima TNI, Kapolri, Ketua MK/ MA/BPKPK/PPATK, Gubernur BI, Komisioner OJK. Semua figur-figur lembaga negara itu adalah pemimpin-pemimpin bangsa, yang lahir dari pilihan-pilihan wakil-wakil rakyat Indonesia.

Maka tepat bila pengesahan UU pilkada via DPRD ini kita sebut sebagai era kembalinya demokrasi asli Indonesia. Rakyat yang semakin kritis dicerdaskan untuk berhati-hati dan selektif memilih wakil rakyat untuk dipercayakan duduk di DPR atau DPRD. Figur-figur berintegritas dan berkualitas harus bersedia masuk ke partai politik. Partai politik juga perlu semakin menyadari bahwa perekrutan putra-putra terbaik bangsa merupakan keniscayaan agar partai menjadi modern dan diterima masyakarat luas. Dengan ini, segala stigma negatif yang melekat kepada partai politik dan lembaga wakil rakyat dapat sama-sama kita benahi.

Peran wakil rakyat dalam bangunan demokrasi perlu kita perkuat, benahi dan terus sempurnakan. Bukan dengan hujatan, apalagi mencabut kewenangannya dalam sistem demokrasi kita. Benahi dengan ketulusan niat, kebeningan batin dan kearifan pikir. Maka kita akan mendapatkan sistem demokrasi yang efisien dalam biaya dan energy tapi efektif menghasilkan wakil rakyat berkualitas, yang menjadi penentu lahirnya pimimpin-pemimpin penuh integritas, profesional dan amanah di seluruh lembaga-lembaga negara.
Jika para pendiri bangsa dapat melahirkan gagasan besar, Pancasila. Kenapa kita, para generasi muda, tidak mampu mewujudkan gagasan besar kebangsaan itu secara bersama-sama?

Selamat merayakan hari Kesaktian Pancasila.
Perth, 1 Oktober 2014
Prayudhi Azwar
Tentang Pilkada Langsung dan Demokrasi Asli Indonesia
Benarkah penghapusan pilkada langsung merupakan upaya untuk mematikan hak berpolitik rakyat? Mari simak tulisan Prayudi Azhar berikut, agar pikiran kita terbuka.
~ Pancasila dan Demokrasi Asli Indonesia ~

Pernah kita bertanya kenapa negara ikon demokrasi seperti Amerika, Inggris dan Australia menerapkan pemilu secara tidak langsung (sistem perwakilan)? Mari sama-sama belajar agar rakyat Indonesia cerdas dengan tidak menghabiskan energi saling membully. Bukankah saling respek meski berbeda pendapat itu justru esensi demokrasi?

Rakyat Australia memilih pemimpin tidak secara langsung, tapi melalui anggota dewan (senator) yang mereka pilih. Para anggota dewan inilah yang kemudian dipercayakan memilih Prime Minister (PM) dan para pemimpin wilayah (Premiers). Tentu ada diantara anggota dewan yang tidak amanah, tapi penegakan hukum dilakukan atau mereka tidak dipilih kembali. Mekanisme ini berjalan terus sehingga kualitas anggota dewan terseleksi semakin baik.

Sistem pemilihan presiden di Amerika yang telah berlangsung dua abad juga melalui mekanisme tidak langsung. 270 dari 538 suara anggota dewan pemilih (semacam MPR) yang menjadi menjadi penentu kemenangan presiden Amerika dalam sistem electoral college ini. Sekali lagi, Amerika memilih presiden BUKAN melalui pemilu langsung atau yg dikenal dengan istilah popular vote.

Pemilu di Inggris juga dilakukan tidak secara langsung. 310 dari 326 distrik di Inggris menerapkan pilkada tidak langsung. Rakyat Inggris memilih anggota dewan, yang mereka sebut councillor.

Anggota dewan membentuk city council yang berwenang memutuskan pemimpin di distrik masing-masing. Sistem ini dikenal sebagai sistem “leader cabinet”.

Melihat best practice di negara-negara “mbah”-nya demokrasi, apakah ada diantara kita yang berani bilang, sistem demokrasi di negara-negara ikon demokrasi tersebut meniru orde baru? Apa kita akan katakan rakyat di Amerika, Inggris dan Australia sebagai terbelakang (dibandingkan rakyat Indonesia)? Sanggup kita berorasi bahwa di negara-negara tersebut “demokrasi telah mati”, karena mempercayakan pemilihan pemimpin melalui wakil rakyat? Lantas dengan gegabah kita ramai-ramai menuduh para wakil rakyat di negara-negara melanggar HAM, dengan tuduhan telah merampok hak konstitusi (suara) rakyat ?

Ayolah, saatnya kita menjadi rakyat yang cerdas. Boleh jadi memang sistem demokrasi Indonesia telah 'kebablasan', ini bisa kita ulas tersendiri. Juga sekali-kali kita bertanya, kenapa media asing menggugat pengesahan pilkada tidak langsung di Indonesia sementara mereka tidak pernah menggugat pemilu tidak langsung yang dilaksanakan di negara mereka? Ayo, kita bertanya, ada apa?

Bahkan Mike Barnes, pemimpin Labour Group Stoke Concil dan seorang politisi senior di Inggris mengingatkan rakyat Inggris untuk tidak menggunakan sistem pilkada langsung untuk memilih pemimpinnya. Itu disebabkan mereka sangat paham tingginya biaya kampanye yang dibutuhkan. Menelan sumber daya dan menyebabkan pemenang hanya orang yang punya banyak modal atau orang yang dimodali (diganduli kepentingan) pemodal besar. 

Barnes mengingatkan Inggris akan menyesal dan mengalami kerugian besar bila memaksakan memilih melalui pemiliu langsung. Ia menyarankan sistem councillor (perwakilan) karena diyakini ideal, dan rekam jejak serta kedekatan para councillors dengan warga yang diwakilinya dapat terjalin secara lebih baik.

Di tanah air, FITRA (lembaga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) mencatat “Biaya pilkada, diluar biaya kampanye dan politik uang, untuk kabupatan/kota menelan setidaknya Rp25 miliar, dan untuk pilkada provinsi Rp100 miliar. Keseluruhan pilkada di Indonesia menelan setidaknya Rp17 triliun”.

Besarnya biaya pilkada langsung di 500 propinsi/kota/kabupaten sangat membebani keuangan negara dan menjadi sumber kerugian yang besar bagi ekonomi Indonesia. Hal ini diperburuk oleh data Kementerian Dalam Negeri, yang mencatat 330 (86,22%) kepala daerah hasil pemilihan langsung tersangkut perkara korupsi. Korupsi menjadi keniscayaan karena tekanan kebutuhan menutupi besarnya biaya kampanye atau untuk membayar jasa para kapitalis/pemodal melalui penjatahan proyek-proyek bernilai miliaran/triliunan, yang membebani APBD dan menurunkan kualitas layanan publik.

Disamping best practice negara maju yang telah matang dalam demokrasi, bangsa Indonesia perlu kembali menggali akar sejarah bangsa. Tanpa kita menyadari, leluhur kita para pendiri bangsa Indonesia telah dengan sangat cerdas dan elegan melahirkan konsep demokrasi yang paling sesuai dengan jati diri Indonesia. Dasar negara Indonesia, Pancasila, merupakan hasil kedalaman dan kebijaksanaan berpikir para negarawan pejuang kemerdekaan. 

Bahkan sang proklamator pada tanggal 13 September 1960 mendapatkan sambutan luar biasa dan standing applaus saat memaparkan Pancasila dalam sidang umum PBB (tontonlah you tube-nya, maka sahabat akan kembali bangga dengan Indonesia). Hanya sayangnya, generasi muda Indonesia masih kurang dapat menghargai dan menjaga warisan nilai dan gagasan luhur ini.

Sejarah Indonesia juga mencatat bahwa Indonesia, dibawah kepemimpinan sang proklamator pernah melakukan eksperimen demokrasi yang mahal ini, yaitu sistem pemilihan langsung. Namun akhirnya bung Karno mencabut UU No. 1 tahun 1957 yang mengatur Pilkada Langsung dengan pertimbangan undang-undang tersebut tidak sesuai dengan jati diri bangsa dan demokrasi asli Indonesia. 

Artinya, eksperimentasi pilkada langsung atau tidak langsung telah dilakukan di zaman bung Karno, dan tidak pantas kita stigmakan itu sebagai orba. Jangan sekali-kali melupakan sejarah, pesan bung Karno dalam pidato “jasmerah”.

Di hari Kesaktian Pancasila ini ada baiknya kita luangkan waktu menelisik kata demi kata yang tercantum dalam sila ke-4 Pancasila, "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". 

Kata “hikmat” melambangkan ketinggian spritualitas dan keluhuran budi pekerti . 

Kata “kebijaksanaan”, melambangkan kecerdasan, keseimbangan dan kedewasaan dalam berpikir. 

Kata “permusyaratan” mendorong kebersamaan sebagai satu bangsa dan menepis keegoan personal. 

Sedangkan kata “perwakilan” menjelaskan dengan gamblang tata cara berdemokrasi yang asli Indonesia.

Generasi muda yang terdidik wajib mengingatkan seluruh rakyat Indonesia untuk memilih wakil rakyat, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan yang lebih unggul, dari yang diwakili. Rakyat justru perlu didorong untuk cermat memilih wakilnya yang memiliki integritas, wawasan dan kemampuan berpikir yang jauh ke depan. Yang mampu menatap bangsa dalam perspektif jangka panjang, tidak yang terjerat oleh kepentingan sempit berjangka pendek.

Bayangkan kegaduhan bila sistem demokrasi yang kita bangun memaksa rakyat memilih wakil rakyat dan juga memilih pemimpin daerah secara sekaligus. Kepala daerah meremehkan saran dan pengawasan yang dilakukan DPRD, meski mereke memiliki hak legal formal untuk melakukan check and balance. Sebaliknya, DPRD yang merasa rakyat apatis terhadap mereka akan merasa bebas dan tanpa diawasi oleh rakyat sehingga perilakunya menjadi tidak terkontrol. 

Adapun rakyat tidak memiliki mekanisme (kanal/channel) untuk menagih janji atau mengontrol perilaku menyimpang dari kepala daerah, kecuali melalui demonstrasi yang melelahkan, menurunkan produktivitas bangsa dan bahkan mengandung resiko berubah anarki.

Efektivitas pengawasan korupsi dan money politik dalam pemilu langsung justru sulit dilakukan. Mengawasi tindak korupsi atau money politik dari wakil rakyat yang berjumlah lebih sedikit akan jauh lebih mudah. Penegak hukum, baik Kejagung, KPK atau PPATK, lebih mudah mengawasi segelintir rakyat yang ditunjuk jadi wakil rakyat dibandingkan mengawasi money politik yang melibatkan masyarakat secara luas pada mekanisme pemilihan langsung.

Sengketa dari 500 pilkada langsung yang menjadi beban MK yang berjumlah 9 hakim konstitusi jelas menguras biaya, waktu dan energi bangsa. Bahkan sidang umumnya gagal menghadirkan putusan adil dan berkualitas karena terbatasnya waktu dan tenaga yang dimiliki MK.

Penghematan anggaran setidaknya Rp 41 Triliun setiap tahun dapat dialokasikan untuk menambah ruang fiskal bagi pemerintah sehingga memungkinkan pemerintah menjalankan program-program kebangsaan yang membantu menghilangkan kemiskian dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan (Gini ratio sudah lampu merah, mencapai indeks 0.41).

Akar dari masalah demokrasi kita perlu kita pahami, terletak pada kualitas wakil rakyat dan partai politik. Tapi perlu kita sadari sepenuhnya, para wakil rakyat ini, kita suka atau tidak suka, adalah lembaga pembuat perundangan yang sah di republik tercinta ini. Mereka juga yang memiliki legitimasi yang sah dalam memilih figur-figur paling kompeten menjabat posisi-posisi strategis seperti panglima TNI, Kapolri, Ketua MK/ MA/BPKPK/PPATK, Gubernur BI, Komisioner OJK. Semua figur-figur lembaga negara itu adalah pemimpin-pemimpin bangsa, yang lahir dari pilihan-pilihan wakil-wakil rakyat Indonesia.

Maka tepat bila pengesahan UU pilkada via DPRD ini kita sebut sebagai era kembalinya demokrasi asli Indonesia. Rakyat yang semakin kritis dicerdaskan untuk berhati-hati dan selektif memilih wakil rakyat untuk dipercayakan duduk di DPR atau DPRD. Figur-figur berintegritas dan berkualitas harus bersedia masuk ke partai politik. Partai politik juga perlu semakin menyadari bahwa perekrutan putra-putra terbaik bangsa merupakan keniscayaan agar partai menjadi modern dan diterima masyakarat luas. Dengan ini, segala stigma negatif yang melekat kepada partai politik dan lembaga wakil rakyat dapat sama-sama kita benahi.

Peran wakil rakyat dalam bangunan demokrasi perlu kita perkuat, benahi dan terus sempurnakan. Bukan dengan hujatan, apalagi mencabut kewenangannya dalam sistem demokrasi kita. Benahi dengan ketulusan niat, kebeningan batin dan kearifan pikir. Maka kita akan mendapatkan sistem demokrasi yang efisien dalam biaya dan energy tapi efektif menghasilkan wakil rakyat berkualitas, yang menjadi penentu lahirnya pimimpin-pemimpin penuh integritas, profesional dan amanah di seluruh lembaga-lembaga negara.

Jika para pendiri bangsa dapat melahirkan gagasan besar, Pancasila. Kenapa kita, para generasi muda, tidak mampu mewujudkan gagasan besar kebangsaan itu secara bersama-sama?

Selamat merayakan hari Kesaktian Pancasila.
Perth, 1 Oktober 2014
Prayudhi Azwar

Doa Nadi Ali Kabir

Posted: May 16, 2012 in Kumpulan Doa
Tags: ,
6
Doa adalah sebuah pengantar bagi kita untuk bermunajat pada Tuhan, maka berdoalah niscaya Aku kabulkan permintaanmu begitulah firmannya.
Doa nadi di bawah ini dilengkapi dengan teks bahasa arab ….

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل عل محمد واعل محمد
نَادِعَلِياً مَظْهَرَاْلعَجَااِبِ تَجِدْهُ عَوْنًالَكَ فِالنَّوَاأِبِ

Panggilah Ali yang di tampakkan padanya berbagai keajaiban,akan engkau dapati dia sebagai pertolongan bagimu di dalam berbagai bencana penderitaan

لِى اِلَ اللهِ حَاجَت وَعَلَيْهِ مُعَوَّلِى كُلَّ مَاأَمَرْتَهُ وَرَمَيْتُ مُنْقَضِ فِ ظِلِّ اللهِ وَيُضْلِلِ اللهُ لِي دَعُوْكَ كُلَّ هَمٍّ وَغَمٍّ سَيَنْجَلِى

Pada Allah kumiliki kebutuhanku,pada-NYA-lah sandaran diriku,setiap kali engkau meminta padaNYA dan setiap kali ku lemparkan berat bebanku itu,aku memohon padaMU agar segala duka dan kesedihan hilang tersapu

بِعَظَمَتِكَ يَااللهُ بِنُبُوَّ تِكَ يَامُحَمَّدُ بِوِلَايَتِكَ (يَاعَلىٌّ ×٣) أَدْرِكْنِ بِحَقِ لُطْفِكَ الْخَفِيِّ

Dengan kebesaranMU ya Allah,dengan kenabianmu ya Muhammad,dengan kewalianmu ya Ali 3x tolonglah diriku ini dengan hak perlindungan Allah bagimu yang tersembunyi

اللهُ اَكْبَرْ, اَنَامِنْشَرِّأَعْدَئِكَ بَرِئُ للهُ صَمَدِىْ.مِنْ عِنْدِكَ مَدَدِىْ وَعَلَيْكَ مُعْتَمَدِى

Allah Maha Besar,aku berlepas diri dari musuh-musuhMU, Allah tumpuan harapanku,dari sisiMU lah pertolonganku dan padaMU lah sandaran diriku

بِحَقِّ اِيَّاكَ نَعْبُدُوَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنِ يَااَبَااْلغَيْثِ اَغِثْنِ يَااَبَااْل حَسَنَيْنِ أَدْرِكْنِ يَاسَيْفَ اللهُ أَدْرِكْنِ يَابَابَ اللهِ أَدْرِكْنِ يَاحُجَّتَ اللهِ أَدْرِكْنِ يَاوَلِيَّ اللهِ أَدْرِكْنِ بِحَقِّ لُطْفِكَ الْخَفِيِّ

Dengan kebenaran kalimat “ iyyaka na’budu wa iyyaka nastain ” (hanya kepadaMU kami menyembah dan hanya kepadaMU kami memohon pertolongan).wahai bapak pertolongan,tolonglah aku.wahai ayah dua kebaikan Hasan dan Husain,tolonglah aku.wahai pedang Allah,tolonglah aku.wahai pintu Allah,tolonglah aku.wahai bukti kebenaran Allah,tolonglah aku.wahai wali Allah,tolonglah diriku ini dengan hak perlindungan Allah bagimu yang tersembunyi

يَاقَهَّارُتَقَهَّرْتَ بِالْقَهْرِوَالْقَهْرُفِقَهْرِقَهْرِكَ يَاقَاهِرَالْعَدَوِّيَاوَالِيَ الْوَلِيِّ يَامَظْهَرَالْعَجَاأِبِ يَامَرْتَضَى عَلِيُّ رَمَيْتُ مَنْ بَغَ عَلِيَّ بِسَهْمِ اللهِ وَسَيْفِ اللهِ الْقَاتِلِ
Wahai Yang Maha Mengalahkan,engkau berkuasa mengalahkan dengan paksaan dan kemenangan ada dalam kuasa paksaMU yang mengalahkan,Wahai Yang Maha mengalahkan ,wahai yang mengalahkan lawan ,wahai yang berkuasa atas wali penolong yang memberikan pertolongan. Wahai yang di tampakkan padanya berbagai keajaiban, wahai Ali yang mendapatkan kerhidoan, dengan panah dan pedang Allah yang mematikan 

اُفَوِّضُ اَمْرِىْ اِلَ اللهِ اِنَّ اللهَ بَسِيْرٌبِالْعِبَادِوَاِلَهُكُمْ اِلَهُ وَاحِدٌلَااِلَهَ اِلاَّهُوَالرَّحْمَنُارَّحِيْمُ أَدْرِكْنِ يَاغِيَا ثَ لْمُسْتَغِيْثِيْنَ يَادَلِيْلَ الْمُتَحَيِّرِيْنَ يَااَمَانَ الْخَأِفِيْنَ. يَامُعِيْنَ الْمُتَوَكِّلِيْنَ يَارَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ يَااِلَهَ الْعَالَمِيْنَ بِرَحْمَتِكَ وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَاَلِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُلِلهِ
 رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Kepada Allah urusanku ku serahkan,sesungguhnya Allah terhadap hamba-hamba-NYA Maha menyaksikan dan Tuhan kamu sekalian adalah Tuhan yang satu,tak berbilang,tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha pengasih lagi maha penyayang,tolonglah diriku ini,wahai penolong orang-orang yang memohon pertolongan.wahai petunjuk jalan orang-orang yang kebingungan,wahai tumpuan keselamatan orang-orang yang ketakutan,wahai pembantu orang-orang yang pasrah menyerahkan egala urusan,wahai yang mengasihi orang-orang miskin yang kekurangan,wahai Tuhan semesta alam kejadian dengan rahmat-MU dan sholawat Allah atas junjungan kami Muhammad dan keluarganya sekalian dan segala puji Allah pemelihara semesta alam penciptaan.

Faedah Membaca Nadi ‘Aliyyan
Nadi ‘Aliyyan dibawa oleh Malaikat Jibril dari Allah Swt kepada Nabi suci saw pada peristiwa Perang Khaybar. Membaca doa singkat ini memiliki banyak manfaat. Berikut di antara manfaat tersebut.

1. Apabila seseorang dikelilingi oleh musuh-musuh, hendaknya ia membacakan Nadi ‘Aliyyan pada tanah, kemudian lemparkanlah ke musuh. Pengaruhnya adalah musuh-musuh tidak bisa mengganggu si pendoa.
2. Apabila seseorang takut pada musuh-musuh, hendaknya ia membaca Nadi ‘Aliyyan sebanyak 27 kali dalam sehari, musuh-musuh akan tunduk.
3. Agar selamat dari pengaruh-pengaruh buruk sihir, bacalah tujuh kali Nadi ‘Aliyyan di atas air, minumlah sebagian darinya, sisanya dipakai buat mandi.
4. Untuk menghilangkan efek-efek buruk dari racun, tulislah Nadi ‘Aliyyan pada piring tanah liat china dengan za’faron, kemudian bacalah 21 kali, dan cucilah piring tersebut dengan air bersih, dan minumkan air tersebut kepada orang yang terkena racun.
5. Untuk penyakit yang tak dapat disembuhkan, bacalah Nadi ‘Aliyyan sebanyak 21 kali pada segelas air dan minumkanlah kepada orang yang sakit.
6. Untuk melepaskan kesulitan dan kecemasan yang mengganggu, bacalah Nadi ‘Aliyyan 1000 kali di dalam rumah.
7. Apabila ada kesalahpahaman atau konflik dengan sejumlah orang, bacalah Nadi ‘Aliyyan 71 kali dan kunjungilah orang yang berkonflik dengan kita, selanjutnya cinta dan pemahaman akan tercinta di antara Anda dan orang tersebut.
8. Agar bebas dari tuduhan-tuduhan palsu, bacalah Nadi ‘Aliyyan 40 kali di pagi hari, maka Anda akan diperlakukan dengan hormat.
9. Apabila orang membaca Nadi ‘Aliyyan 25 kali sebelum shalat Jumat, maka penyakit kurang tidur atau insomnia akan sembuh.
10. Untuk kesejahteraan dan kehormatan, hendaknya orang membaca Nadi ‘Aliyyan 21 kali sehari.
11. untuk mendapatkan kekayaan dan kesejahteraan, bacalah Nadi ‘Aliyyan 12 kali setiap hari di pagi hari.
12. Pembaca Nadi ‘Aliyyan 17 kali sehari, akan menaklukkan musuh.

Doa Jawsyan Kabir

Posted: October 1, 2012 in Kumpulan Doa
Tags: ,
Doa Jawsyan Kabir
dalam Hadis Nabi saw dan Ahlul baitnya (sa)
Dalam kitab Al-Baladul Amîn dan Al-Mishbâh disebutkan:
Imam Ali Zainal Abidin (sa) meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi saw, ia berkata: “Ketika Nabi saw berada dalam salah satu peperangan, datanglah malaikat Jibril (as) kepadanya dan berkata: Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan berfirman: ‘Pakailah Jawsyan ini dan bacalah, doa ini akan menjadi pelindung bagimu dan umatmu.” Beliau menyebutkan keutamaan doa ini, antara lain:

  1. Jika teks doa ini dituliskan pada kain kafan, sang mayit akan diselamatan dari api neraka.
  2. Jika dibaca dengan ikhlas di bulan Ramadhan, ia akan dikaruniai malam Al-Qadar, diciptakan baginya 70 ribu malaikat semuanya bertasbih kepada Allah swt lalu pahala dihadiahkan kepada yang membacanya.
  3. Jika dibaca di bulan Ramadhan (3 kali), Allah swt mengharamkan jasadnya dari api neraka, mewajibkan baginya surga, dan mewakilkan kepada dua malaikat  untuk menjaganya dari kemaksiatan dan dalam sepanjang hidupnya ia berada dalam pengamanan Allah swt.
Di akhir riwayat tersebut Al-Husein (sa) berkata: “Ayahku Ali bin Abi Thalib (sa) berwasiat kepadaku agar aku menjaga dan memuliakan doa ini, menuliskan pada kain kafannya, mengajarkan kepada keluargaku dan menganjurkan mereka agar membacanya. Doa ini terdiri dari seribu Asma Allah yang di dalamnya terdapat Ismul A’zham.”
Allamah Al-Majlisi, penulis kitab Bihârul Anwâr (kitab hadis dan riwayat) yang terdiri dari 120 jilid. Dalam kitabnya Zâdul Ma’âd ia mengatakan: Doa Jawsyan Kabir sangat dianjurkan untuk dibaca pada awal bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam Al-Qadar. Doa ini terdiri dari 100 pasal, setiap pasal terdapat sepuluh Asma Allah, dan setiap akhir pasal membaca:
سُبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
 Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
Doa ini telah disyarahi oleh seorang ulama besar dan filosuf isyraqi yaitu Mulla Hadi Sabzawari. Dalam kitab syarahnya disebutkan tentang keajaiban doa ini. Semoga kita yang membacanya menemukan keajaiban doa ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab tersebut dan seperti orang-orang mukmin yang telah merasakannya.
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
  (1) اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا اَللهُ، يَا رَحْمَنُ، يَا رَحِيْمُ، يَا كَرِيْمُ، يَا مُقيمُ، يَا عَظِيْمُ، يَا قَدِيْمُ، يَا عَلِيْمُ، يَا حَلِيْمُ، يَا حَكِيْمُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as aluka bismika yâ Allâhu, yâ Rahmânu, yâ Rahîmu, yâ Karîmu, yâ Muqîmu, yâ ‘Azhîmu, yâ Qadîmu, yâ ‘Alîmu, yâ Halîmu, yâ Hakîm(u). Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
 Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu, ya Allah ya Rahman ya Rahim, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Terdahulu, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Santun, wahai Yang Bijaksana.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(2) يَا سَـيِّدَ السَّادَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ، يَا رَافِعَ الدَّرَجَاتِ، يَا وَلِيَّ الْحَسَنَاتِ، يَا غَافِرَ الْخَطِيْئَاتِ، يَا مُعْطِيَ الْمَسْأَلاَتِ، يَا قَابِلَ التَّوْبَاتِ، يَا سَامِعَ اْلاَصْوَاتِ، يَا عَالِمَ الْخَفِيَاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَاتِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yaa Sayyidas sâdât, yâ Mujîbad da’awât, yâ Râfi’ad darajât, yâ Waliyyal hasanât, yâ Ghâfiral khathîât, yâ Mu’thiyal mas-alât, yâ Qâbilat tawbât, yâ Sâmi’al ashwât,  yâ ‘Alimal khafiyât, yâ Dâfi’al baliyyât(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
 Wahai Penghulu semua penghulu, wahai Yang Mengijabah semua doa, wahai Yang Meninggikan semua derajat, wahai Yang Memiliki semua kebaikan, wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Memberi semua permintaan, wahai Yang Menerima semua taubat, wahai Yang Mendengar semua suara, wahai Yang Mengetahui semua yang tersembunyi, wahai Yang Menolak bala’.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(3) يَا خَيْرَ الْغَافِرِيْنَ، يَا خَيْرَ الْفاتِحِيْنَ، يَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ، يَا خَيْرَ الْحَاكِمِيْنَ، يَا خَيْرَ الرَّازِقِيْنَ، يَا خَيْرَ الْوَارِثِيْنَ، يَا خَيْرَ الْحَامِدِيْنَ، يَا خَيْرَ الذَّاكِرِيْنَ، يَا خَيْرَ الْمُنْزِلِيْنَ، يَا خَيْرَ اْلمُحْسِنِيْنَ.
سُـبْحَانَ(كَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Khayral ghâfirîn, yâ Khayral fâtihîn, yâ Khayran nâsirîn, yâ Khayral hâkimîn, yâ Khayrar râziqîn, yâ Khayral wâritsîn, yâ Khayral hâmidîn, yâ Khayradz dzâkirîn, yâ Khayral munzilîn, yâ Khayral muhsinîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Terbaik dari semua yang mengampuni, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi kemenangan, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi pertolongan, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi rizki, wahai Yang Terbaik dari semua yang mewarisi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memuji, wahai Yang Terbaik dari semua yang mengingat, wahai Yang Terbaik dari semua yang menurunkan sesuatu, wahai Yang Terbaik dari semua yang berbuat kebaikan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (4) يَا مَنْ لَهُ الْعِزَّةُ وَالْجَمَالُ، يَا مَنْ لَهُ الْقُدْرَةُ وَالْكَمَالُ، يَا مَنْ لَهُ الْمُلْكُ وَالْجَلاَلُ، يَا مَنْ هُوَ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالُ، يَا مُنْشِىءَ الْسَّحَابِ الثِّقَالِ،
يَا مَنْ هُوَ شَدِيْدُ الِْمحَالِ، يَا مَنْ هُوَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ، يَا مَنْ هُوَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ،
يَا مَنْ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ، يَا مَنْ عِنْدَهُ اُمُّ الْكِتَابِ.سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man lahul ‘izzatu wal jamâl, yâ Man lahul qudratu wal kamâl, yâ Man lahul mulku wal jalâl, yâ Man huwal kabîrul muta’âl, yâ Munsyias sahâbits tsiqâl, yâ Man Huwa syadîdul mihâl, yâ Man Huwa sarî’ul hisâb, yâ Man Huwa syadîdul ‘iqâb, yâ Man ‘indahu husnuts tsawâb, yâ Man ‘indahu ummut kitâb(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
 Wahai Yang Memiliki kemuliaan dan keindahan, wahai Yang Memiliki kekuasaan dan kesempurnaan, wahai Yang Memiliki kerajaan dan keagungan, wahai Yang kerajaan dan kemuliaan, wahai Yang meninggikan awan yang tebal, wahai Yang Maha Keras tipudaya-Nya terhadap musuh-musuh-Nya, wahai Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, wahai Yang Maha Pedih siksa-Nya, wahai Yang di sisi-Nya pahala yang baik, wahai Yang di sisi-Nya ummul kitab.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(5) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ يَا دَيَانُ يَا بُرْهَانُ يَا سُلْطَانُ يَا رِضْوَانُ يَا غُفْرَانُ يَا سُبْحَانُ يَا مُسْتَعَانُ يَا ذَا الْمَنِّ وَالْبَيَانِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ Hannânu, yâ Mannânu, yâ Dayyanu, yâ burhânu, yâ Sulthânu, yâ Ridhwânu, yâ Ghufrânu, yâ Subhânu, yâ Musta’ânu, yâ Dzal manni wal bayân(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu, wahai Yang Maha Yang Maha Penyayang, wahai Maha Pemberi karunia, wahai Perkasa, wahai Bijaksana hujjah-Nya, wahai Maha Kuasa, wahai Yang Maha Meridhai, wahai Yang Maha Mengampuni, waha Yang Maha Suci, wahai Tempat memohon pertolongan, wahai Yang Memiliki karunia dan semua kenikmatan yang besar.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (6) يَا مَنْ تَوَاضَعَ كُلُّ شَيْء لِعَظَمَتِهِ، يَا مَنِ اسْتَسْلَمَ كُلُّ شَيْء لِقُدْرَتِهِ، يَا مَنْ ذَلَّ كُلُّ شَيْء لِعِزَّتِهِ،
يَا مَنْ خَضَعَ كُلُّ شَيْء لِهَيْبَتِهِ، يَا مَنِ انْقَادَ كُلُّ شَيْء مِنْ خَشْيَتِهِ، يَا مَنْ تَشَقَّقَتِ الْجِبَالُ مِنْ مَخَافَتِهِ، يَا مَنْ قَامَتِ
السَّمَاوَاتُ بِاَمْرِهِ، يَا مَنِ اسْتَقَرَّتِ اْلاَرَضُونَ بِاِذْنِهِ، يَا مَنْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ، يَا مَنْ لاَ يَعْتَدِي عَلَى اَهْلِ مَمْلَكَتِهِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man tawâdha’a kullu syay-in li’adhâmatihi, yâ Manis taslama kullu syay-in liqudratihi, yâ Man dzalla kullu syay-in li’izzatihi, yâ Man khadha’a syay-in lihaybatihi, yâ Manin qâda kullu syay-in min khasyyatihi, yâ Man tasyaqqaqatil jibâlu min makhâfatihi, yâ Man qâmatis samâwâtu bi amrihi, yâ Manis taqârrâtil arâdhûna bi idznihi, yâ Man yusabbihur râ’du bihamdihi, yâ Mal lâ ya’tadî ‘alâ ahli mamlakatih(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang pada keagungan-Nya tunduk segala sesuatu, wahai Yang pada kekuasaan-Nya pasrah segala sesuatu, wahai Yang pada keagungan-Nya merendah segala sesuatu, wahai Yang pada kebesaran-Nya tunduk segala sesuatu, wahai Yang karena takut pada-Nya merunduk segala sesuatu, wahai yang karena takut pada-Nya hancur semua gunung, wahai Yang dengan perintah-Nya langit menjadi tegak, wahai Yang dengan izin-Nya terhampar, wahai Yang dengan pujian-Nya halilintar bertasbih , wahai Yang tidak menzalimi penghuni kerajaan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(7) يَا غَافِـرَ الْخَطَايَا، يَا كَاشِفَ الْبَلاَيَا، يَا مُنْتَهَي الرَّجَايَا، يَا مُجْـزِلَ الْعَطَايَا، يَا وَاهِبَ الْهَدَايَا،
يَا رَازِقَ الْبَرَايَا، يَا قَاضِيَ الْمَنَايَا، يَا سَامِعَ الشَّكَايَا، يَا بَاعِثَ الْبَرَايَا، يَا مُطْلِقَ اْلاُسَارَى.
س سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Ghâfiral khathâyâ, yâ Kâsyifal balâyâ, yâ Muntahar rajâyâ, yâ Mujzilal ‘athâyâ, yâ  Wâhibal hadâyâ, yâ Râziqal barâyâ, yâ Qâdhiyal manâyâ, yâ Saami’as syakaayaa, yâ Bâ’itsal barayâ, yâ Mutliqal usârâ.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Menghilangkan segala bala’, wahai Yang Akhir dari semua harapan, wahai Yang Melimpahkan pemberian, wahai Yang Mencurahkan semua karunia, wahai Yang Memberi rizki semua makhluk, wahai Yang Menunaikan semua harapan, wahai Yang Mendengar semua pengaduan, wahai Yang Membangkitkan manusia, wahai Yang Membebaskan semua tawanan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(8) يَاذَا الْحَمْدِ وَالثَّنَاءِ، يَا ذَا الْفَخْرِ وَاْلبَهَاءِ، يَا ذَا الَْمجْدِ وَالسَّـنَاءِ، يَا ذَا الْعَهْدِ وَالْوَفَاءِ، يَا ذَا الْعَفْوِ وَالرِّضَاءِ،
يَا ذَا الْمَنِّ وَالْعَطَاءِ، يَا ذَا الْفَضْـلِ وَالْقَضَاءِ، يَا ذَا الْعِزِّ وَالْبَقَاءِ، يَا ذَا الْجُودِ وَالسَّخَاءِ، يَا ذَا اْلاَلاَءِ
وَالنَّعْمَاءِ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Dzal hamdi wats tsanâ’i, yâ Dzal fakhri wal bahâ’i, yâ Dzal Majdi was sanâ’i, yâ Dzal ‘ahdi wal wafâ’i, yâ Dzal ‘afwi war ridhâ’i, yâ Dzal manni wal ‘athâ’i, yâ Dzal fadhli wal qadhâ’i, yâ Dzal ‘izzi wal baqâ’i, yâ Dzal jûdi was sakhâ’i, yâ Dzal âlâi wan na’mâi.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Memiliki segala puja dan puji, wahai Yang Memiliki keagungan dan kebesaran, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan cahaya, wahai Yang Memiliki janji dan kesetian, wahai Yang Memiliki pengampuan dan ridha, wahai Yang Memiliki karunia dan pemberian, wahai Yang Memiliki keutamaan dan ketentuan, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan keabadian, wahai Yang Memiliki kedermawanan dan kasih saying, wahai Yang Memiliki semua karunia dan kenikmatan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(9) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا مَانِعُ، يَا دَافِعُ، يَا رَافِعُ، يَا صَانِعُ، يَا نَافِعُ، يَا سَامِعُ، يَا جَامِعُ، يَا شَافِعُ، يَا وَاسِعُ، يَا مُوْسِعُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ Mâni’u, yâ Dâfi’u, yâ Râfi’u, yâ Shâni’u, yâ Nâfi’u, yâ Sâmi’u, yâ Jâmi’u, yâ Syâfi’u, yâ Wâsi’u, yâ Muusi’u.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu, wahai Yang Maha Menghalangi, wahai Yang Maha Menolak, wahai Yang Meninggikan, wahai Yang Maha Menciptakan, wahai Yang Memberi manfaat, wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Meliputi, wahai Yang Maha Memberi syafaat, wahai Yang Maha Luas, wahai Yang Maha Memberi keluasan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(10) يَا صَانِعَ كُلِّ مَصْنُوعٍ، يَا خَالِقَ كُلِّ مَخْلُوقٍ، يَا رَازِقَ كُلِّ مَرْزُوقٍ، يَا مَالِكَ كُلِّ مَمْلُوكٍ، يَا كَاشِفَ كُلِّ مَكْرُوبٍ،
يَا فَارِجَ كُلِّ مَهْمُومٍ، يَا رَاحِمَ كُلِّ مَرْحُومٍ، يَا نَاصِرَ كُلِّ مَخْذُولٍ، يَا سَاتِرَ كُلِّ مَعْيُوبٍ، يَا مَلْجَأَ كُلِّ
مَطْرُودٍ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Shâni’a kulli mashnû’in, yâ Khâliqa kulli makhlûqin, yâ Râziqa kulli marzuuqin, yâ Mâlika kulli mamlûkin, yâ Kâsyifa kulli makrûbin, yâ Fârija kulli mahmûmin, yâ Râhima kulli marhûmin, yâ Nâshira kulli makhdzûlin, yâ Sâtira kulli ma’yûbin, yâ Malja a kulli mathrûd(in).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Membuat semua yang ciptaan, wahai Yang Memciptakan semua makhluk, wahai Yang Memberi rizki semua yang diberi rizki, wahai Yang Maha Memiliki dari semua yang dimiliki, wahai Yang Menghilangkan semua derita, wahai Yang Membahagiakan semua duka, wahai Yang Menyayangi semua yang disayangi, wahai Yang Menolong semua yang terhina, wahai Yang Menutupi semua yang tercela, wahai Yang melindungi semua yang terusir.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (11) يَا عُدَّتِى عِنْدَ شِدَّتِي، يَا رَجَائِي عِنْدَ مُصِيْبَتِي، يَا مُونِسِي عِنْدَ وَحْشَتِي، يَا صَاحِبِي عِنْدَ غُرْبَتِي، يَا وَلِيِّي عِنْدَ نِعْمَتِي،
يَا غِيَاثِى عِنْدَ كُرْبَتِى، يَا دَلِيْلِي عِنْدَ حَيْرَتِى، يَا غِنَائِى عِنْدَ افْـتِقَارِى، يَا مَلْجَئِي عِنْدَ
اضْطِرَارِى، يَا مُعِيْنِى عِنْدَ مَفْزَعِى. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ ‘Uddati ‘inda syiddatî, yâ Rajâî ‘inda mushîbatî, Mûnisî ‘inda wahsyatî, Shâhiba ‘inda ghurbatî, yâ Waliyyî ‘inda ni’matî, yâ Ghiyâtsi ‘inda kurbatî, yâ Dalîlî ‘inda hayratî, yâ Ghinâî ‘indaftiqârî, yâ Maljaî ‘indadh thirârî, yâ Mu’înî ‘inda mafza’î.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Pelindungku dalam deritaku, wahai Harapanku dalam musibahku, wahai Penghiburku dalam kesepianku, wahai Sahabatku dalam keterasinganku, wahai kekasihku dalam nikmatku, wahai Pembimbingku dalam kebingunganku, wahai Kekayaanku dalam kefakiranku, wahai Sandaranku dalam kesengsaraanku, wahai Penolongku dalam pencarian perlindungan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(12) يَا عَلاَّمَ الْغُيُوبِ، يَا غَفَّارَ الذُّنُوبِ، يَا سَتَّارَ الْعُيُوبِ، يَا كَاشِفَ الْكُرُوبِ، يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، يَا طَبِيْبَ الْقُلُوبِ،
يَا مُنَوِّرَ الْقُلُوبِ، يَا اَنِيْسَ الْقُلُوبِ، يَا مُفَرِّجَ الْهُمُومِ، يَا مُنَفِّسَ الْغُمُومِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ ‘Allamal ghuyûbi, yâ Ghaffaradz dzunûbi, yâ Sattaral ‘uyûbi, Kâsyifal kurûbi, Muqalli qulûbi, yâ Thabîbal qulûbi yâ Munawwiral qulûbi, yâ Anîsal qulûbi, yâ Mufarrijal humûmi, yâ Munaffisal ghumûm(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Maha Mengetahui semua yang ghaib, wahai Yang Maha Mengampuni semua dosa, wahai Yang Menutupi semua aib, wahai Yang Menghilangkan semua derita, waha Yang Memutar-balikkan hati, wahai Yang Mengobati semua hati, wahai Yang Menyinari semua hati, wahai Yang Menghibur semua hati, wahai Yang Membahagiakan semua duka, wahai Yang Menghilangkan semua derita.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (13) اَللَّهُمَّ اِنّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا جَلِيلُ، يَا جَمِيلُ، يَا وَكِيلُ، يَا كَفِيلُ، يَا دَلِيلُ، يَا قَبِيلُ، يَا مُدِيلُ، يَا مُنِيلُ، يَا مُقِيلُ، يَا مُحِيلُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma inni as-aluka bismika yâ Jalîlu, yâ Jamîlu, Wakîlu, Kafîlu, Dalîlu, Qabîlu, Mudîlu, Munîlu, Muqîlu, Muhil (u).
Subhanaka ya Lailaha illa Anta Al-Ghawts Ghawts, khallishna minan nari ya Rabb.

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Indah, wahai Yang Mewakili semua urusan, wahai Yang Menjamin semua keperluan, wahai Yang Memberi petunjuk pada keselamatan, wahai Yang Maha Menerima taubat, wahai Yang Mengatur waktu, wahai Yang Memberi karunia, wahai Yang Menghilangkan bekas kesalahan, wahai Yang Merubah keadaan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(14) يَا دَلِيلَ الْمُتَحَيِّرِينَ، يَا غِيَاثَ الْمُسْـتَغِيثِيْنَ، يَا صَرِيخَ الْمُسْتَصْرِخِيْنَ، يَا جَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ، يَا اَمَانَ الْخَائِفِيْنَ،
يَا عَوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا رَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ، يَا مَلْجَأَ الْعَاصِـيْنَ، يَا غَافِـرَ الْمُذْنِبِيْنَ، يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ
الْمُضْطَرِّيْنَ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Dalîlal Mutahayyirîna, yâ Ghiyâtsal mustaghitsîna, yâ Sharîkhal mustashrikhîna, yâ Jâral mustajirîna, yâ Amânal khâifîna, yâ ‘Awnal mu’rninîna, yâ Râhimal masâkîna, yâ Malja-al ‘âshîna, yâ Ghâfiral mudznibîna, yâ Mujîba da’watil mudhtharrîna.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Membimbing orang-orang yang kebingungan, wahai Yang Melindungi orang-orang yang mencari perlindungan, wahai Yang Menolong orang-orang yang menjerit kesulitan, wahai Melindungi orang-orang yang mencari perlindungan, wahai Yang Mengamankan orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Menolong orang-orang yang beriman, wahai Yang Menyayangi orang-orang miskin, wahai Tempat berlindung orang-orang yang bermaksiat, wahai Yang Mengampuni orang-orang yang berdosa, wahai Yang Mengijabah doa orang-orang yang sengsara.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(15) يَا ذَا الْجُودِ وَاْلاِحْسَانِ، يَا ذَا الْفَضْلِ وَاْلاِمْتِنَانِ، يَا ذَا اْلاَمْنِ وَاْلاَمَانِ، يَا ذَا الْقُدْسِ وَالسُّبْحَانِ، يَا ذَا الْحِكْمَةِ وَالْبَيَانِ،
يَا ذَا الرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ، يَا ذَا الْحُجَّةِ وَالْبُرْهَانِ، يَا ذَا الْعَظَمَةِ وَالسُّـلْطَانِ، يَا ذَا الرَّأْفَةِ
وَالْمُسْتَعَانِ، يَا ذَا الْعَفْوِ وَالْغُفْرَانِ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Dzal jûdi wal ihsâni, yâ Dzal fadhli wal imtinâni, yâ Dzal amni wal amâni, yâ Dzal qudsi was subhani, yâ Dzal hikmati wal bayâni, yâ Dzal rahmati war ridhwâni, yâ Dzal hujjati wal burhâni, yâ Dzal ‘azhamati was sulthâni, yâ Dzar ra’fati walmusta’âni, yâ Dzal ‘afwi wal ghufrân(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Memiliki kedermawanan kebaikan, wahai Yang Memiliki karunia dan anugerah, wahai Yang Memiliki keamanan dan pengamanan, wahai Yang Memiliki kesucian dan kesempurnaan, wahai Yang Memiliki hikmah dan penjelasan, wahai Yang Memiliki rahmat dan keridhaan, wahai Yang Memiliki hujjah dan burhan, wahai Yang Memiliki keagungan dan kekuasaan, wahai Yang Memiliki kasih-sayang dan pertolongan, wahai Yang Memiliki maaf dan pengampunan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (16) يَا مَنْ هُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ اِلَهُ كُلِّ شَيءٍ، يَا مَنْ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ صَانِعُ كُلِّ شَيْءٍ،
يَا مَنْ هُوَ قَبْلَ كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ بَعْدَ كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ فَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ عَالِمٌ بِكُلِّ
شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ قَادِرٌ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، يَا مَنْ هُوَ يَبْقَى وَيَفْنَى كُلُّ شَيْءٍ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man Huwa Rabbu kulli syay-in, yâ Man Huwa Ilahu kulli syay-in, Man Huwa Khaliqu kulll syay-in, Man Huwa Shani’u kulli syay-in, Man Huwa qabla kulli syay-in, Man Huwa ba’da kulli syay-in, Man Huwa fawqa kulli syay-in, Man Huwa ‘Alimun bikulli syay-in, Man Huwa Qâdirun‘alâ kulli syay-in, yâ Man Huwa yabqa wa yafnâkullu syay-in.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Dia Pengatur segala sesuatu, wahai Dia Tuhan segala sesuatu, wahai Dia Pencipta segala sesuatu, wahai Dia Pembuat segala sesuatu, wahai Dia yang ada sebelum segala sesuatu, wahai Dia yang ada sesudah segala sesuatu, wahai Dia di atas segala sesuatu, wahai Dia Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dia Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, wahai Dia Yang Kekal setelah punah segala sesuatu.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(17) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا مُؤْمِنُ، يَا مُهَيْمِنُ، يَا مُكَوِّنُ، يَا مُلَقِّنُ، يَا مُبَيِّنُ، يَا مُهَوِّنُ يَا مُمَكِّنُ، يَا مُزَيِّنُ، يَا مُعْلِنُ، يَا مُقَسِّمُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ Mu’minu, yâ Muhayminu, Mukawwinu, Mulaqqinu, Mubayyinu, Muhawwinu, Mumakkinu, Muzayyinu, Mu’linu, Muqassim(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu, wahai Yang Memberi rasa aman, wahai Yang Maha Mengawasi, wahai Yang Mewujudkan, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Memberi penjelasan, wahai Yang Memberi kemudahan, wahai Yang Memberi ketetapan perjalanan hamba-Nya, wahai Yang Maha Menghiasi hati dengan cahaya-Nya, wahai Yang Memperjelas rizki makhluk-Nya, wahai Yang Membagikan rizki makhluk-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(18) يَا مَنْ هُوَ فِى مُلْكِهِ مُقِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى سُلْطَانِهِ قَدِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى جَلاَلِهِ عَظِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ عَلَى عِبَادِهِ رَحِيمٌ،
يَا مَنْ هُوَ بِكُلِّ شَيْء عَلِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ بِمَنْ عَصَاهُ حَلِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ بِمَنْ رَجَاهُ كَرِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى
صُنْعِهِ حَكِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى حِكْمَتِهِ لَطِيفٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى لُطْفِهِ قَدِيمٌ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man Huwa fî mulkihi muqîm, yâ Man Huwa fî sulthânihi qadîm, yâ Man Huwa fî jalâlihi ‘azhîm, yâ Man Huwa ‘alâ ‘ibâdihi rahîm, yâ Man Huwa bikulli syay-in ‘alîm, yâ Man Huwa biman ‘ashâhu halîm, yâ Man Huwa biman rajâhu karîm, yâ Man Huwa fî shun’ihi hakîm, yâ Man Huwa fî hikmatihi lathîf, yâ Man Huwa fî luthfihi qadîm(un).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Dia Yang kokoh dalam kerajaan-Nya, wahai Dia Yang Abadi dalam kekuasaan-Nya, wahai Dia Yang Agung dalam kebesaran-Nya, wahai Dia Yang Pengasih pada semua hamba-Nya, wahai Dia Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dia Yang Santun pada orang yang bermaksiat, wahai Dia Yang Dermawan pada orang yang berharap, wahai Dia Yang Bijaksana dalam ciptaan-Nya, wahai Yang Lembut dalam hikmah-Nya, wahai Dia Yang Terdahulu dalam kelembutan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(19) يَا مَنْ لاَ يُرْجَى إِلاَّ فَضْلُهُ، يَا مَنْ لاَ يُسْأَلُ إِلاَّ عَفْوُهُ، يَا مَنْ لاَ يُنْظَرُ إِلاَّ بِرُّهُ، يَا مَنْ لاَ يُخافُ إِلاَّ عَدْلُهُ، يَا مَنْ لاَ يَدُومُ إِلاَّ مُلْكُهُ،
يَا مَنْ لاَ سُلْطَانَ إِلاَّ سُلْطَانُهُ، يَا مَنْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء رَحْمَتُهُ، يَا مَنْ سَبَقَتْ رَحْمَتُهُ
غَضَبَهُ، يَا مَنْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْء عِلْمُهُ، يَا مَنْ لَيْسَ اَحَدٌ مِثْلَهُ سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man lâ yurjâ  illâ fadhlahu, yâ Man lâ yus-alu illâ ‘afwuhu, Man lâ yunzharu illâ birruhu, Man lâ yukhâfu illâ  ‘adluhu, yâ Man lâ yadûmu illâ mulkuhu, yâ Man lâ sulthâna illâ sulthânuhu, yâ Man wasi’at kulla syay-in rahmatuhu, yâ Man sabaqa rahmatuhu ghadhabahu, yâ Man ahâtha bikulli syay-in ‘ilmuhu, yâ Man laysa ahadun mitslah(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Tidak diharapkan kecuali karunia-Nya, wahai Yang tidak dimohon kecuali maaf-Nya, wahai Yang Dipandang kecuali kebaikan-Nya, wahai Yang tidak ditakuti kecuali keadilan-Nya, wahai Yang Tidak ada yang abadi kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang tidak ada kekuasaan kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang rahma-Nya Meliputi segala sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mendahului murka-Nya, wahai yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai yang tak ada seorangpun yang menyerupai-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(20) يَا فَارِجَ الْهَمِّ، يَا كَاشِفَ الْغَمِّ، يَا غَافِرَ الذَّنْبِ، يَا قَابِلَ التَّوْبِ، يَا خَالِقَ الْخَلْقِ،
يَا صَادِقَ الْوَعْدِ، يَا مُوفِىَ الْعَهْدِ، يَا عَالِمَ السِّرِّ، يَا فَالِقَ الْحَبِّ، يَا رَازِقَ اْلاَنَامِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Fârijal hammi, yâ Kâsyifal ghammi, yâ Ghâfiradz dzanbi, Qâbilat tawbi, Khâliqal khalqi, Shâdiqal wa’di, Mûfiyal ‘ahdi, ‘Alimas sirri, Fâliqal habbi, Râziqal anâm(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Membahagiakan duka, wahai Yang Menghilangkan derita, wahai Yang Mengampuni dosa, wahai Yang Menerima taubat, wahai Yang Menciptakan makhluk, wahai Yang benar janji-Nya, wahai Yang Memenuhi janji-Nya, wahai Yang Mengetahui semua rahasia, wahai Yang Membelah biji-bijian, wahai Yang Memberi rizki manusia.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (21) اَللّهُمَّ اِنّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا عَلِيُّ، يَا وَفِيُّ، يَا غَنِيُّ، يَا مَلِيُّ،
يَا حَفِيُّ، يَا رَضِيُّ، يَا زَكِيُّ، يَا بَدِيُّ، يَا قَوِيُّ، يَا وَلِيُّ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ Aliyyu, yâ Wafiyyu, yâ Ghaniyyu, yâ Maliyyu,  yâ Khafiyyu, yâ Radhiyyu, yâ Zakiyyu, yâ Badiyyu, yâ Qawiyyu, yâ Waliyy(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Menepati janji, Wahai Yang Maha Kaya, wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha Dermawan, wahai Yang Meridhai, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Nampak, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang mengatur segala urusan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (22) يَا مَنْ اَظْهَرَ الْجَمِيلَ، يَا مَنْ سَتَرَ الْقَبِيحَ، يَا مَنْ لَمْ يُؤَاخِذْ بِالْجَرِيرَةِ، يَا مَنْ لَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ، يَا عَظِيمَ الْعَفْوِ،
يَا حَسَنَ التَّجَاوُزِ، يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ، يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ، يَا صَاحِبَ كُلِّ نَجْوَى، يَا مُنْتَهَى كُلِّ
شَكْوَى. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man azhharal jamîla, yâ Man sataral qabîha, yâ Man lam yuâkhid biljarîrah, yâ Man lam yahtikis sitra, yâ ‘azhîmal ‘afwi, yâ Hasanat tajawûzi, yâ Wâsi’al maghfirati, yâ Bâsithal yadayni birrahmati, yâ Shâhiba kulli najwâ, yâ Muntahâ kulli syakwâ.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Menampakkan yang indah, wahai Yang Menutupi yang buruk, wahai Yang Tidak menyiksa yang durjana, wahai Yang Tidak Merusak tirai, wahai Yang Maha Besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha Baik maaf-Nya, wahai Yang Maha Luas ampunan-Nya, wahai Yang Mencurahkan rahmat-Nya, wahai Sahabat setiap jeritan kesengsaraan, wahai Tujuan setiap pengaduan penderitaan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(23) يَا ذَا النِّعْمَةِ السَّابِغَةِ، يَا ذَا الرَّحْمَةِ الْوَاسِعَةِ، يَا ذَا الْمِنَّةِ السَّابِقَةِ، يَا ذَا الْحِكْمَةِ الْبَالِغَةِ، يَا ذَا الْقُدْرَةِ الْكَامِلَةِ،
يَا ذَا الْحُجَّةِ الْقَاطِعَةِ، يَا ذَا الْكَرَامَةِ الظَّاهِرَةِ، يَا ذَا الْعِزَّةِ الدَّائِمَةِ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِينَةِ، يَا ذَا الْعَظَمَةِ
الْمَنِيعَةِ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Dzan ni’matis sâbighah, yâ Dzar rahmatil wâsi’ah, Dzal minnatis sâbiqah, Dzal hikmatil bâlighah, Dzal qudratil kâmilah, Dzal hujjatil qâthi’ah, yâ Dzal karamatizh zhahirah, yâ Dzal ‘izzatid dâimah, Dzal quwwatil matînah, ‘azhamatil mani’ah.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Memiliki kenikmatan yang sempuma, wahai Yang Memiliki rahmat yang luas, wahai Yang Memiliki karunia yang terdahulu, wahai Yang Memiliki hikmah yang paripurna, wahai Yang Memiliki kekuasaan yang sempuma, wahai Yang Memiliki hujjah yang kuat, wahai Yang Memiliki kedermawanan yang nampak, wahai Yang Memiliki keagungan yang abadi, wahai Yang Memiliki kekuatan yang kokoh, wahai Yang Memiliki keagungan yang tak terkalahkan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(24) يَا بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ، يَا جَاعِلَ الظُّلُمَاتِ، يَا رَاحِمَ الْعَبَرَاتِ، يَا مُقِيلَ الْعَثَرَاتِ، يَا سَاتِرَ الْعَوْرَاتِ يَا مُحْيِِيَ اْلاَمْوَاتِ،
يَا مُنْزِلَ اْلاَيَاتِ، يَا مُضَعِّفَ الْحَسَـنَاتِ، يَا مَاحِيَ السَّيِّئاتِ، يَا شَدِيدَ النَّقِمَاتِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Badî’as samâwâti, yâ Jâ’ilazh zhulumâti, yâ Râhima ‘abarâti, Muqîlal ‘atsarâti, Sâtiral ‘awrâti, yâ Muhyiyal amwâti, yâ Munzilal ayâti, yâMudha’ifal hasanâti, Mahiyas sayyiâti, Syadîdan naqimât(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Menciptakan langit, wahai Yang Menjadikan kegelapan, wahai Yang Menyayangi semua yang menderita, wahai Yang Menghilangkan bekas-bekas kejatuhan, wahai Yang Menutupi semua rahasia, wahai Yang Menghidupkan semua yang mati, wahai Yang Menurunkan semua ayat, wahai Yang Melipatgandakan semua kebaikan, wahai Yang Menghapus semua keburukan, wahai Yang sangat berat siksa-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (25) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا مُصَوِّرُ، يَا مُقَدِّرُ، يَا مُدَبِّرُ، يَا مُطَهِّرُ،
يَا مُنَوِّرُ، يَا مُيَسِّرُ، يَا مُبَشِّرُ، يَا مُنْذِرُ، يَا مُقَدِّمُ، يَا مُؤَخِّرُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ Mushawwiru, yâ Muqaddiru, yâ Mudabbiru, Muthahhiru, Munawwiru, Muyassiru,Mubasysyiru, yâ Mundziru, yâ Muqaddimu, yâMuakhkhir(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Memberi bentuk, Wahai Yang Menentukan takdir, wahai Yang Mengatur alam semesta, wahai Yang Mensucikan, wahai  Yang Memberi cahaya, wahai Yang Memberi kemudahan, wahai Yang Memberi kebahagiaan, wahai Yang Memberi peringatan, wahai Yang Mendahulukan, wahai Yang Mengakhirkan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (26) يَا رَبَّ الْبَيْتِ الْحَرَامِ، يَا رَبَّ الشَّهْرِ الْحَرَامِ، يَا رَبَّ الْبَلَدِ الْحَرَامِ، يَا رَبَّ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، يَا رَبَّ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ،
يَا رَبَّ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، يَا رَبَّ الْحِلِّ وَالْحَرَامِ، يَا رَبَّ النُّورِ وَالظَّلاَمِ، يَا رَبَّ التَّحِيَّةِ وَالسَّـلاَمِ،
يَا رَبَّ الْقُدْرَةِ فِي اْلاَنامِ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Rabbal baytil harâmi, yâ Rabbasy syahril harâmi, Rabbal baladil harâmi, Rabbar rukni wal maqâmi, yâ Rabbal masy’aril harâmi, yâ Rabalmasjidil harâmi,  Rabbal hilli wal harâmi, Rabban nûri wazh zhulâmi, Rabbat tahiyyati was salami, Rabbal qudrati fil anâm(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Tuhan rumah yang mulia, wahai Tuhan bulan yang mulia, wahai Tuhan negeri yang mulia, wahai Tuhan rukun yamani dan maqam Ibrahim, wahai Tuhan Masy’aril haram, wahai Tuhan masjidil haram, wahai Tuhan segala yang dihalalkan dan yang diharamkan, wahai Tuhan cahaya dan kegelapan, wahai Tuhan Yang Memberi kedamaian dan keselamatan, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua makhluk-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (27) يَا اَحْكَمَ الْحَاكِمِينَ، يَا اَعْدَلَ الْعَادِلِينَ، يَا اَصْدَقَ الصَّادِقِينَ، يَا اَطْهَرَ الطَّاهِرِينَ، يَا اَحْسَنَ الْخَالِقِينَ،
يَا اَسْرَعَ الْحَاسِبِينَ، يَا اَسْمَعَ السَّامِعِينَ، يَا اَبْصَرَ النَّاظِرِينَ، يَا اَشْفَعَ الشَّافِعِينَ، يَا اَكْرَمَ اْلاَكْرَمِينَ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Ahkamal hâhimîna, yâ A’dalal ‘âdilîna, yâ Ashdaqash shâdiqîna, Athharath thâhirîna, Ahsanal khâliqîna, Asra’al hâsibîna, Asma’as sâmi’îna, Absharan nâzhirîna, Asyfa’asy syâfi’îna, Akramal akramîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Maha Menghakimi dari semua yang menghakimi, wahai Yang Maha Adil dari semua yang adil, wahai Yang Maha Benar dari semua yang benar, wahai Yang Maha Suci dari yang suci, wahai Yang Maha Baik dari semua yang menciptakan,Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang  mendengar, wahai Yang Maha Melihat dari semua yang melihat, wahai Yang Maha Memberi syafaat dari semua yang memberi  syafaat, wahai Yang Maha Mulia dari semua yang mulia.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(28) يَا عِمَادَ مَنْ لاَ عِمَادَ لَهُ، يَا سَنَدَ مَنْ لاَ سَنَدَ لَهُ، يَا ذُخْرَ مَنْ لاَ ذُخْرَ لَهُ، يَا حِرْزَ مَنْ لاَ حِرْزَ لَهُ،
يَا غِيَاثَ مَنْ لاَ غِيَاثَ لَهُ، يَا فَخْرَ مَنْ لاَ فَخْرَ لَهُ، يَا عِزَّ مَنْ لاَ عِزَّ لَهُ، يَا مُعِينَ مَنْ لاَ مُعِينَ لَهُ، يَا اَنِيسَ مَنْ لاَ اَنِيسَ
لَهُ، يَا اَمَانَ مَنْ لاَ اَمانَ لَهُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ ‘Imâda man lâ `imâda lah(u), yâ Sanada man lâ sanada lah(u), yâ Dzukhra man lâ dzukhra lah(u), yâ Ghiyâtsa man lâ ghiyâtsa lah(u), yâ Fakhra man lâ fakhra lah(u), yâ ‘Izza man lâ ‘izza lah(u), yâ Mu’îna man lâ mu’îna lah(u), yâ Anîsa man lâ anîsa lahu, yâ Amâna man lâ amâna lah(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Pelindung orang yang tak punya perlindungan, wahai Sandaran orang yang tak punya sandaran, wahai Simpanan orang yang tak punya simpanan, wahai Pelindung orang yang tak punya perlindungan, wahai Penolong orang yang tak punya pertolongan, wahai Kebanggaan orang yang tak punya kebanggaan, wahai Kemuliaan orang yang tak punya kemuliaan, wahai Penolong orang yang tak punya pertolongan, wahai Penghibur orang yang tak punya penghibur, wahai Keamanan orang yang tak punya keamanan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(29) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا عَاصِِمُ، يَا قَائِمُ، يَا دَائِمُ، يَا رَاحِمُ،
يَا سَالِمُ، يَا حَاكِمُ، يَاعَالِمُ، يَا قَاسِمُ، يَا قَابِضُ، يَا بَاسِطُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as-aluka bismika yâ ‘Ashimu, Qâimu, Dâimu, Râhimu, Sâlimu, Hâkimu, ‘Alimu, Qâsimu, Qâbidhu, Bâsithu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Melindungi, wahai Yang Maha Mengawasi, wahai Yang Maha Abadi, wahai Yang Maha Memberi keselamatan, wahai Yang Maha Menghakimi, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Membagikan rizki, wahai Yang Mencabut kehidupan, wahai Yang Memberi kehidupan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (30) يَا عَاصِمَ مَنِ اسْتَعْصَمَهُ، يَا رَاحِمَ مَنِ اسْتَرْحَمَهُ، يَا غَافِرَ مَنِ اسْتَغْفَرَهُ، يَا نَاصِرَ مَنِ اسْتَنْصَرَهُ،
يَا حَافِظَ مَنِ اسْتَحْفَظَهُ، يَا مُكْرِمَ مَنِ اسْتَكْرَمَهُ، يَا مُرْشِدَ مَنِ اسْتَرْشَدَهُ، يَا صَرِيخَ مَنِ اسْتَصْرَخَهُ، يَا مُعِينَ مَنِ
اسْتَعَانَهُ، يَا مُغِيثَ مَنِ اسْتَغَاثَهُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ ‘Ashima manista’shamah(u), yâ Râhima manis tarhamah(u), Ghâfira manistaghfarah(u),Nâshira manis tansharah(u), Hâfizha manis tahfazhah(u), Mukrima manis takramahu, Mursyida manis tarsyadahu, ya Sharîkha manis tasl rakhahu, Mu’îna manis ta’ânahu, Mughîtsa manis taghâtsah(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Pelindung orang yang memohon perlindungan-Nya, wahai Pengasih orang yang memohon kasih sayang-Nya, wahai Pengampun orang yang memohon pengampunan-Nya, wahai Penolong orang yang memohon pertolongan-Nya, wahai Penjaga orang yang memohon penjagaan-Nya, wahai Yang Memuliakan orang yang memohon kemuliaan-Nya, wahai Yang Membimbing orang yang memohon binibingan-Nya, wahai Penolong orang yang menjerit memohon pertolongan-Nya, wahai Yang Menolong orang yang mencari pertolongan-Nya, wahai Yang Melindungi orang yang memohon perlindungan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(31) يَا عَزِيزاً لاَ يُضَامٌ، يَا لَطِيفاً لاَ يُرَامُ، يَا قَيُّومًا لاَ يَنامُ، يَا دَائِمًا لاَ يَفُوتُ، يَا حَيَا لاَ يَمُوتُ،
يَا مَلِكاً لاَ يَزُولُ، يَا بَاقِيَا لاَ يَفْنَى، يَا عَالِماً لاَ يَجْهَلُ، يَا صَمَداً لاَ يُطْعَمُ، يَا قَوِيَا لاَ يَضْعُفُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ ‘Azîzan lâ yudhâm(u), yâ Lathifan lâ yurâm(u), Qayyûman yanâm(u), Dâiman yafût(u), Hayyan yamût(u), Malikan yazûl(u), Bâqiyan yafnâ, yâ  ‘Aliman lâ yajhal, yâ Shamadan lâ yuth’am(u), yâ Qawiyyan lâ yadh’uf(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Maha Mulia dan tak terhinakan, wahai Yang Maha Lembut dan tak pemah hancur, wahai Yang Maha Mengawasi dan tak pernah tidur, wahai Yang Abadi dan tak pernah punah, wahai Yang Hidup dan tak pernah mati, wahai Yang Maha Kuasa dan tak pernah binasa, wahai Yang Kekal dan tak pernah fana’, wahai Yang Maha Mengetahui dan tak pernah jahil, wahai Tujuan yang tak pernah membutuhkan makan, wahai Yang Maha kuat dan tak pernah dilemahkan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (32) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا اَحَدُ، يَا وَاحِدُ، يَا شَاهِدُ، يَا مَاجِدُ،
يَا حَامِدُ، يَا رَاشِدُ، يَا بَاعِثُ، يَا وَارِثُ، يَا ضَارُّ، يَا نَافِعُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as aluka bismika yâ ahadu, yaa wâhidu, yâ syâhidu, yâ mâjidu, yâ hâmidu, yâ râsyidu, yaa bâ’itsu, yâ wâritsu, yâ dhârru, yâ nâfi’u.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Tunggal, wahai Yang Maha Menyaksikan, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Memuji, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha Membangkitkan, wahai Yang Maha Mengawasi, wahai Yang Maha Memberi bahaya, wahai Yang Maha Memberi manfaat.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (33) يَا اَعْظَمَ مِنْ كُلِّ عَظِيمٍ، يَا اَكْرَمَ مِنْ كُلِّ كَرِيمٍ، يَا اَرْحَمَ مِنْ كُلِّ رَحِيمٍ، يَا اَعْلَمَ مِنْ كُلِّ عَلِيمٍ، يَا اَحْكَمَ مِنْ كُلِّ حَكِيمٍ،
يَا اَقْدَمَ مِنْ كُلِّ قَدِيمٍ، يَا اَكْبَرَ مِنْ كُلِّ كَبِيرٍ، يَا اَلْطَفَ مِنْ كُلِّ لَطِيفٍ، يَا اَجَلَّ مِن كُلِّ جَلِيلٍ، يَا
اَعَزَّ مِنْ كُلِّ عَزِيزٍ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ A’zhama min kulli ‘adhîm(in), yâ Akrama min kulli karîm(in), yâ Arhama min kulli rahâm(in), yâ A’lama min kulli ‘alîm(in), yâ Ahkama min kulli hakîm(in), yâ Aqdama min kulli qadîm(in), yâ Akbara min kulli kabîr(in), yâ Althafa min kulli lathîf(in), yâ Ajalla min kulli jalîl(in), yâ A’azza min kulli ‘azîz(in).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Maha Agung dari semua yang agung, wahai Yang Maha Mulia dari semua yang mulia, wahai Yang Maha Penyayang dari semua yang menyayangi, wahai Yang Maha Mengetahui dari semua yang mengetahui, wahai Yang Maha Menghakimi dari semua yang menghakimi, wahai Yang Maha Mendahului dari semua yang mendahului, wahai Yang Maha Benar dari semua yang benar, wahai Yang Maha Besar dari semua yang besar, wahai Yang Maha Lembut dari semua yang lembut, wahai Yang Maha Agung dari semua yang agung, wahai Yang Maha Mulia dari semua yang mulia.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(34) يَا كَرِيمَ الصَّفْحِ، يَا عَظِيمَ الْمَنِّ، يَا كَثِيرَ الْخَيْرِ، يَا قَدِيمَ الْفَضْلِ، يَا دَائِمَ اللُّطْفِ،
يَا لَطِيفَ الصُّنْعِ، يَا مُنَفِّسَ الْكَرْبِ، يَا كَاشِفَ الضُّرِّ، يَا مَالِكَ الْمُلْكِ، يَا قَاضِيَ الْحَقِّ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Karîmas shafhi, yâ ‘Azhîmal manni, yâ Katsîral khayri, yâ Qadîmal fadhli, yâ Dâ’imal luthfi, yâ Lathîfas shun’i, yâ Munaffisal karbi, yâ Kâsyifadh dhuuri, yâ Mâlikal mulki, yâ Qâdhiyal haqq(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Mulia ampunan-Nya, wahai Yang Agung anugerah-Nya, wahai Yang
banyak kebaikan-Nya, wahai Yang Terdahulu karunia-Nya, wahai Yang Abadi kelembutan-Nya, wahai Yang Lembut ciptaan-Nya, wahai Yang Membahagiakan duka, wahai Yang Menghilangkan semua bahaya, wahai Yang Menguasai kekuasaan, wahai Yang Menetapkan kebenaran.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(35) يَا مَنْ هُوَ فِى عَهْدِهِ وَفِيٌّ، يَا مَنْ هُوَ فِى وَفَائِهِ قَوِيٌّ، يَا مَنْ هُوَ فِى قُوَّتِهِ عَلِيٌّ، يَا مَنْ هُوَ فِى عُلُوِّهِ قَرِيبٌ،
يَا مَنْ هُوَ فِى قُرْبِهِ لَطِيفٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى لُطْفِهِ شَرِيفٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى شَرَفِهِ عَزِيزٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى عِزِّهِ
عَظِيمٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى عَظَمَتِهِ مَجِيدٌ، يَا مَنْ هُوَ فِى مَجْدِهِ حَمِيدٌ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man Huwa fî ‘ahdihi wafî, yâ Man Huwa fî wafâihi qawî, yâ Man Huwa fî quwwatihi ‘alî, yâ Man Huwa fî ‘uluwwihi qarîb, yâ Man Huwa fî qurbihi lathîf, yâ Man Huwa luthfihi syarîf, yâ Man Huwa fî syarafihi ‘azîz, yâ Man Huwa fî ‘izzihi ‘adhîm, yâ Man Huwa fî ‘adhamatihi majîd, yâ Man Huwa fî majdihi hamîd(un).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Dia Yang Menepati janji-Nya, wahai Dia Yang Kuat dalam menepati janji-Nya, wahai Dia Yang Maha Tinggi kekuatan-Nya, wahai Dia Yang Dekat ketinggian-Nya, wahai Dia YangMaha Lembut kedekatan-Nya, wahai Dia Yang Maha Mulia kelembutan-Nya, wahai Dia Yang Maha Mulia kemuliaan-Nya, wahai Dia Yang Maha Agung kemuliaan-Nya, wahai Dia Yang Maha Mulia keagungan-Nya, wahai Dia Yang Maha Terpuji kemuliaan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(36) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا كَافِى، يَا شَافِى، يَا وَافِى، يَا مُعَافِى،
يَا هَادِى، يَا دَاعِى، يَا قَاضِى، يَا رَاضِى، يَا عَالِي، يَا بَاقِي.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as aluka bismika yâ Kâfî, yâ Syâfî, yaa Wâfî, yâ Mu’âfî, yâ Hâdî, yâ Dâ’î, yâ Qâdhî, yâ Râdhî, yaa ‘Alî, yâ Bâqî.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Nya dengan asma-Mu wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha Menyembuhkan, wahai Yang Maha Menepati janji, wahai Yang Maha Memberi keselamatan, wahai Yang Maha Memberi petunjuk, wahai Yang Maha Memanggil, wahai Yang Maha Memenuhi kebutuhan, wahai Yang Maha Meridhai.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(37) يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ خَاضِعٌ لَهُ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ خَاشِعٌ لَهُ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ كَائِنٌ لَهُ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ مَوْجُودٌ بِهِ،
يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ مُنِيبٌ اِلَيْهِ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ خَائِفٌ مِنْهُ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ قَائِمٌ بِهِ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ
صَائِرٌ اِلَيْهِ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ، يَا مَنْ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إلاَّ وَجْهَهُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man kullu syai-in khâdhi’un lahu, yâ Man kullu syai-in khâsyi’un, yâ Man kullu syai-in kâ’inun lahu, yâ Man kullu syai-in mawjûdun bihi, yâ Man kullu syai-in munîbun ilayhi, yâ Man kullu syai-in khâifun minhu, yâ Man kullu syai-in qâ’imun bihi, yâ Man kullu syai-in shâ’irun ilayhi, yâ Man kullu syai-in yusabbihu bihamdihi, yâ Man kullu syai-in hâlikun illâ wajhah(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang kepada-Nya takluk segala sesuatu, wahai Yang kepada-Nya tunduk segala sesuatu, wahai Yang karena-Nya berada segala sesuatu, wahai Yang karena-Nya terwujud segala sesuatu, wahai Yang kepada-Nya kembali segala sesuau, wahai Yang kepada-Nya takut segala sesuatu, wahai Yang karena-Nya tegak sesuatu, wahai Yang kepada-Nya mejadi segala sesuatu, wahai Yang kepada-Nya bertasbih dan memuji segala sesuatu, wahai Yang kecuali wajah-Nya binasa segala sesuatu.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(38) يَا مَنْ لاَ مَفَرَّ إلاَّ اِلَيْهِ، يَا مَنْ لاَ مَفْزَعَ إلاَّ اِلَيْهِ، يَا مَنْ لاَ مَقْصَدَ إلاَّ اِلَيْهِ، يَا مَنْ لاَ مَنْجَا مِنْهُ إلاَّ اِلَيْهِ،
يَا مَنْ لاَ يُرْغَبُ إلاَّ اِلَيْهِ، يَا مَنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِهِ، يَا مَنْ لاَ يُسْتَعَانُ إلاَّ بِهِ، يَا مَنْ لاَ يُتَوَكَّلُ إلاَّ عَلَيْهِ، يَا
مَنْ لاَ يُرْجَى إلاَّ هُوَ، يَا مَنْ لاَ يُعْبَدُ إلاَّ هُوَ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Man lâ mafarra illâ ilayhi, yâ Man lâ mafza’a illâ ilayhi, yâ Man lâ maqshada illâ ilayhi, yâ Man lâ manjâ minhu illâ ilayhi, yâ Man lâ yurghabu illâ ilayhi, yâ Man lâ hawla walâ quwwata illâ bihi, yâ Man lâ yusta’ânu illâ bihi, yâ Man lâ yutawakkalu illâ ‘alayhi, yâ Man lâ yurjâ illâ Huwa, yâ Man lâ yu’badu illâ Huwa.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Mahai Yang tiada tempat berlari kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat yang dituju kecuali pada-Nya, wahai Yang tiada diselamatkan kecuali oleh-Nya, wahai Yang tiada dicintai kecuali Dia, wahai Yang tiada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya, wahai Yang tiada dimohon pertolongan kecuali Dia, wahai Yang tiada tempat berserah diri kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada diharapkan kecuali Dia, wahai Yang tiada disembah kecuali Dia.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(39) يَا خَيْرَ الْمَرْهُوبِينَ، يَا خَيْرَ الْمَرْغُوبِينَ، يَا خَيْرَ الْمَطْلُوبِينَ، يَا خَيْرَ الْمَسْؤُولِينَ، يَا خَيْرَ الْمَقْصُودِينَ،
يَا خَيْرَ الْمَذْكُورِينَ، يَا خَيْرَ الْمَشْكُورِينَ، يَا خَيْرَ الَْمَحْبُوبِينَ، يَا خَيْرَ الْمَدْعُوِّينَ، يَا خَيْرَ الْمُسْتَأْنِسِينَ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ Khayral marhûbîna, yâ Khayral marghûbîna, yâ Khayral mathlûbîna, yâ Khayral mas’ûlîna, yâ Khayral maqshûdîna, yâ Khayral madzkûrîna, yâ Khayral masykârîna, yâ Khayral mahbûbîna, yâ Khayral mad’uuwwîna, yâ Khayral musta’nisîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Paling Baik dari semua yang ditakutkan, wahai Yang Paling Baik dari semua yang dicintai, wahai Yang Paling Baik dari semua yang diharapkan, wahai Yang Paling Baik dari semua yang diingat, wahai Yang Paling Baik dari semua yang disyukuri, wahai Yang Paling Baik dari semua yang dicintai, wahai Yang Paling Baik dari semua yang dipanggil, wahai Yang Paling Baik dari semua penghibur.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(40) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا غَافِرُ، يَا سَاتِرُ، يَا قَادِرُ، يَا قَاهِرُ،
يَا فَاطِرُ، يَا كَاسِرُ، يَا جَابِرُ، يَا ذَاكِرُ، يَا نَاظِرُ، يَا نَاصِرُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as aluka bismika yâ Ghâfiru, yâ Sâtiru, yâ Qâdiru, yâ Qâhiru, yâ Fâthiru, yâ Kâsiru, yâ Jâbiru, yâ Dzâkiru, yâ Nâdhiru, yâ Nâshiru.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Mengampuni, wahai Yang Maha Menutupi, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Perkasa, wahai Yang Maha Pencipta, wahai Yang Maha Memisahkan, wahai Yang Maha Menghimpun kembali, wahai Yang Maha Menyebutkan, wahai Yang Maha Melihat, wahai Yang Maha Memberi pertolongan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(41) يَا مَنْ خَلَقَ فَسَوَّى، يَا مَنْ قَدَّرَ فَهَدَى، يَا مَنْ يَكْشِفُ الْبَلْوَى، يَا مَنْ يَسْمَعُ النَّجْوَى، يَا مَنْ يُنْقِذُ الْغَرْقَى،
يَا مَنْ يُنْجِي الْهَلْكَى، يَا مَنْ يَشْفِي الْمَرْضَى، يَا مَنْ اَضْحَكَ وَاَبْكَى، يَا مَنْ اَماتَ وَاَحْيَى، يَا مَنْ خَلَقَ
الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَاْلأُنْثَى. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ man khalaqa fasawwa, yâ man qaddara fahadâ, yâ man yaksyiful balwâ, yâ man yasma’un najwâ, yâ man yunqidul gharqâ, yâ man yunjiyal halkâ, yâ man yasyfiyal mardhâ, yâ man adhhaka wa abkâ, yâ man amâta wa ‘ahyâ, yâ man khalaqaz zawjainidz dzakara wal untsâ.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Menciptakan lalu Menyempurnakan, wahai Yang Mentakdirkan lalu memberi petunjuk, wahai Yang Menghilangkan bala’, wahai Yang Mendengar semua rintihan, wahai Yang Menyelamatkan yang tenggelam, wahai Yang Menyelamatkan yang binasa, wahai Yang Menyembuhkan yang sakit, wahai Yang Mentertawakan dan Menangiskan, wahai Yang Mematikan dan Menghidupkan, wahai Yang Membuat pasangan laki-laki dan perempuan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
 (42) يَا مَنْ فيِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ سَبِيلُهُ، يَا مَنْ فِي اْلاَفَاقِ اَيَاتُهُ، يَا مَنْ فِى اْلاَيَاتِ بُرْهَانُهُ، يَا مَنْ فِي الْمَمَاتِ قُدْرَتُهُ،
يَا مَنْ فِي الْقُبُورِ عِبْرَتُهُ، يَا مَنْ فِي الْقِيَامَةِ مُلْكُهُ، يَا مَنْ فِي الْحِسَابِ هَيْبَتُهُ، يَا مَنْ فِي الْمِيزَانِ قَضَاؤُهُ، يَا
مَنْ فِي الْجَنَّةِ ثَوَابُهُ، يَا مَنْ فِي النَّارِ عِقَابُهُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ man fil barri wal bahri sabîluhu, yâ man fil âfâqi âyâtuhu, yâ man fil âyâti burhânuhu, yâ man fil mamâti qudratuhu, yâ man fil qubûri ‘ibratuhu, yâ man fil qiyâmati mulkuhu, yâ man fil hisâbi haybatuhu, yâ man fil mîzâni qadhâuhu, yâ man fil jannati tsawâbuhu, yâ man fin nâri ‘iqâbuh(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang jalan-Nya di lautan dan daratan, wahai Yang tanda-tanda kekuasaan-Nya ada di semua ufuk, wahai Yang pada tanda-tanda kekuasaan-Nya terdapat burhan (dalil-dalil), wahai Yang kekuasaan-Nya terdapat pada kematian, wahai Yang pelajaran-Nya terdapat di alam kubur, wahai Yang kekuasaan-Nya terdapat pada hari kiamat, wahai Yang ketakutan pada-Nya terdapat dalam hisab amal, wahai Yang ketetapan-Nya terdapat dalam mizan amal, wahai Yang pahala-Nya terdapat dalam surga, wahai Yang siksa-Nya terdapat dalam neraka.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(43) يَا مَنْ اِلَيْهِ يَهْرَبُ الْخَائِفُونَ، يَا مَنْ اِلَيْهِ يَفْزَعُ الْمُذْنِبُونَ، يَا مَنْ اِلَيْهِ يَقْصِدُ الْمُنِيبُونَ، يَا مَنْ اِلَيْهِ يَرْغَبُ الزَّاهِدُونَ،
يَا مَنْ اِلَيْهِ يَلْجَأُ الْمُتَحَيِّرُونَ، يَا مَنْ بِهِ يَسْتَأْنِسُ الْمُرِيدُونَ، يَا مَنْ بِه يَفْتَخِرُ الُْمحِبُّونَ، يَا مَنْ
فى عَفْوِهِ يَطْمَعُ الْخَاطِئُونَ، يَا مَنْ اِلَيْهِ يَسْكُنُ الْمُوقِنُونَ، يَا مَنْ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Yâ man ilayhi yahrabul khâ’ifuuna, yâ man ilayhi yafza’ul mudznibûna, yâ man ilayhi yaqshidul munîbûna, yâ man ilayhi yarghabuz zâhidûna, yâ man ilayhi yalja’ul mutahayyirûna, yâ man bihi yasta’nisul murîdûna, yâ man bihi yaftakhirul muhibbûna, yâ man fî ‘afwihi yathma’ul khâthi’ûna, yâ man ilayhi yaskunul mûqinûna, yâ man alayhi yatawakkalul mutawakkilûn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang kepada-Nya berlari orang-orang yang ketakutan, wahai Yang kepada-Nya berlindung orang-orang yang berdosa, wahai Yang kepada-Nya menuju orang-orang yang ingin kembali, wahai Yang kepada-Nya bercinta orang-orang yang zuhud, wahai Yang kepada-Nya berlindung orang-orang yang kebingungan, wahai Yang kepada-Nya
menari penghibur orang-orang yang berkeinginan, wahai Yang dengan-Nya berbangga orang-orang yang mencintai, wahai Yang pada maaf-Nya berkeingian orang-orang yang bersalah, wahai Yang kepada-Nya bersemayam orang-orang yang yakin, wahai Yang kepada-Nya berserah diri orang-orang yang bertawakkal.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
(44) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا حَبِيبُ، يَا طَبِيبُ، يَا قَرِيبُ، يَا رَقِيبُ،
يَا حَسِيبُ، يَا مُهِيبُ، يَا مُثِيبُ، يَا مُجِيبُ، يَا خَبِيرُ، يَا بَصِيرُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.
Allâhumma innî as aluka bismika yâ Habîbu, yâ Thabîbu, yâ Qarîbu, yâ Raqîbu, yâ Hasîbu, yâ Muhîbu, yâ Mutsîbu, yâ Mujîbu, yâ Khabîru, yâ Bashîr(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Dicintai, wahai Yang Maha Mengobati, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Mengawasi, wahai Yang Maha Memberi pahala, wahai Yang Maha Mengijabah doa, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Melihat.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(45) يَا اَقَرَبَ مِنْ كُلِّ قَرِيبٍ، يَا اَحَبَّ مِنْ كُلِّ حَبِيبٍ، يَا اَبْصَرَ مِنْ كُلِّ بَصِيرٍ،
 يَا اَخْبَرَ مِنْ كُلِّ خَبِيرٍ، يَا اَشْرَفَ مِنْ كُلِّ شَرِيفٍ، يَا اَرْفَعَ مِنْ كُلِّ رَفِيعٍ، يَا اَقْوَى مِنْ كُلِّ قَوِيٍّ، يَا اَغْنَى مِنْ كُلِّ غَنِيٍّ، يَا اَجْوَدَ مِنْ كُلِّ جَوَادٍ، يَا اَرْاَفَ مِنْ كُلِّ رَؤُوْفٍ.
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Aqraba min kulli qarîbin, yâ Ahabba min kulli habîbin, yâ Abshara min kulli bashîrin, yâ Akhbara min kulli khabîrin, yâ Asyrafa min kulli syarîfin, yâ Arfa’a min kulli rafî’in, yâ Aqwâ min kulli qawîyin, yâ Aghnâ min kulli ghanîyyin, yâ Ajwada min kulli jawâdin, yâ Ar-afa min kulli raûfin.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Paling Dekat dari semua yang dekat, wahai Yang Paling dicintai yang semua yang dicintai, wahai Yang Paling Melihat dari semua yang melihat, wahai Yang Paling Mengetahui dari semua yang mengetahui, wahai Yang Paling Mulia dari semua yang mulia, wahai Yang Paling Tinggi dari semua yang tinggi, wahai Yang Paling Kuat dari semua yang kuat, wahai Yang Paling Kaya dari semua yang kaya, wahai Yang Paling Dermawan dari semua yang dermawan, wahai Yang Paling Penyantun dari semua penyantun.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(46) يَا غَالِباً غَيْرَ مَغْلُوبٍ، يَا صَانِعاً غَيْرَ مَصْنُوعٍ، يَا خَالِقاً غَيْرَ مَخْلُوقٍ،
 يَا مَالِكاً غَيْرَ مَمْلُوكٍ، يَا قَاهِراً غَيْرَ مَقْهُورٍ، يَا رَافِعاً غَيْرَ مَرْفُوعٍ، يَا حَافِظاً غَيْرَ مَحْفُوظٍ، يَا نَاصِراً غَيْرَ مَنْصُورٍ، يَا شَاهِداً غَيْرَ غَائِبٍ، يَا قَرِيباً غَيْرَ بَعِيدٍ.
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Ghâliban ghayra maghlûbin, yâ Shâni’an ghayra mashnû’in, yâ Khâliqan ghayra makhlûqin, yâ Mâlikan ghayra mamlûkin, yâ Qâhiran ghayra maqhûrin, yâ Râfi’an ghayra marfû’in, yâ Hâfidhan ghayra mahfûzhin, yâ Nâshiran ghayra manshûrin, yâ Syâhidan ghayra ghâibin, yâ Qarîban ghayra ba’îd(in).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Mengalahkan tanpa pernah dikalahan, wahai Yang Menjadikan tanpa pernah dijadikan, wahai Yang Menciptakan tanpa perna diciptakan, wahai Yang Memiliki tanpa pernah dimiliki, wahai Yang Maha Perkasa tanpa pernah ditundukkan, wahai Yang Memuliakan tanpa pernah butuh dimuliakan, wahai Yang Menjaga tanpa pernah dijaga, wahai Yang Memberi pertolongan tanpa pernah diberi pertolongan, wahai Yang Menyaksikan tanpa disyaksikan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(47) يَا نُورَ النُّورِ، يَا مُنَوِّرَ النُّورِ، يَا خَالِقَ النُّورِ، يَا مُدَبِّرَ النُّورِ، يَا مُقَدِّرَ النُّورِ،
 يَا نُورَ كُلِّ نُورٍ،يَا نُوراً قَبْلَ كُلِّ نُورٍ، يَا نُوراً بَعْدَ كُلِّ نُورٍ، يَا نُوراً فَوْقَ كُلِّ نُورٍ،
 يَا نُوراً لَيْسَ كَمِثْلِهِ نُورٌ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Nûran nûr(i), yâ Munawwiran nûr(i), yâ Kholiqan nûr(i), yâ Mudabbiran nûr(i), yâ Muqaddiran nûr(i), yâ Nûra kulli nûr(in), yâ Nûran qabla kulli nûr(in), yâ Nûron ba’da kulli nûr(in), yâ Nûran fawqa kulli nûr(in), yâ Nûran laysa kamitslihi nûr(un).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Cahaya dari semua cahaya, wahai Yang Mencahayai cahaya, wahai Yang Menciptakan cahaya, wahai Yang Mengatur  cahaya, wahai Yang Menentukan kadar cahaya, wahai Yang Cahaya dari semua cahaya, wahai Yang Cahaya sebelum ada semua cahaya, wahai Yang Cahaya sesudah ada semua cahaya, wahai Yang di atas semua cahaya, wahai Yang Cahaya yang diserupai oleh semua cahaya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(48) يَا مَنْ عَطَاؤُهُ شَرِيفٌ، يَا مَنْ فِعْلُهُ لَطِيفٌ، يَا مَنْ لُطْفُهُ مُقِيمٌ، يَا مَنْ اِحْسَانُهُ قَدِيمٌ، يَا مَنْ قَوْلُهُ حَقٌّ، يَا مَنْ وَعْدُهُ صِدْقٌ، يَا مَنْ عَفْوُهُ فَضْلٌ، يَا مَنْ عَذَابُهُ عَدْلٌ، 
 يَا مَنْ ذِكْرُهُ حُلْوٌ، يَا مَنْ فَضْلُهُ عَمِيمٌ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man ‘athâ’uhu syarîf, yâ Man fi’luhu lathîf, yâ Man luthfuhu muqîm, yâ Man ihsânuhu qadîm, yâ Man qawluhu haqq, yâ Man wa’duhu shidq, yâ Man ‘afwuhu fadhl, yâ Man ‘adzâbuhu ‘adl, yâ Man dzikruhu hulwun, yâ Man fadhluhu ‘amîm(un).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Maha Mulia pemberian-Nya, wahai Yang Lembut perbuatan-Nya, wahai Yang Abadi kelembutan-Nya, wahai Yang Terdahulu kebaikan-Nya, wahai Yang Benar semua firman-Nya, wahai Yang Benar semua janji-Nya, wahai Yang maaf-Nya karunia, wahai Yang siksa-Nya keadilan, wahai Yang zikir-Nya terasa manis, wahai Yang Maha Luas karunia-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(49) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا مُسَهِّلُ، يَا مُفَضِّلُ، يَا مُبَدِّلُ، يَا مُذَلِّلُ،
يَا مُنَزِّلُ، يَا مُنَوِّلُ، يَا مُفْضِلُ، يَا مُجْزِلُ، يَا مُمْهِلُ، يَا مُجْمِلُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innî as aluka bismika yâ Musahhilu, yâ Mufadhdhilu, yâ Mubaddil, yâ Mudzallilu, yâ Munazzilu, yâ Munawwilu, yâ Mufdhilu, yâ Mujzilu, yâ Muhmilu, yâ Mujmil(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Memberi kemudahan, wahai Yang Memberi karunia, wahai Yang Menggantikan, wahai Yang Menghinakan, wahai Yang Menurunan, wahai Yang Memberi kebaikan, wahai Yang Memberi karunia, wahai Yang Melimpahkan karunia, wahai Yang Membiarkan, wahai Yang Yang Mengindahkan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (50) يَا مَنْ يَرَى وَلاَ يُرَى، يَا مَنْ يَخْلُقُ وَلاَ يُخْلَقُ، يَا مَنْ يَهْدَى وَلاَ يُهْدَى،
 يَا مَنْ يُحْيَي وَلاَ يُحْيَا، يَا مَنْ يَسْأَلُ وَلاَ يُسْأَلُ، يَا مَنْ يُطْعِمُ وَلاَ يُطْعَمُ، يَا مَنْ يُجِيرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ، يَا مَنْ يَقْضَى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْهِ، يَا مَنْ يَحْكُمُ وَلاَ يُحْكَمُ عَلَيْهِ، يَا مَنْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً اَحَدٌ.
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man yarâ walâ yurâ, yâ Man yakhluqu walâ yukhlaqu, yâ Man yahdî walâ yuhdâ, yâ Man yuhyii walâ yuhyâ, yâ Man man yas’alu walâ yus’alu, yâ Man yuth’imu walâ yuth’amu, yâ Man yujîru walâ yujâru ‘ alayhi, yâ Man yaqdhî walâ yuqdhâ ‘alayhi, yâ Man yahkumu walâ yuhkamu ‘alayhi, yâ Man lam yalid walam yûlad walam yakun lahû kufuwan ahad.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Melihat dan tidak dilihat, wahai Yang Menciptakan dan tidak diciptakan, wahai Yang Menunjuki dan tidak ditunjuki, wahai Yang Menghidupkan dan tidak dihidupkan, wahai Yang Menanyakan dan tidak ditanyakan, wahai Yang Memberi makan dan tidak diberi makan, wahai Yang Melindungi dan tidak dilindungi, wahai Yang Menetapkan dan tidak ditetapkan, wahai Yang Menghakimi dan tidak dihakimi, wahai Yang Tidak Melahirkan dan tidak dilahirkan serta tak ada satupun sekutu bagi-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (51) يَا نِعْمَ الْحَسِيبُ، يَا نِعْمَ الطَّبِيبُ، يَا نِعْمَ الرَّقِيبُ، يَا نِعْمَ الْقَرِيبُ، يَا نِعْمَ الْمُجِيبُ،
يَا نِعْمَ الْحَبِيبُ، يَا نِعْمَ الْكَفِيلُ، يَا نِعْمَ الَوْكِيلُ، يَا نِعْمَ الْمَوْلى، يَا نِعْمَ النَّصِيرُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Ni’mal hasîbu, yâ Ni’math thabîbu, yâ Ni’mar Raqîbu, yâ Ni’mal qarîbu, yâ Ni’mal mujîbu, yâ Ni’mal habîbu, yâ Ni’mal kafîlu, yâ Ni’mal wakîlu, yâ Ni’mal mawlâ, yâ Ni’man nasîr(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Terbaik perhitungan-Nya, wahai Yang Terbaik pengobatan-Nya, wahai Yang Terbaik pengawasan-Nya, wahai Yang Terbaik kedekatan-Nya, wahai Yang Terbaik jawaban-Nya, wahai Yang Terbaik kekasih-Nya, wahai Yang Terbaik jaminan-Nya, wahai Yang Terbaik perwakilan-Nya, wahai Yang Terbaik kepemimpinan-Nya, wahai Yang Terbaik pertolongan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(52) يَا سُرُورَ الْعَارِفِينَ، يَا مُنَى الُْمحِبِّينَ، يَا اَنِيسَ الْمُرِيدِينَ، يَا حَبِيبَ التَّوَّابِينَ،
 يَا رَازِقَ الْمُقِلِّينَ، يَا رَجَاءَ الْمُذْنِبِينَ، يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْعَابِدِينَ، يَا مُنَفِّسُ عَنِ الْمَكْرُوبِينَ، يَا مُفَرِّجُ عَنِ الْمَغْمُومِينَ، يَا اِلَهَ اْلاَوَّلِينَ وَاْلآخِرِينَ.
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Surûral ‘ârifîna, yâ Munal muhibbîna, yâ Anîsal murîdîna, yâ Habîbat tawwaabîna, yâ Râziqal muqillîna, yâ Rajâ’al mudznibîna, yâ Qurrata ‘ainil ‘âbidîna, yâ Munaffisa ‘anil makrûbîna, yâ Mufarrija ‘anil maghmûmîna, yâ Ilâhal awwalîna wal âkhirîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Kebahagiaan para `arifin, wahai Dambaan para pencinta, wahai Penghibur orang-orang yang berkeinginan, wahai Kekasih orang-orang yang bertaubat, wahai Pemberi rizki orang-orang yang berkekurangan, wahai Harapan para pedosa, wahai Penyejuk hati orang-orang yang beribadah, wahai Yang Membahagiakan orang-orang yang sengsara, wahai Yang Menyenangkan orang-orang yang menderita, wahai Tuhan orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (53) اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا رَبَّنَا يَا اِلَهَنَا، يَا سَيِّدَنَا يَا مَوْلاَنَا،
يَا نَاصِرَنَا يَا حَافِظَنَا، يَا دَلِيلَنَا يَا مُعِينَنَا، يَا حَبِيبَنَا يَا طَبِيبَنَا.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innî as aluka bismika yâ Rabbanâ, yâ Ilâhanâ, yâ Sayyidanâ, yâ Mawlânâ, yâ Nâshiranâ, yâ Hâfizhanâ, yâ Dalîlanâ, yâ Mu’înanâ, yâ Habîbanâ, yâ Thabîbanâ.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu ya Rabbana, duai Tuhan Kami, wahai Penghulu kami, wahai Junjungan kami, wahai Penolong kami, wahai Penjaga kami, wahai Penunjuk jalan kami, wahai Penolong kami, wahai Kekasih kami, wahai Penyembuh kami.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (54) يَا رَبَّ النَّبيِّينَ وَاْلاَبْرَارِ، يَا رَبَّ الصِّدِّيقِينَ وَالاَخْيَارِ، يَا رَبَّ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ،
 يَا رَبَّ الصِّغَارِ وَالْكِبَارِ، يَا رَبَّ الْحُبُوبِ وَالِّثمَارِ، يَا رَبَّ اْلاَنْهَارِ وَاْلاَشْجَارِ، يَا رَبَّ الصَّحَارى وَالْقِفَارِ، يَا رَبَّ الْبَرَارِي وَالْبِحَارِ، يَا رَبَّ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، يَا رَبَّ اْلاعْلاَنِ وَاْلاَسْرَارِ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Rabban nabiyyiina wal abrâri, yâ Rabbash shiddiqîna wal akhyâri, yâ Rabbal jannati wan-nâri, yâ Rabbash shighâri wal kibâri, yâ Rabbal hubûbi wats tsimâri, yâ Rabbal anhâri wal asyjâri, yâ Rabbash shahârî wal qifâri, yâ Rabbal Barâri wal bihâri, yâ Rabbal layli wan nahâri, yâ Rabbal i’lâni wal asrâr(i).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Tuhan para nabi dan orang-orang yang baik, wahai Tuhan orang-orang yang benar dan orang-orang pilihan, wahai Tuhan Pengatur surga dan neraka, wahai Tuhan orang-orang kecil dan orang-orang besar, wahai Tuhan Pengatur biji-bijian dan buah-buahan, wahai Tuhan Pengatur sungai-sungai dan pepohonan, wahai Tuhan Pengatur padang pasir dan gurun, wahai Tuhan Pengatur daratan dan lautan, wahai Tuhan Pengatur siang dan malam, wahai Tuhan Pengatur semua yang nampak dan yang tersembunyi.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (55) يَا مَنْ نَفَذَ في كُلِّ شَيْء اَمْرُهُ، يَا مَنْ لَحِقَ بِكُلِّ شَيْء عِلْمُهُ،
 يَا مَنْ بَلَغَتْ اِلى كُلِّ شَيْء قُدْرَتُهُ، يَا مَنْ لاَ تُحْصِى الْعِبَادُ نِعَمَهُ،
 يَا مَنْ لاَ تَبْلُغُ الْخَلائِقُ شُكْرَهُ، يَا مَنْ لاَ تُدْرِكُ اْلاَفْهَامُ جَلالَهُ،
 يَا مَنْ لاَ تَنَالُ اْلاَوْهامُ كُنْهَهُ، يَا مَنِ الْعَظَمَةُ وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ، يَا مَنْ لاَ تَرُدُّ الْعِبَادُ قَضَاءَهُ، يَا مَنْ لاَ مُلْكَ إلاَ مُلْكُهُ، يَا مَنْ لاَ عَطَاءَ إلاّ عَطَاؤُهُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man nafadza fî kulli syai-in amruhu, yâ Man lahiqa bikulli syai-in ilmhu, yâ Man balaghat ilâ kulli syai-in qudratuhu, yâ Man lâ tuhshal ‘ibâdu ni’amahu, yâ Man lâ tablughul khalâ’iqu syukrahu, yâ Man lâ tudrikul afhâmu jalâlahu, yâ Man lâ tanâlul awhâmu kunhahu, yâ Manil ‘adhamatu wal kibriyâu ridâuhu, yâ Man lâ taruddul ‘ibâdu qadhâahu, yâ Man lâ mulka illâ mulkuhu, yâ Man lâ ‘athâa illâ ‘athâuhu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang perkaraNya mengenai segala sesuatu, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuau, wahai Yang kekuasaan-Nya mencapai segala sesuatu, wahai Yang nikmat-Nya tak terhitung oleh seluruh hamba-Nya, wahai Yang syukur-Nya tak tercapai oleh seluruh makhluk-Nya, wahai Yang keagungan-Nya tak terjangkau oleh  pemahaman pikiran, wahai Yang hakikat-Nya tak tercapai oleh gambaran pikiran, wahai Yang selendang-Nya adalah keagungan dan kebesaran, wahai Yang ketetapan-Nya tak tertolakkan oleh semua hamba-Nya, wahai Yang tak ada kekuasaan kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang tak ada pemberian kecuali pemberian-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (56) يَا مَنْ لَهُ الْمَثَلُ اْلاَعْلَى، يَا مَنْ لَهُ الصِّفَاتُ الْعُلْيَا، يَا مَنْ لَهُ اْلاَخِرَةُ وَاْلاَولَى،
 يَا مَنْ لَهُ الْجَنَّةُ الْمَاْوَى، يَا مَنْ لَهُ اْلاَيَاتُ الْكُبْرَى، يَا مَنْ لَهُ اْلاَسْمَاءُ الْحُسْنَى، يَا مَنْ لَهُ الْحُكْمُ وَالْقَضَاءُ، يَا مَنْ لَهُ الْهَوَاءُ وَالْفَضَاءُ، يَا مَنْ لَهُ الْعَرْشُ وَالثَّرَى، يَا مَنْ لَهُ السَّمَاوَاتُ الْعُلَى. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man lahul matsalul a’lâ, yâ Man lahush shifâtul ‘ulyâ, yâ Man lahul âkhiratu wal ûlâ, yâ Man lahul jannatul ma’wâ, yâ Man lahul âyâtul kubrâ, yâ Man lahul asmâul husnâ, yâ Man lahul hukmu wal qadhâ’, yâ Man lahul hawâ’u wal fâdhâ’, yâ Man lahul ‘arsyu wats tsarâ, yâ Man lahus samâwâtul ‘ulâ.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang perumpamaan-Nya paling tinggi, wahai Yang Memiliki sifat-sifat yang agung, wahai Yang Memiliki dunia dan akhirat, wahai Yang Memiliki surga yang mulia, wahai Yang Memiliki ayat-ayat yang agung, wahai Yang asmaul husna, wahai Yang hokum dan ketetapan, wahai Yang arasy dan tanah, wahai Yang Memiliki langit yang tinggi.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(57) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا عَفُوُّ يَا غَفُورُ، يَا صَبُورُ يَا شَكُورُ،
يَا رَؤُوفُ يَا عَطُوفُ، يَا مَسْؤُولُ يَا وَدُودُ، يَا سُبُّوحُ يَا قُدُّوسُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innî as aluka bismika yâ ‘Afuwwu, yâ ahabûru, yâ Syakûru, yâ Ra’ûfu, yâ ‘Athûfu, yâ Mas-ûlu, yâ Wadûdu, yâ Subbûhu, yâ Quddûsu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Pemaaf, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Yang Maha Sabar, wahai Yang Maha Bersyukur, wahai Yang Maha Penyantun, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Mencintai.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(58) يَا مَنْ فِي السَّمَاءِ عَظَمَتُهُ، يَا مَنْ فِي اْلاَرْضِ آيَاتُهُ، يَا مَنْ في كُلِّ شَيْء دَلاَئِلُهُ، 
 يَا مَنْ فِي الْبِحَارِ عَجَائِبُهُ، يَا مَنْ فِي الْجِبَالِ خَزَائِنُهُ، يَا مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعيدُهُ، 
 يَا مَنْ اِلَيْهِ يَرْجِـعُ اْلاَمْرُ كُلُّهُ، يَا مَنْ اَظْهَرَ فى كُلِّ شَيْء لُطْفَهُ، يَا مَنْ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْء خَلْقَهُ، يَا مَنْ تَصَرَّفَ فِي الْخَلاَئِقِ قُدْرَتُهُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man fis samâ’i ‘azhamatuhu, yâ Man fil ardhi âyâtuhu, yâ Man fi kulli syai-in dalâiluhu, yâ Man fil bihâri ajâ’ibuhu, yâ Man fil jibâli khazâ’inuhu, yâ Man yabda’ul khalqa tsumma yu’î duhu, yâ Man ilayhi yarji’ul amru kulluhu, yâ Man azhara fî kulli syai’in lutfahu, yâ Man ahsana kulla syai-in khalqahu, yâ Man tasharrafa fil khalâiqi qudratuhu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang keagungan-Nya ada di langit, wahai Yang ayat-ayat-Nya ada di bumi, wahai Yang dalil-dalil-Nya terdapat pada setiap sesuatu, wahai Yang keajaiban-Nya terdapat di lautan, wahai Yang khazanah-Nya ada di gunung-gunung, wahai Yang Memulai penciptaan lal mengembalikannya, wahai Yang kepada-Nya kembali segala sesuatu, wahai Yang Menampakkan kelembutan-Nya pada setiap sesuatu, wahai Yang Mengindahkan keterciptaan segala sesuatu, wahai Yang kekuasaan-Nya melipui semua makhluk-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (59) يَا حَبِيبَ مَنْ لاَ حَبِيبَ لَهُ، يَا طَبِيبَ مَنْ لاَ طَبِيبَ لَهُ،  يَا مُجِيبَ مَنْ لاَ مُجِيبَ لَهُ، يَا شَفِيقَ مَنْ لاَ شَفِيقَ لَهُ، يَا رَفِيقَ مَنْ لاَ رَفِيقَ لَهُ، يَا مُغِيثَ مَن لاَ مُغِيثَ لَهُ، 
 يَا دَلِيلَ مَنْ لاَ دَلِيلَ لَهُ، يَا اَنِيسَ مَنْ لاَ اَنِيسَ لَهُ، يَا راحِمَ مَنْ لاَ راحِمَ لَهُ، 
 يَا صاحِبَ مَنْ لاَ صاحِبَ لَهُ.
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Habîba Man lâ habîba lahu, yâ Thabîba Man lâ thabîba lahu, yâ Mujîba Man lâ mujîba lahu, yâ Syafîqa Man lâ syafîqa lahu, yâ Rafîqa Man lâ rifîqa lahu, yâ Mughîtsa Man lâ mughîtsa lahu, yâ Dalîla Man lâ dalîla lahu, yâ Anîsa Man lâ anîsa lahu, yâ Râhima Man lâ râhima lahu, yâ Shahiba Man lâ shâhiba lahu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Kekasi bagi yang tak memiliki kekasih, wahai Penyembuh bagi yang tak memiliki penyembuh, wahai Yang Menjawab bagi yang tak ada yang menjawab panggilannya, wahai Pengasih bagi yang tak memiliki pengasih, wahai Penyayang bagi yang tak memiliki penyayang, wahai Pelindung bagi yang tak memiliki pelindung, wahai Penghibur bagi yang tak memiliki penghibur, wahai Pengasih bagi yang tak memiliki pengasih, wahai Sahabat bagi yang memiliki sdahabat.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(60) يَا كَافِيَ مَنِ اسْتَكْفَاهُ، يَا هَادِيَ مَنِ اسْتَهْدَاهُ، يَا كَالِىءَ مَنِ اسْتَكْلاهُ،
 يَا رَاعِيَ مَنِ اسْتَرْعَاهُ، يَا شَافِيَ مَنِ اسْتَشْفَاهُ،
يَا قَاضِيَ مَنِ اسْتَقْضَاهُ، يَا مُغْنِيَ مَنِ اسْتَغْنَاهُ، يَا مُوفِيَ مَنِ اسْتَوْفَاهُ،
 يَا مُقَوِّيَ مَنِ اسْتَقْوَاهُ، يَا وَلِيَّ مَنِ اسْتَوْلاَهُ. 
 سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Kâfiya manis takfâhu, yâ Hâdiya manis tahdâhu, yâ Kâli’a manis taklâhu, yâ Râ’iya manis tar’âhu, yâ Syâfiya manis tasyfâhu, yâ Qâdiya manis taqdhâhu, yâ Mughniya manis taghnâhu, yâ Mûfiya manis taufâhu, yâ Muqawwiya manis taqwâhu, yâ Waliya manis tawlâhu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Mencukupi orang yang mengharap kecukupan, wahai Pembimbing orang yang mengharap bimbingan, wahai Pelindung orang yang mengharap perlindungan, wahai Pemelihara orang yang mengharap penjagaan, wahai Penyembuh orang yang mengharap kesembuhan, wahai Yang Memperkenankan orang yang memohon hajat, wahai Yang Memberi kekayaan pada orang yang mengharap kekayaan, wahai Yang Memenuhi janji orang yang dipenuhi janjinya, wahai Yang Memberi kekuatan orang mengharap kekuatan, wahai Kekasih orang yang mengharap kekasih.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(61) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا خَالِقُ، يَا رَازِقُ، يَا نَاطِقُ،
يَا صَادِقُ، يَا فَالِقُ، يَا فَارِقُ، يَا فَاتِقُ، يَا رَاتِقُ، يَا سَابِقُ، يَا سَامِقُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innî as aluka bismika yâ Khâliqu, yâ Râziqu, yâ Shâdiqu, yâ Fâliqu, yâ Fâriqu, yâ Fâtiqu, yâ Râtiqu, yâ Sâbiqu, yâ Sâmiqu.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Pencipta, wahai Yang Maha Berbicara, wahai Yang Maha Benar, wahai Yang Maha Menciptakan biji-bijian, wahai Yang Memuwujudkan alam semesta, wahai Yang Maha Terdahulu, wahai Yang Maha Tinggi.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (62) يَا مَنْ يُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ، يَا مَنْ جَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَاْلاَنْوَارَ، يَا مَنْ خَلَقَ الظِّلَّ وَالْحَرُورَ، يَا مَنْ سَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ، يَا مَنْ قَدَّرَ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ، 
 يَا مَنْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ، يَا مَنْ لَهُ الْخَلْقُ وَاْلاَمْرُ، يَا مَنْ لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلاَ وَلَداً، 
 يَا مَنْ لَيْسَ لَهُ شَريكٌ فِى الْمُلْكِ، يَا مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man yuqallibul layla wan nahâra, yâ Man ja’alazh zhulumâti wal anwâra, yâ Man khalaqazh zhilla wal harûr, yâ Man sakhkharasy syamsa wal qamara, yâ Man qaddaral khayra wasy syarra,yâ Man khalaqal mawta wal hayâta, yâ Man lahul khalqu wal amru, yâ Man lam yattahidz shâhibatan walâ walada, yâ Man laysa lahu syarîkun fil mulki, yâ Man lam yakun lahu waliyyun minadh dzulli.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Merubah siang dan malam, wahai Yang Menjadikan gelap dan cahaya, wahai Yang Menciptakan naungan dan panas, wahai Yang Mengedarkan matahari dan bulan, wahai Yang Menentukan keburukan dan kebaikan, wahai Yang Menciptakan kematian dan kehidupan, wahai Yang Memiliki makhluk materi dan nonmateri, wahai Yang tak memiliki sahabat dan anak, wahai Yang Tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya, wahai Yang Tidak Membutuhkan penolong untuk menghinakan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (63) يَا مَنْ يَعْلَمُ مُرَادَ الْمُرِيدِينَ، يَا مَنْ يَعْلَمُ ضَمِيرَ الصَّامِتِينَ، يَا مَنْ يَسْمَعُ اَنِينَ الْوَاهِنِينَ، يَا مَنْ يَرَى بُكَاءَ الْخَائِفِينَ، يَا مَنْ يَمْلِكُ حَوَائِجَ السَّائِلِينَ، يَا مَنْ يَقْبَلُ عُذْرَ التَّائِبِينَ، يَا مَنْ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ، يَا مَنْ لاَ يُضيعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِينَ،
 يَا مَنْ لاَ يَبْعُدُ عَنْ قُلُوبِ الْعَارِفِينَ، يَا اَجْوَدَ اْلاَجْوَدِينَ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man ya’lamu murâdal murîdîna, yâ Man ya’lamu dhamîrash shâmitîna, yâ Man yasma’u anînal wâhinîna, yâ Man yarâ bukâ’al khâifîna, yâ Man yamliku hawâijas sâ’ilîna, yâ Man yaqbalu ‘udzrat tâibîna, yâ Man lâ yuslihu ‘amalal mufsidîna, yâ Man lâ yudhî’u ajral muhsinîna, yâ Man lâ yab’udu ‘an qulûbil ‘ârifîna, yâ  Ajwadal ajwadîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Maha Mengetahui keinginan orang-orang yang berkeinginan, wahai Yang Maha Mengetahui hati orang-orang yang diam, wahai Yang Maha Mendengar jeritan orang-orang yang lemah, wahai Yang Maha Melihat tangisan orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Maha Memiliki hajat orang-orang yang berharap, wahai Yang Menerima alasan orang-orang yang bertaubat, wahai Yang Memperbaiki amal orang-orang yang berbuat kerusakan, wahai Yang tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan, wahai Yang Tidak Jauh dari hati kaum ‘arifin, wahai Yang Maha Dermawan dari semua yang dermawan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (64) يَا دَائِمَ الْبَقَاءِ، يَا سَامِعَ الدُّعَاءِ، يَا وَاسِعَ الْعَطَاءِ، يَا غَافِرَ الْخَطَاءِ، يَا بَدِيعَ السَّمَاءِ، يَا حَسَنَ الْبَلاءِ، يَا جَمِيلَ الثَّنَاءِ، يَا قَدِيمَ السَّنَاءِ، يَا كَثِيرَ الْوَفَاءِ، 
 يَا شَرِيفَ الْجَزَاءِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Dâ’imal baqâ’i, yâ Sâmi’ad du’â’i, yâ Wâsi’al ‘athâ’i, yâ Ghâfiral khatâ’i, yâ Badî’as samâ’i, yâ Hasanal bala’i, yâ Jamîlats tsanâ’i, yâ Qadîmas sanâ’i, yâ Katsîral wafâ’i, yâ Syarîfal jazâ’i.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Kekal keabadian-Nya, wahai Yang Maha Mendengar doa, wahai Yang Maha Luas pemberian-Nya, wahai Yang Maha Mengampuni kesalahan, wahai Yang Menciptakan langit, wahai Yang Maha Baik pujian-Nya, wahai Yang Maha Indah kesetiaan-Nya, wahai Yang Maha Mulia pembalasan-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (65) اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا سَتَّارُ، يَا غَفَّارُ، يَا قَهَّارُ، يَا جَبَّارُ،
يَا صَبَّارُ، يَا بَارُّ، يَا مُخْتَارُ، يَا فَتَّاحُ، يَا نَفَّاحُ، يَا مُرْتَاحُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innî as aluka bismika yâ Sattâru, yâ Ghaffâru, yâ Qahhâru, ya Jabbâru, yâ Sabbâru, yâ Bârru, yâ Mukhtâru, yâ Fattâhu, yâ Naffâhu, yâ Murtâh(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Menutupi aib, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Yang Maha Perkasa, wahai Yang Maha Menundukkan, wahai Yang Maha Sabar, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Menjadi pilihan, wahai Yang Membuka semua pintu kebaikan, wahai Yang Maha Pemberi karunia, wahai Yang Maha Pemberi keindahan dan kenahagiaan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

(66) يَا مَنْ خَلَقَنِى وَسَوَّانِي، يَا مَنْ رَزَقَنِي وَرَبَّانِي، ِيَا مَنْ اَطْعَمَنِى وَسَقَانِى، يَا مَنْ قَرَّبَنِى وَ اَدْنَانِى، يَا مَنْ عَصَمَنِى وَكَفَانِى، يَا مَنْ حَفِظَنِي وَكَلانِى، يَا مَنْ اَعَزَّنِى وَاَغْنَانِى، يَا مَنْ وَفَّقَنِى وَهَدَانِى، يَا مَنْ آنَسَنِى وَآوَانِى، يَا مَنْ اَمَاتَنِى وَاَحْيَانِى. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man khalaqanî wasawwânî, yâ Man razaqanî warabbânî, yâ Man ath’amanî wasaqânî, yâ Man qarrabanî wa ‘adnânî, yâ Man ‘ashamanî wakafânî, yâ Man hafizhanî wakalânî, yâ Man a’azzanî wa aghnânî,
yâ Man wafaqanî wahadânî, yâ Man ânasânî wa âwânî, yâ Man amâtanî wa ahyânî.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Menciptakanku dan memuliakanku, wahai Yang Memberi rizki dan membimbingku, wahai Yang Memberiku makan dan minum, wahai Yang Mendekatiku dan Menghampiriku, wahai Yang Menjagaku dan Melindungiku, wahai Yang Memeliharaku dan Melindungiku, wahai Yang Menyelamatkanku dan Menjagaku, wahai Yang Memuliakanku dan Mengkayakanku, wahai Yang Membimbingku dan Menunjukiku, wahai Yang Menghiburku dan Mengayomiku, wahai Yang Mematikanku dan Menghidupkanku.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (67) يَا مَنْ يُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ، يَا مَنْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ، يَا مَنْ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ، يَا مَنْ لا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إلاّ بِاِذْنِهِ، يَا مَنْ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ، يَا مَنْ لا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ، يَا مَنْ لا رَادَّ لِقَضَائِهِ، يَا مَنِ انْقادَ كُلُّ شَيْء لاَِمْرِهِ، يَا مَنِ السَّمَاواتُ مَطْوِيَاتٌ بِيَمِينِهِ، يَا مَنْ يُرْسِلُ الرِّيََاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man yuhiqqul haqqa bikalimâtihi, yâ Man yaqbalut taubata ‘an ‘ibâdihi, yâ Man yahûlu bainal mar’i wa qalbihi, yâ Man lâ tanfa’usy syafâ’atu illa bi’idznihi, yâ Man huwa ‘a’lamu biman dhalla ‘an sabîlihi, yâ Man lâ mu’aqqiba lihukmihi, yâ Man lâ râdda liqadhâihi, yâ Man inqâda kullu syai’in liamrihi, yâ Manis samâwâtu mathwiyyatun biyamînihi, yâ Man yursilur riyâha busyran baina yaday rahmatihi.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Wahai Yang Membenarkan kebenaran dengan kalimat-Nya, wahai Yang Menerima taubat hamba-hamba-Nya, wahai Yang Mendindingi seseorang dan hatinya, wahai Yang Tidak bermanfaat syafat kecuali dengan izin-Nya, wahai Yang Maha Mengetahui orang yang tersesat dari jalan-Nya, wahai Yang Tak dapat menghindari hokum-Nya, wahai Yang tak dapat menolak ketetapan-Nya, wahai Yang pada perintah-Nya patuh segala sesuatu, wahai Yang dengan sumpah-Nya tergulung semua langit, wahai Yang Mengirimkan angina kebahagiaan sebelum rahmat-Nya.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb
.
 (68) يَا مَنْ جَعَلَ اْلاَرْضَ مِهَادًا، يَا مَنْ جَعَلَ الْجِبَالَ اَوْتَادًا، يَا مَنْ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا، يَا مَنْ جَعَلَ الْقَمَرَ نُورًا، يَا مَنْ جَعَلَ اللَّيْلَ لِبَاسًا، يَا مَنْ جَعَلَ النَّهَارَ مَعاشًا،
يَا مَنْ جَعَلَ النَّوْمَ سُبَاتًا، يَا مَنْ جَعَلَ السَّمآءَ بِناءً، يَا مَنْ جَعَلَ اْلاَشْيَاءَ اَزْوَاجًا،
 يَا مَنْ جَعَلَ النَّارَ مِرْصَادًا.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man ja’alal ardha mihâda, yâ Man ja’alal jibâla autâda, yâ Man ja’alasy syamsa sirâjâ, yâ Man ja’alal qamara nûran, yâ Man ja’alal layla libâsan, yâ Man ja’alan nahara ma’âsyan, yâ Man ja’alan nauma subâtan, yâ Man ja’alas samâ’a biâ’an, yâ Man ja’alal asy yâ’a azwâjan, yâ Man ja’alan nâra mirshâda(n).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Menjadikan bumi sebagai ayunan, wahai Yang Menjadikan gunung-gunung sebagai tiang, wahai Yang Menjadikan matahari sebagai pelita, wahai Yang Menjadikan bulan cahaya, wahai Yang Menjadikan  malam sebagai pakaian, wahai Yang Menjadikan siang untuk mencari penghidupan, wahai Yang Menjadikan tidur untuk istirahat, wahai Yang Menjadikan langit sebagai bangunan, wahai Yang Menciptakan segalanya berpasangan, wahai Yang Menjadikan neraka sebagai jebakan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (69) اَللّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ يَا سَمِيعُ، يَا شَفِيعُ، يَا رَفِيعُ، يَا مَنِيعُ،
يَا سَرِيعُ، يَا بَدِيعُ، يَا كَبِيرُ، يَا قَدِيرُ، يَا خَبِيرُ، يَا مُجِيرُ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Allâhumma innI as aluka bismika yâ Samî’u, yâ syafî’u, yâ Rafî’u, yâ Manî’u, yâ Sarî’u, yâ badî’u, yâ Kabîru, yâ qadîru, yâ Khabîru, yâ Mujîr(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan asma-Mu wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Memberi syafaat, wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Menghalangi, wahai Yang Maha Cepat, wahai Yang Maha Menciptakan, wahai Yang Maha Besar, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Menyelamatkan.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (70) يَا حَيًّا قَبْلَ كُلِّ حَيٍّ، يَا حَيًّا بَعْدَ كُلِّ حَيٍّ، يَا حَيُّ الَّذِي لَيْسَ كَمِثْلِهِ حَيٌّ، يَا حَيُّ الَّذِي لاَ يُشَارِكُهُ حَيٌّ، يَا حَيُّ الَّذِى لا يَحْتاجُ اِلى حَيٍّ، يَا حَيُّ الَّذى يُمِيتُ كُلَّ حَيٍّ، يَا حَيُّ الَّذِى يَرْزُقُ كُلَّ حَيٍّ، يَا حَيًّا لَمْ يَرِثِ الْحَيَاةَ مِنْ حَيٍّ، يَا حَيُّ الَّذى يُحِْيي الْمَوْتَى، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ لاَ تَأخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ.
سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Hayyan qabla kulli hayyin, yâ Hayyan ba’da kulli hayyin, yâ Hayyul ladzî laysa kamitslihi hayyun, yâ Hayyul ladzî lâ yusyârikuhu hayyun, yâ Hayyul ladzî lâ yahtâju ila hayyin, yâ Hayyul ladzî yumîtu kulli hayyin, yâ Hayyul ladzî yarzuqu kulla hayyin, yâ Hayyan lam yaritsil hayâta min hayyin, yâ Hayyul ladzî yuhyil mautâ, yâ Hayyu yâqayyûmu lâ ta’huduhu sinatun walâ nawm(un).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Hidup sebelum semua yang hidup, wahai Yang Hidup sesudah semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak terserupai oleh semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak tersekutukan oleh semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tidak butuh pada semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang mematikan semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang memberi rizki semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tidak mewarisi kehidupan dari semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang menghidupkan semua mati, wahai Yang Hidup, wahai Yang Mengawasi yang tak pernah kantuk dan tak pernah tidur.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (71) يَا مَنْ لَهُ ذِكْرٌ لاَ يُنْسَى، يَا مَنْ لَهُ نُورٌ لاَ يُطْفَى، يَا مَنْ لَهُ نِعَمٌ لاَ تُعَدُّ، يَا مَنْ لَهُ مُلْكٌ لاَ يَزُولُ، يَا مَنْ لَهُ ثَناءٌ لاَ يُحْصَى، يَا مَنْ لَهُ جَلاَلٌ لاَ يُكَيَّفُ، يَا مَنْ لَهُ كَمالٌ لاَ يُدْرَكُ، يَا مَنْ لَهُ قَضَاءٌ لاَ يُرَدُّ، يَا مَنْ لَهُ صِفَاتٌ لاَ تُبَدَّلُ، يَا مَنْ لَهُ نُعُوتٌ لاَ تُغَيَّرُ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Man lahu dzikrun lâ yunsâ, yâ Man lahu nûrun lâ yuthfâ, yâ Man lahu ni’amun lâ tu’addu, yâ Man lahu mulkun lâ yazûlu, yâ Man lahu tsanâun lâ yuhshâ, yâ Man lahu jalâlun lâ yukayyafu, yâ Man lahu kamâlun lâ yudraku, yâ Man lahu qadhâun lâ yuraddu, yâ Man lahu shifâtun lâ yubaddalu, yâ Man lahu nu’ûtun lâ yughayyar(u).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.

Wahai Yang Memiliki sebutan yang tak pernah terlupakan, wahai Yang Memiliki cahaya yang tak pernah terpadamkan, wahai Yang Memiliki nikmat yang tak terhitung, wahai Yang Memiliki kekuasaan yang tak pernah hancur, wahai Yang Memiliki pujian yang tak terukur, wahai Yang Memiliki kesempurnaan yang tak terjangkau, wahai Yang Memiliki ketetapan yang tak tertolakkan, wahai Yang Memiliki sifat yang tak tergantikan, wahai Yang Memiliki sifat yang tak pernah berubah.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

 (72)يَا رَبَّ الْعَالَمينَ، يَا مَالِكَ يَوْمِ الدِّينِ، يَا غَايَةَ الطَّالِبِينَ، يَا ظَهْرَ اللاَّجِينَ،
 يَا مُدْرِكَ الْهَارِبِينَ، يَا مَنْ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ، يَا مَنْ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ،
 يَا مَنْ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ، يَا مَنْ يُحِبُّ الُْمحْسِنِينَ، يَا مَنْ هُوَ اَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ. سُـبْحَانَكَ يَا لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ اَلْغَوْثَ اَلْغَوْثَ خَلِّصْـنَا مِنَ النَّارِ يَا رَبِّ.

Yâ Rabbal ‘alamîna, yâ Mâlika yawmiddîn, yâ Ghâyatath thâlibîna, yâ Zhhahral lâjîna, yâ Mudrikal hâribîna, yâ May yuhibbush shâbirîna, yâ May yuhibbut tawwâbina, yâ May yuhibbul mutathahhirîna, yâ May yuhibbul muhsinîna, yâ Man Huwa A’lamu bil muhtadîn(a).
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri  yâ râbb.