Kamis, 13 Februari 2014

OPERATION "CARETO"...??? IRAN-AFGHANISTAN-DAN PERANG MATA2..???>>.. NSA-MATA2- DAN HAK AZASI MANUSIA..??>>> ADA APA DENGAN MATA2..?? ......"OPERATION CARETO..???"...Dunia maya kembali diguncang skandal aksi spionase. Setelah stuxnet, kali ini muncul virus mata-mata baru yang disebut "careto" (The Mask) yang muncul berulang-kali berkat kode malware. Virus ini pertama kali menyerang komputer di negara-negara berbahasa Spanyol. Menurut lembaga penemunya, Karspersky Lab, serangan virus mata-mata itu menarget lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan kalangan aktivis di 31 negara, termasuk Inggris. Serangan paling aktif terjadi di Maroko, disusul dengan Brazil, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Siapa dibalik "sang kedok"? Karspersky menolak memberitahu...>>> ..Pemerintahan Obama mengatakan program pengumpulan data telepon – yang dimulai pada tahun 2006 di bawah pemerintahan Bush – adalah sah. Beberapa keputusan pengadilan juga telah mendukung program mata-mata tersebut. ..>> Senator Republik dari Kentucky ini bergabung dengan sebuah kelompok konservatif dan mantan jaksa agung Virginia dalam gugatan yang diajukan Rabu kemarin (12/2/2014) di pengadilan federal di Washington, DC. Menurut gugatan, program mata-mata National Security Agency AS telah melanggar hak privasi warga AS Perubahan Keempat. “UU Hak azazi melindungi semua warga negara dari hal seperti itu. Saya berharap gugatan ini ke Mahkamah Agung dan saya memprediksi rakyat Amerika akan menang,” kata Paul dalam siaran persnya...>>> Nama-nama orang yang digugat oleh Paul adalah Presiden Barack Obama, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, Direktur NSA Keith Alexander, dan Direktur FBI James Comey.[fq/islampos/prtv]...>> Pernyataan itu disampaikan setelah pejabat Washington meningkatkan pernyataan provokatif terhadap Iran dalam beberapa hari terakhir ini. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan dalam sebuah wawancara di Jenewa bulan Januari lalu bahwa opsi militer masih di atas meja jika Iran tidak memenuhi komitmen nuklirnya di bawah kesepakatan Jenewa. Sebagai tanggapan, sejumlah besar pejabat Iran memperingatkan dampak mengerikan pernyataan pejabat Washington tersebut. Komandan IRGC Brigadir Jenderal, Hossein Salami memperingatkan bahwa langkah militer AS akan dibalas dengan respon paling keras oleh Iran dan menggarisbawahi bahwa reaksi Iran akan tidak akan terbatas...>> ...Menurut analis spionase, Joshua Eaton, sekarang kita tahu bahwa NSA menerapkan kebijakan itu dengan memata-matai perusahaan minyak Brazil, Petrobras, Kementerian Perminyakan dan Energi Brazil, OPEC, perusahaan-perusahaan energi Rusia, dan perusahaan energi Perancis, Total. Direktorat Sinyal Australia--yang dengannya NSA berbagi data dan fasilitas--bahkan mungkin telah membantu perusahaan batubara Australia dalam kesepakatan perdagangan dengan Jepang, meskipun tak ada bukti bahwa NSA terlibat dalam operasi itu....>>> Namun, lanjut Eaton, penyadapan NSA dalam industri cadangan bahan bakar hanyalah puncak gunung es. Menurut sebuah artikel yang dimuat koran Inggris, The Guardian, November silam, NSA dan Direktorat Sinyal Australia memanfaatkan Konferensi Perubahan Iklim PBB 2007 di Bali untuk memata-matai para pejabat Indonesia dan memetakan jaringan komunikasi negara itu. Artikel ini merupakan salah satu dari serangkaian laporan yang tersebar di beberapa outlet yang mengungkapkan penyadapan Australia terhadap Indonesia dan negara Asia lainnya atas nama NSA...>>> Menurut analis spionase, Joshua Eaton, sekarang kita tahu bahwa NSA menerapkan kebijakan itu dengan memata-matai perusahaan minyak Brazil, Petrobras, Kementerian Perminyakan dan Energi Brazil, OPEC, perusahaan-perusahaan energi Rusia, dan perusahaan energi Perancis, Total. Direktorat Sinyal Australia--yang dengannya NSA berbagi data dan fasilitas--bahkan mungkin telah membantu perusahaan batubara Australia dalam kesepakatan perdagangan dengan Jepang, meskipun tak ada bukti bahwa NSA terlibat dalam operasi itu...>>> ...Pada tahun 2001, Presiden AS George W. Bush mengumumkan awal perang Afghanistan. Perang itu kemudian menjadi perang terpanjang dalam sejarah AS. Ribuan warga sipil Afghanistan tewas dalam berbagai serangan pesawat tak berawak CIA dan dalam serangan malam hari yang dilakukan pasukan AS ke rumah-rumah penduduk Afghanistan...>>> Karzai telah dipaksa oleh opini publik Afghanistan agar menolak menandatangani perjanjian keamanan dengan AS, tambahnya. "Saya percaya rakyat Afghanistan akan memiliki kata akhir dalam hal ini dan akhirnya mereka akan memaksa keluar AS dan NATO," kata Iosbaker yang juga anggota Committee to Stop FBI Repression (Komite Hentikan Penindasan FBI)....>>> "Kata Clapper, dia berpikir Karzai tidak akan menandatangani perjanjian keamanan dengan AS yang akan mengizinkan pasukan Amerika tinggal [di sana] setelah 2014. Jadi, pada dasarnya, AS kalah perang di sana dan rakyat Afghanistan menginginkan pasukan AS keluar," Joe Iosbaker, pemimpin Koalisi United National Antiwar, mengatakan pada Press TV dalam sebuah wawancara telepon hari Rabu (12/2/14)....>>> ..... Amerika, setelah melihat konflik Suriah tidak berjalan sebagaimana diharapkan, serta perselisihan Palestina-Israel yang tidak kunjung selesai, telah memilih jalan pintas untuk menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus, meskipun dengan itu harus mengorbankan Saudi Arabia dan munculnya Iran ke “panggung utama”. Dengan tumbangnya kekuasaan Mohammad Moersi di Mesir dan Qatar dan Saudi yang kini termarginalkan karena kaitan terorisme mereka, koalisi Iran-Turki kini menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Sangat jelas bahwa kedua negara telah membangun kerjasama tingkat tinggi untuk memerangi terorisme, yang mengemuka dalam kunjungan PM Turki Recep Tayyep Erdogan ke Iran baru-baru ini...>>> Pada hari Selasa (12/2/14), Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper menyatakan di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa lebih baik Washington menunggu sampai pemilu presiden Afghanistan bulan April mendatang. ..>>> ...Menurut berbagai sumber inteligen, para pejabat Amerika telah “memojokkan” Saudi dengan bukti-bukti keterlibatan Saudi dalam serangan senjata kimia di Suriah bulan Agustus 2013 lalu. Bukti-bukti lainnya termasuk kaitan Saudi dengan aksi-aksi terorisme di berbagai negara di Timur Tengah hingga Rusia. Bukti-bukti itu sudah beredar di kalangan diplomat ingternasional dan cukup kuat untuk menjadikan Saudi negara pariah, dikucilkan PBB dengan cap negara teroris...>>> tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika...>>



Operasi Mata-mata "Careto" Bidik 31 Negara

Islam Times- 
Serangan paling aktif terjadi di Maroko, disusul dengan Brazil, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Siapa dibalik "sang kedok"? Karspersky menolak memberitahu.
Mata-mata Careto
Mata-mata Careto

Dunia maya kembali diguncang skandal aksi spionase. Setelah stuxnet, kali ini muncul virus mata-mata baru yang disebut "careto" (The Mask) yang muncul berulang-kali berkat kode malware. Virus ini pertama kali menyerang komputer di negara-negara berbahasa Spanyol.

Menurut lembaga penemunya, Karspersky Lab, serangan virus mata-mata itu menarget lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan kalangan aktivis di 31 negara, termasuk Inggris. Serangan paling aktif terjadi di Maroko, disusul dengan Brazil, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Siapa dibalik "sang kedok"? Karspersky menolak memberitahu.

Dalam wawancara di sela-sela konferensi yang disponsori perusahaannya di Republik Dominika, Direktur tim penelitian global Karspersky, mengatakan bahwa "careto" menyerang institusi pemerintah, perusahaan gas dan minyak, dan kalangan aktivis dengan menggunakan malware yang dirancang untuk mencuri dokumen, arsip terenskripsi, dan data sensitif lainnya, termasuk mengambil alih kendali komputer yang terifeksi.

Virus ini tergolong fleksibel dan multi-sistem karena dapat menginfeksi berbagai sistem operasi, baik yang berbasis Windows dan Mac, hingga perangkat bergerak semacam iOS dan Android. (IT/R/rj)
Spionase Global

Spionase Culas ala NSA

http://www.islamtimes.org/vdcc4sq1i2bqps8.5fa2.html

Islam Times- 
Salah satu daftar misi itu adalah "Keamanan Energi," dengan fokus khusus pada "ancaman terhadap produksi dan distribusi global" cadangan minyak di "Irak, Arab Saudi, Venezuela, Iran, Rusia, dan Nigeria."
NSA
NSA

Dokumen yang dibocorkan mantan karyawan kontrak National Security Agency (NSA), Edward Snowden, telah mengungkapkan minat besar badan tersebut dalam industri cadangan minyak global. Pada bulan November tahun lalu, The New York Times menerbitkan Daftar Misi Strategis 2007 Kantor Direktur Intelijen Nasional. Salah satu daftar misi itu adalah "Keamanan Energi," dengan fokus khusus pada "ancaman terhadap produksi dan distribusi global" cadangan minyak di "Irak, Arab Saudi, Venezuela, Iran, Rusia, dan Nigeria."

Menurut analis spionase, Joshua Eaton, sekarang kita tahu bahwa NSA menerapkan kebijakan itu dengan memata-matai perusahaan minyak Brazil, Petrobras, Kementerian Perminyakan dan Energi Brazil, OPEC, perusahaan-perusahaan energi Rusia, dan perusahaan energi Perancis, Total. Direktorat Sinyal Australia--yang dengannya NSA berbagi data dan fasilitas--bahkan mungkin telah membantu perusahaan batubara Australia dalam kesepakatan perdagangan dengan Jepang, meskipun tak ada bukti bahwa NSA terlibat dalam operasi itu.
Namun, lanjut Eaton, penyadapan NSA dalam industri cadangan bahan bakar hanyalah puncak gunung es. Menurut sebuah artikel yang dimuat koran Inggris, The Guardian, November silam, NSA dan Direktorat Sinyal Australia memanfaatkan Konferensi Perubahan Iklim PBB 2007 di Bali untuk memata-matai para pejabat Indonesia dan memetakan jaringan komunikasi negara itu. Artikel ini merupakan salah satu dari serangkaian laporan yang tersebar di beberapa outlet yang mengungkapkan penyadapan Australia terhadap Indonesia dan negara Asia lainnya atas nama NSA.

Namun, tulis Eaton, para pejabat NSA berulang kali mengatakan AS hanya menggunakan kemampuan penyadapan yang sangat besar untuk memantau ancaman keamanan yang serius seperti terorisme atau proliferasi senjata. Di antara mereka sendiri, bagaimanapun, para analis lembaga itu mengakui, operasi tersebut hanyalah sebuah ekspedisi memancing.

"Tujuan upaya pengembangan adalah mendapatkan pemahaman yang kuat tentang struktur jaringan," kata salah satu dokumen internal NSA yang dikutip The Guardian, "Pengumpulan diperlukan dalam keadaan darurat." Tak jelas, apa bentuk "darurat" yang mereka antisipasi.

Sebuah artikel New York Times diterbitkan pada hari yang sama dengan The Guardian menggambarkan penyadapan NSA pada konferensi 2007 sebagai "upaya menguping besar-besaran." Baik The Guardian maupun Times tidak menyebutkan apakah upaya sudah diperluas untuk menciptakan iklim negosiasi; terdapat alasan untuk curiga bahwa itu sudah dilakukan.

Lebih dari itu, NSA dan "mitra pihak kedua" - Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru--memantau para jururunding sebelum dan selama Konferensi Perubahan Iklim PBB 2009 di Kopenhagen, Denmark. The Huffington Post dan surat kabar Denmark, Information, mengungkapkan operasi ini bulan lalu.

"[P]impinan dan tim negosiasi dari seluruh dunia pasti akan terlibat dalam perumusan kebijakan pada menit-menit terakhir secara intensif," jelas dokumen internal NSA yang dikutip Huffington Post. "[P]ada saat yang sama, mereka akan menggelar diskusi sampingan dengan rekan-rekan mereka--rincian yang menarik bagi perumus kebijakan kami."

Kebanyakan konferensi 2009, kata Eaton, berpusat pada "teks Denmark," berupa rancangan kesepakatan politik yang diedarkan Denmark ke sekelompok kecil negara-negara maju--di luar proses PBB--sebelum bocor ke The Guardian pada hari kedua konferensi, sehimgga membuat jengkel negara-negara berkembang.

Namun NSA mengtahui rincian draft itu sebelum Denmark membagikannya ke delegasi AS--mengetahui bahwa beberapa negosiator merasa kuatir, AS pun segan untuk mengajukan kesepakatan yang lebih ambisius. "Mereka hanya duduk kembali, setelah kami anggap mereka akan takut jika mereka tahu ihwal dokumen kami, " ujar seorang pejabat pemerintah informasi Denmark. "Mereka tidak membuat pernyataan yang konstruktif . Jelas, jika mereka tahu tentang rencana kami sejak musim gugur tahun 2009 , itu merupakan kepentingan mereka untuk hanya menunggu rancangan proposal kami dibawa ke meja perundingan."

Kabel diplomatik yang dibocorkan ke WikiLeaks pada akhir 2010 menunjukkan bahwa badan-badan spionase pemerintah AS lainnya juga mengerahkan agen intelijennya ke perundingan Kopenhagen. Satu kabel Departemen Dalam Negeri dikirimkan ke kedutaan besar AS di seluruh dunia, yang kemudian dikonfirmasi The Guardian sebagai disusun oleh Central Intelligence Agency (CIA), berisi daftar informasi keinginan komunitas intelijen agar para diplomat mengumpulkan para pejabat PBB.

Bagian dari dokumen pada "perubahan iklim, energi, dan lingkungan" meminta intelijen "[n]egara melakuan persiapan untuk [menghadiri] Pertemuan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Kopenhagen pada Desember 2009," "[p]erkembangan terkait dengan pertemuan-pertemuan lain UNFCCC dan diskusi tentang perjanjian pengganti Protokol Kyoto," dan "[p]ersepsi negosiator kunci terhadap posisi AS dalam negosiasi yang berkenaan dengan lingkungan," di antara isu-isu lainnya.

Secara keseluruhan, tulis Eaton, kebocoran itu menunjukkan Amerika Serikat dan sekutunya sedang terlibat dalam taktik dan kenyataan politik era Perang Dingin, kendati pun efek perubahan iklim kian mengerikan . Pengungkapan terbaru seputar spionase selama pembicaraan iklim di Kopenhagen telah memicu kemarahan banyak diplomat dan pemerhati lingkungan, dan seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengatakan kepada Huffington Post bahwa arah kebijakan baru penyadapan yang digulirkan Presiden Obama akan "memastikan bahwa kami memperhitungkan kebutuhan keamanan kami, namun juga aliansi kami."

Hanya saja, konferensi PBB perubahan iklim berikutnya akan diadakan di Lima, Peru, Desember 2014 ini. Apa yang akan terjadi? (IT/rj)

Senator AS Gugat Obama 

Terkait Program Mata-mata NSA

 

SENATOR Rand Paul telah mengajukan gugatan class action terhadap Presiden Barack Obama dan pejabat atas AS lainnya, dengan mengatakan program pengumpulan data telepon pemerintah AS telah melanggar hak konstitusional warga Amerika.The post Senator AS Gugat Obama Terkait Program Mata-mata NSA appeared first on Islampos....
Link : http://islam-update.com/kabar/senator-as-gugat-obama-terkait-program-matamata-nsa


Dunia

Senator AS Gugat Obama 

Terkait Program Mata-mata NSA

Kamis 12 Rabiulakhir 1435 / 13 Februari 2014 08:14
http://www.islampos.com/senator-gugat-obama-terkait-program-mata-mata-nsa-97538/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=senator-gugat-obama-terkait-program-mata-mata-nsa
 
 

paul Senator AS Gugat Obama Terkait Program Mata mata NSA



SENATOR Rand Paul telah mengajukan gugatan class action terhadap Presiden Barack Obama dan pejabat atas AS lainnya, dengan mengatakan program pengumpulan data telepon pemerintah AS telah melanggar hak konstitusional warga Amerika.

Senator Republik dari Kentucky ini bergabung dengan sebuah kelompok konservatif dan mantan jaksa agung Virginia dalam gugatan yang diajukan Rabu kemarin (12/2/2014) di pengadilan federal di Washington, DC. Menurut gugatan, program mata-mata National Security Agency AS telah melanggar hak privasi warga AS Perubahan Keempat.

“UU Hak azazi melindungi semua warga negara dari hal seperti itu. Saya berharap gugatan ini ke Mahkamah Agung dan saya memprediksi rakyat Amerika akan menang,” kata Paul dalam siaran persnya.

Perubahan Konstitusi Keempat UU Hak azazi AS mencegah pencarian yang tidak masuk akal dan Paul mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa teroris individu telah tertangkap atau serangan teror berhasil dicegah dengan bantuan program mata-mata yang masif.

Pemerintahan Obama mengatakan program pengumpulan data telepon – yang dimulai pada tahun 2006 di bawah pemerintahan Bush – adalah sah. Beberapa keputusan pengadilan juga telah mendukung program mata-mata tersebut.

Nama-nama orang yang digugat oleh Paul adalah Presiden Barack Obama, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, Direktur NSA Keith Alexander, dan Direktur FBI James Comey.[fq/islampos/prtv]

Publikasi oleh: Islampos_berita - 2 haris lalu
Senator AS Gugat Obama Terkait Program Mata-mata NSA merupakan posting berita islam terkini yang sedang anda baca. Senator AS Gugat Obama Terkait Program Mata-mata NSA ini adalah kutipan/penggalan berita yang diperoleh melalui feed dari website beralamat http://islampos.com. Silahkan klik "read more" diatas untuk mengunjungi website bersangkutan untuk membaca lebih lengkap berita Senator AS Gugat Obama Terkait Program Mata-mata NS


IRGC: Iran Pilih Cara Lain 

Jika Diplomasi Gagal

 

Islam Times - http://www.islamtimes.org/vdciuzapwt1awr2.k8ct.html

"Jika pembicaraan diplomatik gagal membawa hasil akan ada cara lain untuk menghadapi musuh. Dan kami akan melawan mereka lagi sampai tetes darah terakhir kami,” kata Komandan Operasi IRGC Brigadir Jenderal, Ali Shadmani mengatakan di kota barat Hamedan pada Rabu (12/2/14)....
Link : http://islam-update.com/kabar/irgc-iran-pilih-cara-lain-jika-diplomasi-gagal
Militer Iran

IRGC: Iran Pilih Cara Lain Jika Diplomasi Gagal

Islam Times - "Jika pembicaraan diplomatik gagal membawa hasil akan ada cara lain untuk menghadapi musuh. Dan kami akan melawan mereka lagi sampai tetes darah terakhir kami,” kata Komandan Operasi IRGC Brigadir Jenderal, Ali Shadmani mengatakan di kota barat Hamedan pada Rabu (12/2/14).
http://www.islamtimes.org/vdciuzapwt1awr2.k8ct.html
Brigadir Jenderal Ali Shadmani, Komandan Garda Revolusi Islam Iran
Brigadir Jenderal Ali Shadmani, Komandan Garda Revolusi Islam Iran

Seorang komandan senior Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC), memperingatkan bahwa Iran akan menggunakan cara dan sarana lain untuk mengakhiri kebuntuan dengan kekuatan Barat jika upaya diplomatik gagal. Dia juga menyiratkan bahwa kegagalan perundingan antara Iran dan enam kekuatan dunia akan mengarah pada perang.

"Jika pembicaraan diplomatik gagal membawa hasil akan ada cara lain untuk menghadapi musuh. Dan kami akan melawan mereka lagi sampai tetes darah terakhir kami,” kata Komandan Operasi IRGC Brigadir Jenderal, Ali Shadmani mengatakan di kota barat Hamedan pada Rabu (12/2/14).

Di tempat lain, Shadmani memperingatkan perang lunak musuh terhadap Iran dan mengatakan, "Hari ini serangan budaya besar telah diluncurkan terhadap negara kita dan kita harus bangkit untuk menghadapi musuh."

Pernyataan itu disampaikan setelah pejabat Washington meningkatkan  pernyataan provokatif terhadap Iran dalam beberapa hari terakhir ini. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan dalam sebuah wawancara di Jenewa bulan Januari lalu bahwa opsi militer masih di atas meja jika Iran tidak memenuhi komitmen nuklirnya di bawah kesepakatan Jenewa.

Sebagai tanggapan, sejumlah besar pejabat Iran memperingatkan dampak mengerikan pernyataan pejabat Washington tersebut. Komandan IRGC Brigadir Jenderal, Hossein Salami memperingatkan bahwa langkah militer AS akan dibalas dengan respon paling keras oleh Iran dan menggarisbawahi bahwa reaksi Iran akan tidak akan terbatas.


Tanggal 24 November tahun lalu, Iran dan kekuatan dunia, termasuk Amerika  menandatangani Rencana Aksi Bersama enam bulan untuk meletakkan dasar resolusi akhir sengketa Barat dengan Iran terkait program energi nuklirnya.[IT/r]
Publikasi oleh: Islamtimes - Kemarin
IRGC: Iran Pilih Cara Lain Jika Diplomasi Gagal merupakan posting berita islam terkini yang sedang anda baca. IRGC: Iran Pilih Cara Lain Jika Diplomasi Gagal ini adalah kutipan/penggalan berita yang diperoleh melalui feed dari website beralamat http://www.islamtimes.org/rssgx.dja5qa6dd51kwvjoe.41iarz.a.xml. Silahkan klik "read more" diatas untuk mengunjungi website bersangkutan untuk membaca lebih lengkap berita IRGC: Iran Pilih Cara Lain Jika Diplomasi Gagal

FEBUARI 13 2014

Bila Saudi Tinggalkan “Prajuritnya” di Suriah Perubahan signifikan dirasakan oleh “gerakan” terorisme internasional setelah Amerika memutuskan meninggalkan mereka. Kelompok utama Sunni Lebanon, Al Muqtabal, yang selama ini bahu-membahu bersama mereka memerangi Hizbollah, memilih bergabung bersama Hizbollah dalam pemerintahan mendatang. Militer Lebanon pun kini lebih berani bertindak terhadap tokoh-tokoh ektremis, seperti penangkapan Madjid al Madjid, pimpinan kelompok Brigade Al Azzam yang diduga telah melakukan serangan bom terhadap kedubes Iran di Beirut bulan November tahun lalu.

Lalu tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika.

Namun yang paling mengejutkan mereka adalah pengumuman pemerintah Saudi Arabia yang melarang warganya terlibat dalam  peperangan di luar negeri dan mengancam mereka dengan hukuman berat jika kembali ke tanah air.

Ada hal menarik tentang pengumuman pemerintah Saudi tgl 3 Februari tersebut. Sebelumnya, di awal bulan, media-media Amerika termasuk “Wall Street Journal” dan “New York Times” mengabarkan tentang “rencana” kunjungan Presiden Barack Obama ke Saudi Arabia. Namun kedubes Amerika di Saudi segera membantah laporan-laporan tersebut.

“Kedubes Amerika tidak memiliki informasi tentang rencana kunjungan tersebut dan tidak bisa berkomentar atas hal itu,” kata jubir kedubes Amerika di Saudi Arabia Stewart White.

Namun setelah pengumuman pemerintah Saudi, Gedung Putih langsung mengumumkan rencana kunjungan Barack Obama ke Saudi bulan Maret mendatang.

Para analis tentu banyak yang menyimpulkan bahwa pengumuman pemerintah Saudi, serta pengesahan undang-undang anti-teorisme beberapa waktu lalu, merupakan bentuk kepatuhan Saudi terhadap “patron”-nya, Amerika Serikat yang menganggap keberadaan para teroris di Suriah tidak bisa lagi dibiarkan terlalu kuat. Namun ada dimensi lain dari “kebijakan” Saudi tersebut, yaitu kekhawatiran para teroris itu akan menyulitkan pemerintah di dalam negeri, terutama setelah mereka kembali.

Pemerintah Saudi sendiri telah menyiapkan 2 skenario “strategi melepaskan diri” dari konflik Suriah bagi para “prajurit”-nya yang tergabung dalam beberapa kelompok teroris. Strategi tersebut pernah dilakukan di Afghanistan paska hengkangnya tentara pendudukan Uni Sovyet. Pertama adalah “pemulangan” melalui jalur resmi di kantor Kedubes Saudi di Turki. Yang kedua adalah pembubaran kelompok-kelompok bersenjata di sepanjang perbatasan. Dan yang ketiga adalah meninggalkan mereka begitu saja di Suriah.

Namun bagaimana Saudi bisa melakukan itu semua jika tanpa ada tekanan dari “tuan”-nya?

Menurut berbagai sumber inteligen, para pejabat Amerika telah “memojokkan” Saudi dengan bukti-bukti keterlibatan Saudi dalam serangan senjata kimia di Suriah bulan Agustus 2013 lalu. Bukti-bukti lainnya termasuk kaitan Saudi dengan aksi-aksi terorisme di berbagai negara di Timur Tengah hingga Rusia. Bukti-bukti itu sudah beredar di kalangan diplomat ingternasional dan cukup kuat untuk menjadikan Saudi negara pariah, dikucilkan PBB dengan cap negara teroris.

Amerika, setelah melihat konflik Suriah tidak berjalan sebagaimana diharapkan, serta perselisihan Palestina-Israel yang tidak kunjung selesai, telah memilih jalan pintas untuk menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus, meskipun dengan itu harus mengorbankan Saudi Arabia dan munculnya Iran ke “panggung utama”.

Dengan tumbangnya kekuasaan Mohammad Moersi di Mesir dan Qatar dan Saudi yang kini termarginalkan karena kaitan terorisme mereka, koalisi Iran-Turki kini menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Sangat jelas bahwa kedua negara telah membangun kerjasama tingkat tinggi untuk memerangi terorisme, yang mengemuka dalam kunjungan PM Turki Recep Tayyep Erdogan ke Iran baru-baru ini.

Hasilnya adalah bahwa Saudi takut dengan kepulangan para pejuangnya di Suriah, sehingga harus menyiapkan daftar hukuman yang keras untuk menghindari dampak kekerasan pada “hari perhitungan”. Selain itu, ada yang bahkan lebih berbahaya, yaitu sanksi internasional yang menunggu kerajaan jika tidak menarik diri dari perang di Suriah dan pendanaan terorisme di tingkat internasional, hal mana menyebabkan badan-badan intelijen Eropa harus meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut untuk memantau kembalinya warga Saudi kembali ke kerajaan.

Selama kunjungannya ke Riyadh baru-baru ini, Menlu AS John Kerry menggambarkan posisi Saudi mengenai isu permukiman yahudi yang mengganjal perundingan perdamaian Israel-Palestina, dengan kata-kata menarik. Dia menyebutkan “antusiasme yang kuat” pada hal ini, pada saat tidak ada antusiasme seperti itu sebelumnya.

Di sinilah informasi terjalin: isu terorisme yang disajikan Amerika Serikat kepada rekan-rekan Arab mereka dan isu pemukiman Palestina-Israel. Sumber yang dekat dengan Otoritas Palestina di Ramallah mengatakan bahwa Kerry telah meminta Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dengan imbalan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Ini akan diikuti dengan ditinggalkannya secara bertahap prinsip “hak untuk kembali” bagi pengungsi Palestina sekaligus menghidupkan kembali proyek implantasi dalam skala besar, di mana negara-negara Arab plus beberapa negara lain seperti Australia dan Kanada, akan menampung para pengungsi Palestina.

Sumber-sumber Palestina menambahkan bahwa Presiden Abbas enggan mengumumkan persetujuannya atas usul tersebut tanpa “payung” oleh negara Arab yang berpengaruh. Kerry meyakinkan Abbas bahwa ia akan secara pribadi melakukan tugas ini. Siapa lagi yang paling bisa diharapkan kecuali Saudi?

Secara umum, undang-undang anti-terorisme Saudi dan dekrit kerajaan yang melarang warga Saudi terlibat kegiatan terorisme adalah tanda dari tahap baru ini.(ca)
FEBUARI 13 2014

Bila Saudi Tinggalkan “Prajuritnya” di Suriah Perubahan signifikan dirasakan oleh “gerakan” terorisme internasional setelah Amerika memutuskan meninggalkan mereka. Kelompok utama Sunni Lebanon, Al Muqtabal, yang selama ini bahu-membahu bersama mereka memerangi Hizbollah, memilih bergabung bersama Hizbollah dalam pemerintahan mendatang. Militer Lebanon pun kini lebih berani bertindak terhadap tokoh-tokoh ektremis, seperti penangkapan Madjid al Madjid, pimpinan kelompok Brigade Al Azzam yang diduga telah melakukan serangan bom terhadap kedubes Iran di Beirut bulan November tahun lalu.

Lalu tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika.

Namun yang paling mengejutkan mereka adalah pengumuman pemerintah Saudi Arabia yang melarang warganya terlibat dalam peperangan di luar negeri dan mengancam mereka dengan hukuman berat jika kembali ke tanah air.

Ada hal menarik tentang pengumuman pemerintah Saudi tgl 3 Februari tersebut. Sebelumnya, di awal bulan, media-media Amerika termasuk “Wall Street Journal” dan “New York Times” mengabarkan tentang “rencana” kunjungan Presiden Barack Obama ke Saudi Arabia. Namun kedubes Amerika di Saudi segera membantah laporan-laporan tersebut.

“Kedubes Amerika tidak memiliki informasi tentang rencana kunjungan tersebut dan tidak bisa berkomentar atas hal itu,” kata jubir kedubes Amerika di Saudi Arabia Stewart White.

Namun setelah pengumuman pemerintah Saudi, Gedung Putih langsung mengumumkan rencana kunjungan Barack Obama ke Saudi bulan Maret mendatang.

Para analis tentu banyak yang menyimpulkan bahwa pengumuman pemerintah Saudi, serta pengesahan undang-undang anti-teorisme beberapa waktu lalu, merupakan bentuk kepatuhan Saudi terhadap “patron”-nya, Amerika Serikat yang menganggap keberadaan para teroris di Suriah tidak bisa lagi dibiarkan terlalu kuat. Namun ada dimensi lain dari “kebijakan” Saudi tersebut, yaitu kekhawatiran para teroris itu akan menyulitkan pemerintah di dalam negeri, terutama setelah mereka kembali.

Pemerintah Saudi sendiri telah menyiapkan 2 skenario “strategi melepaskan diri” dari konflik Suriah bagi para “prajurit”-nya yang tergabung dalam beberapa kelompok teroris. Strategi tersebut pernah dilakukan di Afghanistan paska hengkangnya tentara pendudukan Uni Sovyet. Pertama adalah “pemulangan” melalui jalur resmi di kantor Kedubes Saudi di Turki. Yang kedua adalah pembubaran kelompok-kelompok bersenjata di sepanjang perbatasan. Dan yang ketiga adalah meninggalkan mereka begitu saja di Suriah.

Namun bagaimana Saudi bisa melakukan itu semua jika tanpa ada tekanan dari “tuan”-nya?

Menurut berbagai sumber inteligen, para pejabat Amerika telah “memojokkan” Saudi dengan bukti-bukti keterlibatan Saudi dalam serangan senjata kimia di Suriah bulan Agustus 2013 lalu. Bukti-bukti lainnya termasuk kaitan Saudi dengan aksi-aksi terorisme di berbagai negara di Timur Tengah hingga Rusia. Bukti-bukti itu sudah beredar di kalangan diplomat ingternasional dan cukup kuat untuk menjadikan Saudi negara pariah, dikucilkan PBB dengan cap negara teroris.

Amerika, setelah melihat konflik Suriah tidak berjalan sebagaimana diharapkan, serta perselisihan Palestina-Israel yang tidak kunjung selesai, telah memilih jalan pintas untuk menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus, meskipun dengan itu harus mengorbankan Saudi Arabia dan munculnya Iran ke “panggung utama”.

Dengan tumbangnya kekuasaan Mohammad Moersi di Mesir dan Qatar dan Saudi yang kini termarginalkan karena kaitan terorisme mereka, koalisi Iran-Turki kini menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Sangat jelas bahwa kedua negara telah membangun kerjasama tingkat tinggi untuk memerangi terorisme, yang mengemuka dalam kunjungan PM Turki Recep Tayyep Erdogan ke Iran baru-baru ini.

Hasilnya adalah bahwa Saudi takut dengan kepulangan para pejuangnya di Suriah, sehingga harus menyiapkan daftar hukuman yang keras untuk menghindari dampak kekerasan pada “hari perhitungan”. Selain itu, ada yang bahkan lebih berbahaya, yaitu sanksi internasional yang menunggu kerajaan jika tidak menarik diri dari perang di Suriah dan pendanaan terorisme di tingkat internasional, hal mana menyebabkan badan-badan intelijen Eropa harus meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut untuk memantau kembalinya warga Saudi kembali ke kerajaan.

Selama kunjungannya ke Riyadh baru-baru ini, Menlu AS John Kerry menggambarkan posisi Saudi mengenai isu permukiman yahudi yang mengganjal perundingan perdamaian Israel-Palestina, dengan kata-kata menarik. Dia menyebutkan “antusiasme yang kuat” pada hal ini, pada saat tidak ada antusiasme seperti itu sebelumnya.

Di sinilah informasi terjalin: isu terorisme yang disajikan Amerika Serikat kepada rekan-rekan Arab mereka dan isu pemukiman Palestina-Israel. Sumber yang dekat dengan Otoritas Palestina di Ramallah mengatakan bahwa Kerry telah meminta Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dengan imbalan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Ini akan diikuti dengan ditinggalkannya secara bertahap prinsip “hak untuk kembali” bagi pengungsi Palestina sekaligus menghidupkan kembali proyek implantasi dalam skala besar, di mana negara-negara Arab plus beberapa negara lain seperti Australia dan Kanada, akan menampung para pengungsi Palestina.

Sumber-sumber Palestina menambahkan bahwa Presiden Abbas enggan mengumumkan persetujuannya atas usul tersebut tanpa “payung” oleh negara Arab yang berpengaruh. Kerry meyakinkan Abbas bahwa ia akan secara pribadi melakukan tugas ini. Siapa lagi yang paling bisa diharapkan kecuali Saudi?

Secara umum, undang-undang anti-terorisme Saudi dan dekrit kerajaan yang melarang warga Saudi terlibat kegiatan terorisme adalah tanda dari tahap baru ini.(ca)



Iran VS Hegemoni Global
http://www.islamtimes.org/vdcfmxdmmw6dt1a.,8iw.html




Panglima Iran: 
Iran Siap Perang Penentuan 
Melawan AS dan Israel
Islam Times- "Kami siap dalam pertempuran menentukan melawan AS dan rezim Zionis," kata Firouzabadi kepada Fars News Agency pada hari Rabu, 12/02/14.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi dalam sebuah pernyataan mengatakan, negaranya siap dalam pertempuran menentukan terhadap Washington dan Tel Aviv, dan bersumpah akan menyerang semua pangkalan militer AS jika Iran diserang.

"Kami siap dalam pertempuran menentukan melawan AS dan rezim Zionis," kata Firouzabadi kepada Fars News Agency pada hari Rabu, 12/02/14.

Menurut Jenderal itu, Iran telah mempersiapkan diri untuk pertempuran final melawan AS dan Israel sejak bertahun-tahun lalu, dan telah mementaskan wargames berbeda. "Jika perang diluncurkan terhadap Iran, kami tidak akan memberikan tanah apapun kepada musuh, dan mereka sendiri mengetahui hal ini dengan sangat baik."

Firouzabadi lebih lanjut mengatakan, musuh telah mempelajari invasi militer Iran selama sepuluh tahun terakhir ini, "Mereka bahkan memindahkan pasukan mereka ke wilayah tersebut, tapi akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan (untuk berperang di Iran) dan meninggalkan wilayah tersebut".

"Dan pernyataan perang mereka (tentang perang dengan Iran) sekarang ini hanyalah gertakan politik belaka," tambahnya.

"Namun demikian, kami memperingatkan, jika serangan benar-benar diluncurkan pada pasukan kami dari wilayah manapun, kami akan menyerang semua posisi musuh. Kami tidak merasa bermusuhan dengan salah satu negara daerah, tetapi jika kita menergetkan pangkalan militer AS di wilayah ini, kita akan memukul tanah mereka."

Sebelumnya, Penasihat Militer Pemimpin Tertinggi Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, menegaskan kesalahan perang AS akan berbuah penghancuran Israel oleh pasukan Iran dan gerakan perlawanan Hizbullah di Libanon.

"Bangsa Iran dan Angkatan Bersenjata siap habis-habisan mempertahankan dan melindungi negara dengan segala kekuatannya dan akan menanggapi setiap agresi dengan serangan balik yang tak terbayangkan," kata Safavi di sebelah barat laut provinsi Zanjan pada hari Selasa (11/2), kepada sejumlah besar rakyat Iran yang berpartisipasi dalam demonstrasi tahunan untuk memperingati ulang tahun ke-35 kemenangan Revolusi Islam.

Safavi juga meremehkan retorika perang para pejabat AS dan "Israel" terhadap Iran, dan memperingatkan, "Dimulainya perang terhadap Iran berarti kehancuran rezim Zionis oleh pasukan Hizbullah Iran dan Hizbullah Lebanon." [IT/Onh/Ass]

Perang Afghanistan
Iosbaker: AS Kalah Perang di Afghanistan
Islam Times - http://www.islamtimes.org/vdcjtvetxuqeivz.bnfu.html
Karzai telah dipaksa oleh opini publik Afghanistan agar menolak menandatangani perjanjian keamanan dengan AS, tambahnya.
Tentara AS di Afghanistan...
Tentara AS di Afghanistan...

Seorang aktivis anti-perang terkemuka mengatakan AS telah kalah 'perang' di Afghanistan karena rakyat Afghanistan menginginkan pasukan AS keluar dari negara mereka.

Pemerintahan Obama berusaha menggolkan kesepakatan keamanan bilateral dengan pemerintah Afghanistan yang akan memungkinkan ribuan tentara AS tetap berada di Afghanistan selama satu dekade setelah tahun 2014.

Namun, meski ditekan Washington, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menolak menandatangani kesepakatan itu. Dia malah menetapkan beberapa syarat  jika AS ingin pasukannya terus hadir di Afghanistan.

Pada hari Selasa (12/2/14), Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper menyatakan di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa lebih baik Washington menunggu sampai pemilu presiden Afghanistan bulan April mendatang.

"Kata Clapper, dia berpikir Karzai tidak akan menandatangani perjanjian keamanan dengan AS yang akan mengizinkan pasukan Amerika tinggal [di sana] setelah 2014. Jadi, pada dasarnya, AS kalah perang di sana dan rakyat Afghanistan menginginkan pasukan AS keluar," Joe Iosbaker, pemimpin Koalisi United National Antiwar, mengatakan pada Press TV dalam sebuah wawancara telepon hari Rabu (12/2/14).

Karzai telah dipaksa oleh opini publik Afghanistan agar menolak menandatangani perjanjian keamanan dengan AS, tambahnya.

"Saya percaya rakyat Afghanistan akan memiliki kata akhir dalam hal ini dan akhirnya mereka akan memaksa keluar AS dan NATO," kata Iosbaker yang juga anggota Committee to Stop FBI Repression (Komite Hentikan Penindasan FBI).

Pada tahun 2001, Presiden AS George W. Bush mengumumkan awal perang Afghanistan. Perang itu kemudian menjadi perang terpanjang dalam sejarah AS. Ribuan warga sipil Afghanistan tewas dalam berbagai serangan pesawat tak berawak CIA dan dalam serangan malam hari yang dilakukan pasukan AS ke  rumah-rumah penduduk Afghanistan.[IT/r]

1 komentar:

  1. saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan









    saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan

    BalasHapus