Jumat, 31 Agustus 2012

....KontraS Kutuk Keras Aksi Kekerasan Terhadap Pengikut Syiah ..>>> KontraS Surabaya mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah warga terhadap pengikut Syiah di Kecamatan Omben Sampang Madura Jawa Timur pada hari minggu 26 Agustus 2012. KontraS Surabaya juga menyesalkan dan prihatin atas tidak adanya langkah antisipatif dari pemerintah dan Polri untuk mencegah terjadinya peristiwa ini. KontraS Surabaya meyakini, bahwa peristiwa ini dapat dicegah apabila Pemerintah memiliki komitmen serius dalam mengupayakan resolusi konflik dalam kasus ini. Akan tetapi, berdasarkan rangkaian peristiwa yang terjadi sangat nampak bahwa pemerintah belum memiliki komitmen mengenai hal itu. Pada awal 2012, KontraS Surabaya telah menyerukan kepada Pemerintah dan Kepolisian Republik Indonesia agar segera melakukan langkah evaluatif dan antisipatif dalam menjaga kemananan dan ketertiban masyarakat di wilayah Sampang pada pasca penyerangan dan pembakaran Bulan Desember tahun 2011 lalu. Akan tetapi, tampaknya baik pemerintah maupun Polri mengabaikan hal ini. Seperti telah diberitakan di sejumlah media, pada hari Minggu 26 Agustus 2012 telah terjadi aksi kekerasan yang dilakukan hampir ribuan warga Kecamatan Omben Kabupaten Sampang terhadap ratusan warga syi’ah yang bertinggal di dusun Nangkernang Desa Karang Gayam Kec. Omben, dan dusun Geding laok desa Bluuren Kac. Karang penang. Komunitas Syiah adalah kelompok minoritas di wilayah ini. Akibat dari peristiwa ini, satu orang meninggal dunia, satu orang luka berat, dan 3 orang yang lain luka sedang dan harus dirawat di Rumah Sakit. Selain itu setidakanya ada 60 unit bangunan dari 35 rumah milik warga syi’ah telah dibakar. (kronologis disampaikan dalam lembar terpisah). “Peristiwa ini adalah bukti kelalaian dari pemerintah dan polisi ,” demikian tegas Andy Irfan Koordinator Badan Pekerja KontraS. Tindakan penyerangan, pembakaran dan pengrusakan, pengusiran, penganiayaan serta pembunuhan terhadap jemaah Syiah Sampang seperti yang terjadi atas warga syi’ah adalah nyata-nyata tindak pelanggaran hukum dan HAM. Karena itu, Kepolisian Republik Indonesia, harus melakukan tindak tegas dengan memproses semua pelakunya. KontraS Surabaya meyakini, bahwa Polisi Sampang telah memiliki data infoprmasi dan keterangan yang cukup tentang para pelaku kekerasan dalam peristiwa ini. Karena itu, KontraS Surabaya menuntut : Polisi menidak tegas semua pelaku kekerasan dalam peristiwa tanggal 26 agustus 2012 dengan menangkap dan memproses secara hokum para pelakunya; Termasuk dalam hal ini adalah tokoh penggerak aksi kekerasan. Pemerintah segera melibatkan perwakilan korban untuk merumuskan penanganan dan perlindungan kepada korban yang sekarang sebagian diantarnya telah diungsikan ke Gor Sampang; Keterlibatan perwakilan korban sangat penting untuk menjamin akuntabilitas dalam penanganan kasus ini. Tokoh-tokoh agama islam terutamna dari Nahdhatul Ulama agar terlibat aktif untuk menyerukan perdamaian dan mendorong resolusi konflik dalam peristiwa ini. >>..Dewan Pengurus Pusat Ahlulbait Indonesia, menyatakan: Belasungkawa kepada segenap korban tindak kekerasan tersebut dan mendoakan agar diberikan ketabahan dan kesabaran menghadapi cobaan ini. Sangat menyesalkan dan mengecam terjadinya penyerangan terhadap Muslim Ahlulbait (pencinta Rasulllah dan keluarganya) di Sampang, dan mengutuk keras pelaku-pelakunya karena memicu berulangnya konflik horizontal yang dapat mengancam integritas bangsa dan keutuhan NKRI. Penyelesaian kasus Sampang ini tidak akan selesai sebelum aparat kepolisian dapat menangkap pelaku-pelaku serta aktor-aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, DPP Ahlulbait Indonesia mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap dan menghukum pelaku-pelaku penyerangan dan aktor-aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. Mendesak pemerintah daerah setempat untuk memberikan perlindungan, jaminan rasa aman kepada warga, dan memberikan kompensasi kepada korban kekerasan tersebut. Menghimbau pemerintah untuk menuntaskan proses penyelesaian kasus-kasus kekerasan atas nama agama serta perlindungan yang serius terhadap seluruh penganut agama yang dijamin Pancasila dan konstitusi negara (UUD 1945). Mengingat masyarakat Ahlulbait sebagai masyarakat terpimpin maka diinstruksikan kepada masyarakat Ahlulbait (pencinta Rasulullah saw dan keluarganya) Indonesia untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan maupun tindakan yang dapat memperkeruh hubungan antar warga dan penganut keyakinan beragama di Indonesia yang justru dapat menyenangkan dan menguntungkan musuh-musuh kemanusiaan. Mengingat bahwa menjaga keutuhan NKRI merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, maka DPP Ahlulbait Indonesia meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap provokasi dan adu domba antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut keyakinan yang dilakukan oleh kelompok takfiri (orang-orang yang dengan mudah menyesatkan dan mengkafirkan masyarakat lain di luar kelompoknya). Semoga Allah SWT mengokohkan ukhuwah Islamiyah, dan senantiasa melindungi bangsa ini dari fitnah yang dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab serta menghendaki kerusakan masa depan bangsa Indonesia...>>...ADALAH SUATU KEANEHAN INI TERJADI.....DI- AKHIR ZAMAN INI..??? DAHULU ZAMAN SAYA KECIL TAHUN MASA SEKOLAH SD ... KAUM SYIAH DAN SUNNY SUDAH ADA DI REPUBLIK INDONESIA INI...>>> BAHKAN TENTU SEBELUM SAYA LAHIR JUGA SUDAH ADA KEBERADAAN MEREKA DI INDONESIA...>>> SEMUANYA BAIK2 SAJA...??? >> DAHULU SAYA INGAT BILA AYAH SERING MEMBICARAKAN DENGAN PARA ORANG2 TUA.. BAHWA DALAM AGAMA ISLAM ITU ADA YANG BERLAINAN AQIDAHNYA WALAUPUN SAMA MENYEBUT DIRI ISLAM...??? >> SYIAH DAN SUNNY ITU SATU AQIDAH.. DAN DIBEDAKAN OLEH PERKEMBANGAN SEJARAH SETELAH RASULULLAH WAFAT...ATAU MENJELANG WAFAT...MENGENAI KEPEMIMPINAN DAN KEKHALIFAHAN...>>> KEKHALIFAHAN SEBAGAI AMIRUL MU'MININ INI TELAH DIARAHKAN DENGAN JELAS OLEH RASULULLAH SAW...>> BANYAK AYAT2 ALQUR'AN DAN HADIS2 YANG LANGSUNG DARI RASULULLAH SAW... KEPADA PARA SAHABAT DAN AHLULBAYT...>> NAMUN DALAM PERJALANANNYA ADA BEBERAPA PERBEDAAN TAFSIR DAN KEPENTINGAN..DIANTARA PARA SAHABAT RASULULLAH SAW...>>> YANG HARUS HATI2 ADALAH AJARAN2 YANG MENGAKU SEBAGAI ISLAM BAIK DIKALANGAN SYIAH MAUPUN SUNNY... YAKNI DIDALAM SUNNY ADA AJARAN2 YANG SANGAT BERBAHAYA AKAN KERUKUNAN DAN PERSATUAN UMAT ISLAM..YAKNI WAHABYAH DAN AHMADIYAH..YANG SEMUANYA SANGAT DIATUR OLEH KOLABORASI PARA KAFIRIN DAN PENJAJAH..SEDANGKAN DALAM SYIAH ADANYA GOLONGAN BAHAIYAH...>>> ITU GOLONGAN2 MENGANUT PENYELEWENGAN2 TERSEBUT YANG SEMUANYA AKU TAK TAHU PERSIS DAN TAK PERNAH MEMPELAJARINYA...>>> ORANG2 TUA DAN ORANG TUAKU..DAHULU SELALU MENGATAKAN BAHWA KITA2 INI MENGANUT AJARAN AHLUSSUNAH WALJAMAAH DAN BERMAZHAB SYAFIE....>>> AKU JUGA IKUT SAJA..SEBAGAIMANA.. PARA ORTU MELAKUKANNYA.. DAN IKUT2 MENGAJI DISURAU...>>> KINI SEMUA GURU2 DAN ORTU KU SUDAH WAFAT...>> SEPERTINYA SULIT JUGA UNTUK BERTANYA SECARA TUNTAS...>>> NAH..TIBA2 KOK BANYAK MASALAH SUNNY SYIAH..SEPERTINYA ADA PERMAINAN ADU-DOMBA SESAMA UMAT ISLAM...>>> SEBELUMNYA.. ADA ISSUE TERORIS...LALU..ISSUE ISLAM LIBERAL...KALAU AHMADIYAH DAN WAHABIYAH SUDAH LAMA DIBAHAS PARA ALIM DIKAMPUNGKU..DAHULU...>>> ANEH KAN.. ???? BELUM TERLALU LAMA BEBERAPA DEKADE DAN AKU SUDAH REMAJA... >>> ITU RAJA2 ARAB WARGA SAUDIYAH SANGATLAH BERSAHABAT DENGAN SYAH IRAN.-REZA PAHLEVI...DAN JUGA DENGAN SADDAM HUSEIN DI IRAQ....>>> PADAHAL DARI DAHULU HINGGA KINI.. RAKYAT IRAN DAN IRAQ ADALAH PUSAT2 SYIAH DAN BAHKAN MENJADI BUDAYA SYIAH..JUGA DI SURIAH ..HAFIZH ASSAD...>>> ....KOK SEKARANG MEREKA SEPERTI ADA PERSETERUAN...DENGAN ANAKNYA BASYAR ASSAD...???[..BISA JADI ADA KOLABORASI TANGAN2 INTELIGEN BARAT...YANG MEMANG SEJAK DAHULU SELALU CAMPUR TANGAN DI KAWASAN TIMUR TENGAH INI...TERLEBIH KINI ADA KASUS IRAN DENGAN NUKLIRNYA YANG SANGA DITAKUTI ISRAEL...??? JADI BUKAN TIDAK MUNGKIN PARA REZIM2 PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL..SEPERTI AS-ISRAEL-NATO-DAN KELOMPOK2 SERAKAH DIKERAJAAN ARAB SAUDI DKK IKUT BERPERAN DISANA..]>>>... SETELAH SYAH REZA DIGULINGKAN KHOMAINI..MAKA AMERIKA SERIKAT-INGGRIS DAN SAUDI ARABIA SEPERTI MEMUSUHI IRAN...YANG DIDALAMNYA ADA IMAM BESAR SYIAH KHOMAINI..>>> PADAHAL DAHULU KHOMAINI WAKTU DIUSIR SYAH REZA .... PARA PEMIMPIN BARAT KHUSUSNYA PRANCIS DAN JUGA NEGARA2 ARAB LAIN IKUT MEMBANTU IMAM KHOMAINI...MENGUNGSI KE IRAQ LALU KE MESIR...LALU KE PRANCIS...>>> TAPI SETELAH SYAH REZA TERGULINGKAN OLEH REVOLUSI RAKYAT IRAN..YANG DIPIMPIN IMAM KHOMAINI.....KOK ARAB-AS-INGGRIS DAN NEGARA2 TELUK MEMUSUHINYA..??? >> ADA APA..??? ..>> BAHKAN DITAHUN 1990-AN... IRAQ DENGAN SADDAM HUSEIN-NYA YANG AWALNYA BERDAMAI.. LALU...MENJADI BERMUSUHAN...DENGAN TERANG2-AN..SETELAH DI-GADANG2 OLEH ARAB SAUDI DKK...DIDUKUNG AS-RUSIA...>>> BAHKAN IRAQ DENGAN DUKUNGAN DAN BANTUAN NEGARA2 ARAB DAN AS-INGGRIS-RUSIA DENGAN GAGAHNYA LANGSUNG MENYERANG IRAN YANG DALAM POSISI LEMAH DAN SEDANG BEREVOLUSI DALAM NEGERI...MEMBERSIHKAN SISA2 PENDUKUNG SYAH.REZA..YANG SANGAT KUAT SAAT ITU...??? >>> LALU ....SELANJUTNYA ...ADA APA ..INI...?? LALU SADDAM DI-GADANG2 JADI PAHLAWAN ARAB UNTUK MENYERANG IRAN...DAN MEREBUT TELUK PERSIA DAN SELAT HORMUZ SEPENUHNYA....>>> IRAQ BENAR2 DIBANTU PENUH DANA DAN SENJATA....OLEH KELOMPOK2 RUSIA-PERANCIS-INGGRIS-AS-ARAB SAUDI.DKK..UNTUK MENYERANG IRAN...DIMANA IRAN YANG BERJUANG HANYA SENDIRIAN..DAN DALAM KEADAAN PERALIHAN KEKUASAAN MELALUI REVOLUSI RAKYAT...>>> MULANYA IRAN KALAH DAN BEBERAPA KOTA PERBATASAN DAN PULAU2 KECIL LAINNYA DIKUASAI IRAQ...>> NAMUN RAKYAT IRAN YANG GIGIH BERJUANG DAPAT MEREBUT KEMBALI SEMUA TANAH AIR IRAN...DAN MEREKA PERANG LEBIH DARI 8 TAHUN...DAN AKHIRNYA.... IRAQ DIKALAHKAN..>>> NAH...SEJAK ITU ..... MULAILAH...DIHEMBUS-HEMBUSKAN.....ISSUE SHIAH VS SUNNY DAN TERUS ....DIBESAR-BESARKAN DAN BAHKAN DIPROVOKASI..HINGGA KETATANAN MASYARAKAT DILUAR TIMUR TENGAH..???>>> MENGAPA..???!!!.. INI ADA APA...???? ...ADA TUJUAN APA...??? KOK UMAT ISLAM TERUS MENERUS DIHANTAM...DIPECAH-BELAH...??? LIHAT ISSUE 911WTC-ISSUE HOLOCAUST YAHUDI-ISSUE TERRORIST- ISSUE SYIAH...??? [SEDANGAKN PARA PERUSAKNYA ISLAM LIBERAL-PLURALISME-HAM-WAHABIYAH-BAHAIYAH-AHMADIYAH..MALAH DIAGUNG-AGUNGKAN DI-BELA2....DAN DI-BAGUS2-KAN..OLEH MASMEDIA DAN PARA KOMAPARADOR2...PENJAJAH INTERNASIONAL...DAN KONCO2NYA....???...NAH WASPADALAH...DAN ELING.....ELING...ELING....!!!!]....>>> .....UMAT ISLAM HARUS WASPADA..DAN ELING...!!!! >>> INI ZAMAN ADU DOMBA AGAMA...>>> INI BAKALAN KEMBANGNYA PERANG2 BESAR..>>> ANTARA KAFIRIN DAN MUSLIMIN...>>> CARANYA UMAT ISLAM DILEMAHKAN DENGAN ISSUE ADU DOMBA...SEPERTI ZAMAN VAN DER PLAS-SNOUCK HURGRONJE- LAURENS OF ARABIA DLL...>>> ISSUE INI SUDAH SERING DIINGATKAN OLEH ORTU2 AKU WAKTU AKU MASIH KECIL...MASIH ANAK2..>>> KEMBALI KASUS DI MADURA.. INI ADALAH PERBUATAN TANGAN2 KOTOR PARA WAHABIYAH DAN AHMADIYAH DAN BAHAIYAH..DAN TANGAN JAHIL ASING DAN PROVOKASI...KAUM PEMECAH BELAH UMAT..ISLAM....YANG MEMANG INGIN ADA PERPECAHAN DIKALANGAN UMAT ISLAM.INDONESIA....>>> WASPADALAH...DAN ELING..!!! SDR2 MUSLIMIN... JANGAN TERPANCING ISSUE SYIAH VS SUNNY...>>> ITU PASTI ADALAH HASIL GODOGAN PARA INTELIGEN2 KAFIRIN...YANG MENYESATKAN UMAT ISLAM....>>> DARI DAHULU JUGA ADA SYIAH DEKAT2 KAMPUNG KAMI ....DAN KAMI SUNNY BERDAMPINGAN SECARA BAIK2 DAN SALING BELAJAR BEBERAPA CARA SEMBAHYANG DAN ILMU2 AGAMA LAINNYA JUGA SUNAH2 LAINNYA...>>..BAHKAN DARI BAHASAN BERSAMA SUNNY -DAN -SYIAH..ZAMAN ITU...NAMPAKNYA DALAM BEBERAPA HAL TERDAPAT DALIL DAN RUJUKAN2 SERTA HUJAH2 NYA PARA ULAMA SYIAH ITU NAMPAKNYA LEBIH KUAT DAN LEBIH ORISINIL DARI PADA ULAMA2 SUNNY..YANG TERKESAN REFERENSI SUNNY..ITU PANJANG2....PADA ZAMAN ITU...>> ...YANG BISA KITA LAKUKAN KITA LAKUKAN...DAN JUGA MEREKA DEMIKIAN...>>> KAMI TAHLILAN DAN MAULIDAN SERTA MELAKUKAN CUKURAN ANAK2 ATAU BARZANZI...DAN AKEKAHAN SERING SALING MENGUNDANG DAN BERSAMA-SAMA ...>>> TIDAK ADA BID'AH2-AN..DAN MUSUH2AN..ATAU KAFIR-MENGKAFIRKAN....WALAUPUN ADA BEBERAPA BERBEDA PANDANGAN TENTANG BEBERAPA SAHABAT ...TETAPI SEMUANYA ALASAN DAN RUJUKAN2 MASING2..DENGAN JELAS... DAN PARA ALIM SUNNY SEPRTINYA DAPAT MENERIMA HUJJAH MEREKA...DENGAN JIWA BESAR...DAN HANYA BERBEDA CARA MENSIKAPINYA SAJA...TANPA MENJADI MUSUSHAN ATAU SALING MEMBENCI...SATU DENGAN YANG LAINNYA...>>> SEMUA SALING HORMAT DAN MENGHARGAI..>> MEMANG ADA SEDIKIT BERBEDA SOAL ADZAN...DAN BEBERAPA CARA.. TAPI TIDAK MERUBAH DASAR2 AQIDAH...>>> SYIAH DAN SUNNY ADALAH SHOHEH2 AJA...>>> MAKANYA KOK ANEH DI MADURA... ADA KEKERASAN SEPERTI ITU...??? ANEH JUGA ADA APA..INI..??? TENTU ADA YANG NGOMPORIN....DAN MANAS2IN...??? BIASANYA GAK JAUH2...DARI KELOMPOK2 YANG DAHULU AYAH DAN PARA ALIM WANTI2.....???.. KARENA ITULAH POLA POLITIK DAN JALAN MEREKA BERKUASA..DAN MENDAPAT DUKUNGAN DANA DAN SENJATA DAN BAHKAN PASUKAN DARI PARA PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL...[BACA SEJARAH.....SEJARAH.....SEJARAH....]>>> KAMI WAKTU KECIL JUGA SERING KEDATANGAN ULAMA2 JAWA TIMUR-MADURA-JAWA TENGAH -CIREBON-DLL DIKAMPUNG KAMI.>> SEMUA KITA HORMATI..DAN SELALU BERSILATURAHIM DENGAN ISLAMI..>>>.... TAPI KOK KINI JADI BERUBAH...SEPERTI ADA PERMAINAN PEPERANGAN DAN POLITIK DEVIDE ET IMPERA...LAGI....??? >>> ADA APA DI MADURA DAN JAWA-TIMUR..??? ..>>> AWASLAH KAUM2 MUNAFIQIN DAN FASIQIN SELALU MENDORONG-DORONG PERMUSUHAN...DAN PERPECAHAN UMAT ISLAM...>>> ANEH JUGA DI MEDIA2 ISLAM SEKARANG CENDERUNG ADA KEKERASAN..???..... APA ADA HUBUNGANNYA DENGAN YANG ADA DI TIMUR TENGAH...DENGAN KASUS SURIAH-IRAN-IRAQ-AFGHANISTAN-MESIR-LEBANON-LIBYA...DLL??? >>> WASPADALAH UMAT ISLAM INDONESIA...???...>> ARAB SEKARANG SEPERTINYA... SECARA TERSELUBUNG ..BANYAK YANG MENGANDUNG MISTERI.??? >>> KONON RAJA FAISAL ITU YANG INGIN BENAR2 KEMBALI KEPADA HAKEKAT ISLAM..DAN PERSATUAN UMAT ISLAM SECARA MENYELURUH....DENGAN AJARAN YANG SHOHEH....NAMUN BELIAU DIBUNUH OLEH AGEN CIA YANG KONON DIREKRUT DARI KELUARGA KERAJAAN ARAB SENDIRI...DAN MEMBUNUH RAJA FAISAL SAAT BERHALALBILHALAL IEDULFITRI..SESAMA KELUARGA KERAJAAN SAUDIA...??? >>> BERITA2 TERSEBUT MEMANG SANGAT DISAMARKAN...??? BANYAK TERSEMBUNYIKAN..???>> WASPADALAH DAN ELING.....WAHAI SDR2 MUSLIMIN..SEMUANYA..BAIK SYIAH MAUPUN SUNNY...HAYYOO TETAP BERSATU...DENGAN UTUH DAN IKHLAS ...>>> TEGAKAN KEBENARAN DAN KEADILAN SECARA BENAR...>>> USUT DAN HUKUM PARA PERUSUH YANG MERUSAK DAN YANG MEMBAKAR PESANTREN TAJUL MULUK MADURA ITU...>>> TANGKAP PARA DEDENGKOTNYA PARA PENYERANG DAN PERUSUH ITU DENGAN TEGAS..!!!! >>> DEMI UNTUK KEBENARAN ISLAM..YANG UTUH..TEGAKAN KEADILAN...!!!! ALLAHU AKBAR....!!! ALLAHUMMA AFRIGH ALAINA SHABRAN WATSABBIT AQDAMANA WANSHURNA ALALQOUMILKAFIRIN..>>> KEPOLISIAN HARUS SEGERA BERTINDAK DAN YAKIN..>>> SEMOGA KEADILAN SEGERA TEGAK DIBUMI PERTIWI...>>> ALLAHU AKBAR..!!!...>> UMAT MUSLIMIN INDONESIA DAN MAZHAB SUNNY KHUSUSNYA HARUS MELINDUNGI DAN MENJAGA KEBERADAAN UMAT SYIAH INDONESIA...SEBAGAI SESAMA SDR MUSLIMIN....!!!

KontraS Kutuk Keras Aksi Kekerasan Terhadap Pengikut Syiah 

SURYA/Muchin Rasyid/SURYA/Muchin Rasyid 
KontraS Kutuk Keras Aksi Kekerasan Terhadap Pengikut Syiah
SURYA/Muchin Rasyid/SURYA/Muchin Rasyid
Seorang anggota kepolisian Resor Sampang memperhatikan puing puing sisa pembakaran yang dilakukan oleh ratuan massa bersenjatakan tajam berupa celurit, gobang membakar empat rumah, sekolah, tempat ibadah dan toko hingga rata dengan tanah. di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Kamis. (29/12/2011) saat ini kasusnya ditangani Kepolisian Resor Sampang. (SURYA/Muchin Rasyid)

Seorang anggota kepolisian Resor Sampang memperhatikan puing puing sisa pembakaran yang dilakukan oleh ratuan massa bersenjatakan tajam berupa celurit, gobang membakar empat rumah, sekolah, tempat ibadah dan toko hingga rata dengan tanah. di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Kamis. (29/12/2011) saat ini kasusnya ditangani Kepolisian Resor Sampang. 

(SURYA/Muchin Rasyid) Berita Lainnya Presiden Berharap Tragedi Sampang Tak Terjadi Lagi SBY Gelar Ratas Soal Penyerangan Syiah Sampang Kronologi Bentrok di Sampang yang Tewaskan 2 Warga Anak Jadi Korban Mudik dan Konflik Sampang Rusuh di Sampang ELSAM: Presiden Harus Beri Perlindungan untuk Warga Syiah 

 TRIBUNNEWS.COM - 

  • KontraS Surabaya mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah warga terhadap pengikut Syiah di Kecamatan Omben Sampang Madura Jawa Timur pada hari minggu 26 Agustus 2012. 

  • KontraS Surabaya juga menyesalkan dan prihatin atas tidak adanya langkah antisipatif dari pemerintah dan Polri untuk mencegah terjadinya peristiwa ini. 

  • KontraS Surabaya meyakini, bahwa peristiwa ini dapat dicegah apabila Pemerintah memiliki komitmen serius dalam mengupayakan resolusi konflik dalam kasus ini. Akan tetapi, berdasarkan rangkaian peristiwa yang terjadi sangat nampak bahwa pemerintah belum memiliki komitmen mengenai hal itu. Pada awal 2012, 

  • KontraS Surabaya telah menyerukan kepada Pemerintah dan Kepolisian Republik Indonesia agar segera melakukan langkah evaluatif dan antisipatif dalam menjaga kemananan dan ketertiban masyarakat di wilayah Sampang pada pasca penyerangan dan pembakaran Bulan Desember tahun 2011 lalu. Akan tetapi, tampaknya baik pemerintah maupun Polri mengabaikan hal ini. Seperti telah diberitakan di sejumlah media, pada hari Minggu 26 Agustus 2012 telah terjadi aksi kekerasan yang dilakukan hampir ribuan warga Kecamatan Omben Kabupaten Sampang terhadap ratusan warga syi’ah yang bertinggal di dusun Nangkernang Desa Karang Gayam Kec. Omben, dan dusun Geding laok desa Bluuren Kac. Karang penang. Komunitas Syiah adalah kelompok minoritas di wilayah ini. Akibat dari peristiwa ini, satu orang meninggal dunia, satu orang luka berat, dan 3 orang yang lain luka sedang dan harus dirawat di Rumah Sakit. Selain itu setidakanya ada 60 unit bangunan dari 35 rumah milik warga syi’ah telah dibakar. (kronologis disampaikan dalam lembar terpisah). 

  • “Peristiwa ini adalah bukti kelalaian dari pemerintah dan polisi ,” demikian tegas Andy Irfan Koordinator Badan Pekerja KontraS. Tindakan penyerangan, pembakaran dan pengrusakan, pengusiran, penganiayaan serta pembunuhan terhadap jemaah Syiah Sampang seperti yang terjadi atas warga syi’ah adalah nyata-nyata tindak pelanggaran hukum dan HAM. Karena itu, Kepolisian Republik Indonesia, harus melakukan tindak tegas dengan memproses semua pelakunya. KontraS Surabaya meyakini, bahwa Polisi Sampang telah memiliki data infoprmasi dan keterangan yang cukup tentang para pelaku kekerasan dalam peristiwa ini.
  • Karena itu, KontraS Surabaya menuntut : Polisi menidak tegas semua pelaku kekerasan dalam peristiwa tanggal 26 agustus 2012 dengan menangkap dan memproses secara hokum para pelakunya; Termasuk dalam hal ini adalah tokoh penggerak aksi kekerasan. Pemerintah segera melibatkan perwakilan korban untuk merumuskan penanganan dan perlindungan kepada korban yang sekarang sebagian diantarnya telah diungsikan ke Gor Sampang; Keterlibatan perwakilan korban sangat penting untuk menjamin akuntabilitas dalam penanganan kasus ini. Tokoh-tokoh agama islam terutamna dari Nahdhatul Ulama agar terlibat aktif untuk menyerukan perdamaian dan mendorong resolusi konflik dalam peristiwa ini. 

Inilah Pernyataan Resmi Kaum Syiah Terkait Tragedi Sampang 

JAKARTA (VoA-Islam) - Tragedi Sampang II, 26 Agustus 2012 yang hingga saat ini telah menelan korban jiwa (1 orang meninggal dunia), 7 orang luka berat, dan kerugian harta benda (kurang lebih 50 rumah hangus terbakar) serta ratusan pengungsi tersebut menunjukkan adanya kelalaian dalam menjaga proses pemulihan dampak-dampak dari tragedi Sampang yang pertama Desember 2011 lalu.

Selain itu kejadian ini juga merupakan tindakan yang tidak menghormati proses hukum atas peristiwa Sampang I yang kini sedang berlangsung.  

Tragedi Sampang I telah meninggal luka yang besar dimana korban pembakaran Ustadz Tajuk Muluk kini sedang menjalani hukuman penjara sesuai vonis 2 tahun penjara Hakim Pengadilan Negeri Sampang, sementara hanya 1 orang pelaku pembakaran pada peristiwa tersebut yang itupun hanya divonis 3 bulan penjara dan kini telah bebas.

Ini menunjukkan bahwa upaya penyelesaian kasus tindak kekerasan tersebut tidak maksimal dan belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan Hak Azasi Manusia. Tragedi tersebut dapat menjadi hambatan yang sangat serius bagi upaya keras bangsa ini dalam mewujudkan supremasi hukum dan perlindungan hak-hak sipil bagi setiap warga negara.

Oleh sebab itu Dewan Pengurus Pusat Ahlulbait Indonesia, menyatakan:

  1. Belasungkawa kepada segenap korban tindak kekerasan tersebut dan mendoakan agar diberikan ketabahan dan kesabaran menghadapi cobaan ini. 
  2. Sangat menyesalkan dan mengecam terjadinya penyerangan terhadap Muslim Ahlulbait (pencinta Rasulllah dan keluarganya) di Sampang, dan mengutuk keras pelaku-pelakunya karena memicu berulangnya konflik horizontal yang dapat mengancam integritas bangsa dan keutuhan NKRI.
  3. Penyelesaian kasus Sampang ini tidak akan selesai sebelum aparat kepolisian dapat menangkap pelaku-pelaku serta aktor-aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, DPP Ahlulbait Indonesia mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap dan menghukum pelaku-pelaku penyerangan dan aktor-aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. 
  4. Mendesak pemerintah daerah setempat untuk memberikan perlindungan, jaminan rasa aman kepada warga, dan memberikan kompensasi kepada korban kekerasan tersebut.
  5. Menghimbau pemerintah untuk menuntaskan proses penyelesaian kasus-kasus kekerasan atas nama agama serta perlindungan yang serius terhadap seluruh penganut agama yang dijamin Pancasila dan konstitusi negara (UUD 1945). 
  6. Mengingat masyarakat Ahlulbait sebagai masyarakat terpimpin maka diinstruksikan kepada masyarakat Ahlulbait (pencinta Rasulullah saw dan keluarganya) Indonesia untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan maupun tindakan yang dapat memperkeruh hubungan antar warga dan penganut keyakinan beragama di Indonesia yang justru dapat menyenangkan dan menguntungkan musuh-musuh kemanusiaan.
  7. Mengingat bahwa menjaga keutuhan NKRI merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, maka DPP Ahlulbait Indonesia meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap provokasi dan adu domba antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut keyakinan yang dilakukan oleh kelompok takfiri (orang-orang yang dengan mudah menyesatkan dan mengkafirkan masyarakat lain di luar kelompoknya). Semoga Allah SWT mengokohkan ukhuwah Islamiyah, dan senantiasa melindungi bangsa ini dari fitnah yang dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab serta menghendaki kerusakan masa depan bangsa Indonesia.
Jakarta, 27 Agustus 2012 

DEWAN PENGURUS PUSATAHLULBAIT INDONESIA 

KH. HASSAN ALAYDRUS (KETUA UMUM) 
AHMAD HIDAYAT (SEKRETARIS JENDERAL)  


PERNYAAN KEPRIHATINAN ALIANSI SUMUT BERSATU 

  • ”Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Terhadap Jamaah Syiah di Nangkernang Sampang Madura Jawa Timur” Aliansi Sumut Bersatu, Organisasi Non Pemerintah (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang concern terhadap issu-issu pluralisme menyatakan duka mendalam dan mengutuk keras aksi penyerangan yang dilakukan secara sistematis oleh sekitar seribuan orang yang diduga dilakukan oleh massa kelompok agama tertentu terhadap Jamaah Syiah di Dusun Nangkernang Sampang Kabupaten Madura Provinsi Jawa Timur pada hari Minggu Tanggal 26 Agustus 2012. 
  •  Aksi penyerangan tersebut mengakibatkan 2 orang Jamaah Syiah (Hamama dan Tohir) meninggal dunia, sementara puluhan orang luka berat dan ringan serta puluhan rumah juga terbakar. Lima orang Jamaah Syiah mengalami luka-luka ketika mereka berupaya melindungi anak-anak dan perempuan dari aksi penyerangan dan tindakan kekerasan. 
  •  Peristiwa intoleransi ini merupakan rentetan kasus kekerasan berbasis agama atau keyakinan yang terjadi sejak tahun 2004 terhadap Jamaah Syiah, yang tidak mampu diselesaikan pemerintah, sebagai bentuk tanggung jawabnya memberikan jaminan kebebasan beragama dan berkeyakinan kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya kelompok minoritas agama / keyakinan. Tragedi terhadap Jamaah Syiah di Sampang kali ini, menambah daftar ketidakmampuan aparat kepolisian mencegah konflik berbasis agama. Seperti kasus-kasus intoleransi lainnya, aparat kepolisian lagi-lagi tidak hadir ketika rakyat membutuhkan perlindungan, bebas dari rasa takut dan pemenuhan jaminan keamanan. 
  • Merespon aksi penyerangan yang terjadi terhadap Jamaah Syiah, Aliansi Sumut Bersatu secara tegas menyatakan pernyataan keprihatinan sebagai berikut: 
  • 1. Dukungan, doa dan solidaritas terhadap IJABI (Ikatan Jamaah Ahl al-Bait) khususnya Jamaah Syiah korban meninggal, luka-luka dan kehilangan tempat tinggal di Dusun Nangkernang Sampang Kabupaten Madura Provinsi Jawa Timur. 
  • 2. Mendesak Pemerintah Republik Indonesia khususnya Provinsi Jawa Timur dan KAPOLRI, KAPOLDA Jawa Timur dan KAPOLRES Madura untuk memberikan perlindungan dan pemulihan kepada semua Jamaah Syiah korban intoleransi khususnya perempuan dan anak-anak yang memiliki kerentanan khusus atas kekerasan dan diskriminasi berbasis agama. 
  • 3. Meminta kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya secara cepat menangkap dan mengadili aktor dan pelaku penyerangan Jamaah Syiah di Dusun Nangkernang Sampang Madura Jawa Timur dengan menerapkan hukuman maksimal sebagai bentuk efek jera terhadap kelompok intoleran dan mencegah kejadian serupa tidak berulang dan merambat ke daerah-daerah lain. 
  •  4. Mendesak Presiden Republik Indonesia agar melakukan evaluasi atas kinerja aparat kepolisian mulai dari tingkat nasional hingga ressort yang sering absen terhadap jaminan rasa aman masyarakat dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 
  • 5. Meminta para tokoh-tokoh agama, masyarakat dan pemerintah untuk tidak membuat hate speech khususnya berbasis agama yang rentan menimbulkan tindakan kekerasan dan kriminalisasi terhadap kelompok minoritas agama atau kepercayaan. 
  • 6. Mendesak pemerintah melakukan upaya-upaya penyelesaian konflik atas nama agama dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat termasuk aktivis / organisasi masyarakat sipil dan mendengarkan suara korban khususnya perempuan dan anak-anak atas dasar perspektif empat pilar kebangsaan (Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila dan Bhinneka Tungggal Ika) 
  • 7. Meminta Presiden Republik Indonesia untuk menghadirkan Pelapor Khusus PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk issu kemerdekaan beragama di Indonesia sebagai bagian dari komitmen pemerintah Indonesia mewujudkan perdamaian di Indonesia dan dunia. Demikian pernyataan ini kami buat, sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi kehidupan beragama di Indonesia dan terus berkomitmen untuk mempertahankan Kebhinnekaan. Medan, 
27 Agustus 2012 

Salam Hormat Veryanto Sitohang 
Direktur Aliansi Sumut Bersatu 
Hp: 08126593680.

Ardi Winangun

Apa Salah Kaum Syiah di Indonesia?

Selasa, 03 Januari 2012 10:05 wib
http://news.okezone.com/read/2012/01/03/58/550725/apa-salah-kaum-syiah-di-indonesia

Meski lambang dasar negara kita Garuda memegang pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua, namun realitanya ternyata tidak seperti itu. Selama tahun 2011, sudah banyak catatan adanya tindakan deskriminatif oleh salah satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Tindakan deskriminatif itu dilakukan dengan alasan karena adanya perbedaan paham dan kepercayaan.

Tindakan deskriminatif itu terus berulang dikarenakan, pertama negara membiarkan atau negara tidak hadir untuk menyelesaikan masalah itu. Kedua, tidak adanya rasa toleransi atau merasa benar sendiri dari kelompok masyarakat. Ketiga, adanya unsur kelompok masyarakat yang tidak mau disaingi salah satu kelompok oleh kelompok lain, tidak ada rasa lapang dada di antara masyarakat.

Agar tindakan deskriminasi ini tidak diulang maka diperlukan kerja keras dari pemerintah untuk bagaimana dirinya bisa hadir dalam setiap peristiwa, tidak hanya ketika peristiwa itu terjadi namun juga mendorong sikap keterbukaan dan rasa toleransi dari masyarakat.

Ketika agama-agama baru masuk ke Indonesia, semua dapat berkembang dengan wajar karena adanya rasa toleransi dari penduduk Indonesia asli. Mereka beranggapan anggapan baru adalah agama yang baik dan mampu membawa perubahan sikap hidup penduduk menuju kehidupan yang lebih rasional. Sehingga ketika agama itu disebarkan, tidak ada rasa antipati atau mencegah perkembangan agama itu. Namun masalahnya ketika agama baru itu sudah dianut oleh penduduk, justru yang terjadi sebaliknya. Umat yang satu melarang umat yang lain yang berkembang, bahkan di antara umat itu sendiri juga saling melarang perkembangannya.

Sikap saling melarang ini bisa jadi adanya rivalitas di antara umat beragama bahkan di antara umat beragama itu sendiri. Agama dijadikan sarana untuk kepentingan politik dan ekonomi oleh salah satu kelompok dengan tujuan agar kepentingan dan dominasinya tidak terusik. Mereka merasa terancam bila ada sesuatu yang baru dan berkembang. Untuk mencegah yang demikian, biasanya kelompok yang merasa terancam akan melakukan tindakan kekerasan atas nama kebenaran.

Sangat disayangkan ketika kelompok syiah di Indonesia dilarang oleh beberapa orang di wilayah Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur. Padahal tidak ada fatwa haram terhadap syiah untuk berkembang di Indonesia. Sangat naif bila ajaran syiah dilarang di Indonesia, pasalnya syiah masuk ke Indonesia sendiri seiring dengan masuknya agama Islam. Buktinya dari para penyebar agama Islam di nusantara, banyak wali dan sunan yang menganut syiah, jadi tidak ada yang baru dan aneh ketika syiah berkembang di masyarakat. Bukti lain dari masuknya syiah ke Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu bisa dilihat dari relief di Klentheng Cheng Ho di Semarang, Jawa Tengah. Di situ terlihat para saudagar dari Persia atau Iran sedang melakukan kunjungan ke Nusantara.

Syiah berkembang lebih pesat ke segala penjuru dunia setelah adanya Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979 dan keberanian pemimpin-pemimpin Iran melawan Amerika Serikat dan sekutunya pada waktu berikutnya. Keberanian para pemimpin Iran melawan Amerika Serikat dan sekutunya inilah yang menjadi marketing mengembangkan syiah ke segala penjuru dunia dengan sukses. Dengan sikap tegasnya pemimpin Iran kepada Amerika Serikat dan sekutunya membuat mayoritas orang Indonesia yang suni atau abangan pun menjadi simpati ke orang-orang (syiah) Iran. Bahkan tidak sedikit orang Indonesia yang abangan atau suni menjadi syiah dengan ikut atau bergabung dengan organisasi-organisasi syiah yang ada di Indonesia, seperti di kampus-kampus maupun kelompok-kelompok pengajian.

Ketika mazhab-mazhab Islam masuk ke Indonesia semua berakulturasi dengan budaya lokal. Budaya lokal yang penuh dengan rasa toleransi ini menyebabkan perbedaan sikap dan perilaku dengan penganut mazhab dari daerah aslinya, Timur Tengah dan negara-negara Arab. Di Timur Tengah dan negara-negara Arab, perbedaan mazhab digunakan untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi, sehingga mereka bertikai dengan menggunakan Islam dan mazhabnya untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi. Penggunaan agama untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi yang telah  terjadi ribuan tahun yang lalu akhirnya dijadikan stigma masing-masing pihak bahwa yang satu haram sehingga harus diperangi.

Bukti konflik antara syiah dengan beberapa orang di Kecamatan Karangpenang itu bukan faktor sesat atau tidak namun karena faktor seperti yang terjadi di Timur Tengah atau negara-negara Arab, yakni ada unsur ketakutan akan hilangnya kekuasaan. Ini bisa dilihat dari salah satu pemuka agama setempat yang mengatakan, pihaknya mengimbau syiah tidak berkembang menjadi besar di Indonesia. Sebab, mereka (kaum syiah) dikhawatirkan akan berkuasa di negeri ini.

Apa yang terjadi di Kecamatan Karangpenang, di mana beberapa orang melakukan deskriminasi kepada kaum syiah, untungnya di tempat lain tidak terjadi. Perkembangan syiah di tempat-tempat lain tidak menimbulkan masalah bila tidak diprovokasi atau digunakan untuk mengalihkan isu. Untuk itu menjadi tugas semua ulama untuk menyadarkan bahwa perbedaan dalam menafsirkan agama dilakukan tidak secara kaku dan tidak di luar batas yang ada (liberal) sehingga ketika memandang orang jadi benar adanya. Ketika semua masih menjadi batas-batas yang disepakati ulama maka itu disebut Islam. Sehingga ummat Islam bisa menoleransi kelompok lain yang hidup berdampingan.

Untuk meredam kesalahpahaman masyarakat di Kecamatan Karangpenang atau tempat lainnya terhadap ajaran syiah, langkah yang perlu dilakukan. Pertama, pemerintah harus menjelaskan bahwa tidak ada yang salah dengan syiah. Adanya pihak yang ingin kaum syiah dilokalisir justru itu mengesankan bahwa kaum syiah kelompok berbahaya. Biarlah syiah berkembang seperti mazhab lainnya. Kedua, bila selama ini ada elit politik, ketua organisasi pemuda, dan intelektual yang giat membela umat agama lain ketika dilarang melakukan ibadah, maka seharusnya elit politik, ketua organisasi pemuda, dan intelektual itu juga harus membela kaum syiah yang teraniaya. Bahkan keberadaan kaum syiah itu kondisinya lebih mengenaskan di mana sarana-sarana pendidikan dan ibadahnya dibakar.

Ardi Winangun
Pengurus Presidium Nasional Masika ICMI dan Siswa Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa-Megawati Institute

“ALLAHU AKBAR”…Hari Ini Muslim Syi’ah Dibantai di Madura ...26.8.2012

http://satuislam.wordpress.com/2012/08/26/allahu-akbar-hari-ini-muslim-syiah-dibantai-di-madura/


Presiden Harus Beri Perlindungan untuk Warga Muslim Syiah

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) meminta Presiden SBY sebagai kepala negara agar memberikan perlindungan terhadap warga Syiah. hal tersebut menyusul adanya pembunuhan terhadap warga Syiah di Sampang, Madura.
“Presiden harus menegur Kapolri agar melaksanakan fungsi keamanan secara maksimal dengan menjamin rasa aman bagi seluruh warga negara Indonesia dalam menjalankan kepercayaannya. Gubernur Jawa Timur cq. Bupati Sampang agar bisa menjamin warganya untuk bisa memeluk, meyakini dan menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing sebagaimana amanat Konstitusi,” kata Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Indriaswati Dyah Saptaningrum dalam siaran persnya, Minggu(26/8/2012).
Posisi kepolisian dalam kasus-kasus berlatar kekerasan atas nama Agama kerap serupa, yakni tidak pernah menindak tegas para pelaku kekerasan dan perusakan, bahkan cenderung menyalahkan pihak minoritas. Dalam kasus Sampang ini, Polres Sampang menyalahkan warga Syiah dengan menganggap warga Syiah keras kepala karena santri-santrinya ingin kembali ke Pesantren masing-masing.
Dalam setahun belakangan, tercatat setidaknya telah terjadi tak kurang dari 6 kali penyerangan terhadap warga Syiah di Sampang oleh massa anti-Syiah.
ELSAM juga berpendapat bahwa ketiadaan hukuman dan pengusutan yang tegas dan tuntas dari Kepolisian pada saat penyerangan massa non-Syiah terhadap rumah Tajul Muluk yang terjadi beberapa bulan lalu telah mengakibatkan bertambah suburnya tindakan intoleran ini.
Karena itulah ELSAM juga meminta Kapolri untuk mengusut dan mengambil tindakan hukum yang tegas kepada para pelaku penyerangan dan para pihak yang turut serta memprovokasi dan membenarkan kekerasan terus terjadi.
“Kapolri harus memastikan jajarannya di Polda Jawa Timur cq. Polres Sampang dapat melakukan pengamanan tanpa memihak dengan mengedepankan perlindungan terhadap pihak korban dan menindak tegas para pelaku kekerasan,” jelas Indri.
Sementara itu, Komnas HAM diminta untuk segera melakukan investigasi atas kejadian ini, diikuti berbagai langkah yang lebih proaktif dalam jalankan mandatnya untuk dapat menyelesaikan dan menghentikan kasus-kasus kekerasan atas nama agama di masa datang. Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta seluruh Ormas Keagamaan (NU-Muhammadiyah) untuk bisa membantu menenangkan massa dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang makna menghormati, kerjasama, toleransi dan sebagainya.
Untuk diketahui, dua warga Syiah di Sampang, Madura meregang nyawa akibat penyerangan yang dilakukan ± 500 (lima ratus) orang hari ini. Korban meninggal, yakni Hamamah (50 tahun) dan Thorir meninggal akibat serangan senjata tajam dan tumpul. Selain itu terdapat 4 orang luka berat, 6 orang luka ringan dan seorang wanita bahkan pingsan.
Kejadian bermula ketika sekitar pukul 11 santri-santri warga Syiah yang akan kembali ke Pesantren masing-masing di luar Sampang, yakni di YAPI Bangil dan satu Ponpes di Pekalongan (dikarenakan esok hari aktivitas belajar kembali dimulai). Para santri dihadang ratusan orang di wilayah Kecamatan Omben, dan disuruh untuk kembali ke rumahnya dengan ancaman akan membakar kendaraan roda empat yang mereka tumpangi, jika tidak diturutu. Akhirnya para santri Syiah ini pun kembali ke perkampungannya.
Tak berhenti di situ, massa penghadang pun mendatangi rumah Tajul Muluk (pimpinan Syiah di Sampang – saat ini dipenjara), massa melakukan pelemparan ke rumah Tajul Muluk. Akibat penyerangan dan pelemparan inilah, warga Syiah berusaha melindungi diri dan rumahnya Tajul Muluk, akhirnya timbul korban jiwa dan luka-luka. Para korban kritis sempat berada di Tegalan dan tidak bisa dievakuasi karena dikepung para penyerang, dan saat ini telah berada di RSUD Sampang.
Sumber : Tribunnews
http://www.tribunnews.com/2012/08/26/elsam-presiden-harus-beri-perlindungan-untuk-warga-syiah
Bentrok di Sampang, 2 Warga Syi’ah Tewas
Metrotvnews.com, Madura: Warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura, Jawa Timur, kembali diserang sekelompok massa intoleran, Ahad (26/8).
Dua orang bernama Hamama dan Tohir tewas dibacok senjata tajam, sedangkan empat orang mengalami luka serius, enam orang luka ringan. Sementara itu ibunda Ustad Tajul Muluk pingsan terkena lemparan batu.
Peristiwa dipicu saat sekelompok massa mengadang para orang tua siswa yang hendak mengantarkan anak-anak mereka melanjutkan sekolah ke pesantren di Pulau Jawa, di pagi hari itu. Mereka lalu mengancam akan membakar angkot yang ditumpangi.
Meski para korban sudah melapor kepada pihak kepolisian. Namun, pihak kepolisian mengabaikan laporan dan justru menyalahkan pihak korban karena memaksa diri mengantarkan anak-anak mereka melanjutkan sekolah ke luar pulau.
Peristiwa teror tersebut teror yang kesekian kalinya terhadap warga Syiah di Sampang. Sebelumnya, terjadi pembakaran terhadap pesantren milik Ustad Tajul Muluk itu.
Bukannya aparat menindak para pelaku, justru Ustad Tajul malah divonis Pengadilan Negeri Sampang 2 tahun penjara dengan mengenakan pasal penondaan agama.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Universalia Ahmad Taufik menilai, hal itu tindakan yang mengerikan. “Ketika sekelompok warga negara diteror sedemikian rupa, negara dan aparaturnya abai bahkan seolah ikut mengamini aksi teror tersebut,” ujarnya.
Bupati Sampang, Kepala Kepolisian Resor Sampang, Gubernur Jawa Timur, dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur harus bertanggung jawab atas pengabaian ini. Pengabaian tersebut menurut Taufik adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan negara.(MI/RZY)
Sumber : Metro News
http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/08/27/103492/Sekelompok-Orang-Menyerang-Warga-Syiah-Sampang-2-Tewas
Kerusuhan kembali pecah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Omben, Kabupaten Sampang Madura. Untuk mencegah kerusuhan yang dipicu perbedaan paham agama ini semakin meluas, satu kompi Brimob dan 120 anggota Dalmas Polres Sampang – Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Polres Pamekasan dan Bangkalan diturunkan.
“Pasukan dan Kapolres Sampang dan korps masih di lapangan untuk melakukan upaya pencegahan agar kerusuhan tidak meluas,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Anang Iskandar kepada detikcom, Minggu (26/8/2012).
Anang juga mengatakan terdapat satu orang meninggal dalam kerusuhan tersebut. Sementara itu 5 rumah warga Syiah yang dibakar oleh massa.
“Pada saat sekarang sudah berkembang terjadinya pembakaran rumah warga Syiah. Lima rumah warga terbakar, satu orang meninggal dunia atas nama Mad Hasyim, 50 tahun, warga Karang Bayang, Sampang. Untuk korban lain, data menyusul,” lanjutnya.
Sementara itu menurut Sekjen Ahlul Bait Indonesia, Ahmad Hidayat, 2 orang warga Syiah meninggal akibat luka bacok dalam kerusuhan ini. Mereka adalah Hamama dan Tohir. Ahmad mengatakan bahwa kerusuhan ini diawali dengan aksi pencegatan 20 orang santri dari Pekalongan yang ingin kembali ke pesantren oleh massa.
“Awalnya tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB, 20 orang santri yang berasal dari Pekalongan akan menuju pesantrennya. Tapi dicegat oleh puluhan massa yang melarang mereka masuk sambil mengancam akan membakar biu. Lalu sekitar pukul 12-an, mulai terjadi pembakaran rumah warga Syiah,” ujar Ahmad kepada detikcom.
Sebelumnya pada Kamis (29/12/2011) juga terjadi amuk massa di dusun tersebut. Penyebabnya, warga desa menuding penganut Syiah melanggar perjanjian dan kesepakatan.(sip/nrl)
Sumber : detiknews.com
http://news.detik.com/read/2012/08/26/163825/1999261/10/polri-turunkan-1-kompi-brimob-dan-120-anggota-dalmas-di-lokasi-rusuh-sampang?9911012
Komunitas Syiah Sampang Diserang Lagi, 2 Orang Tewas
Dua orang meninggal, mereka bernama Hamama dan Tohir, lima orang luka-luka saat mencoba melindungi anak-anak dan wanita, saya ketakutan sekali
Dua orang tewas dan lima orang lainnya terluka dalam penyerangan terhadap komunitas Syiah di Sampang, Madura, yang terjadi hari ini.
“Dua orang meninggal, mereka bernama Hamama dan Tohir, lima orang luka-luka saat mencoba melindungi anak-anak dan wanita, saya ketakutan sekali,” ujar Umi Kulsum, istri dari ustad Tajul Muluk, pemimpin Syiah Sampang, kepada Beritasatu.com, hari ini.
Umi mengatakan, kejadian berasal saat pagi hari sebanyak 30 anak-anak, termasuk lima orang putra-putri Umi dan Tajul, dan lima kemenakannya, akan berangkat ke Pesantren Bangil di Malang dari Desa Nangkerenang Kecamatan Omben Sampang, Madura.
Tiba-tiba ribuan orang menghadang mobil yang membawa mereka dan mendesak mereka untuk tidak pergi.
“Saat kejadian tidak ada polisi, massa menyerang pria dewasa yang mencoba melindungi anak-anak dan wanita dengan pedang, golok dan lain-lainnya,” ujar Umi.
Sampai saat ini, menurutnya, hanya ada delapan polisi dari Kepolisian Sampang yang berada di lokasi. Jenazah korbanpun belum dimakamkan.
Sebanyak empat rumah, termasuk rumah milik Umi dan Tajul sudah dibakar massa yang marah.
“Mungkin sekarang sudah lebih dari empat rumah, api sudah bergerak ke timur, tolonglah kami, suasana sangat mencekam,” kata Umi.
Dalam kerusuhan tersebut, Umi terpisah dari anak-anaknya dan sampai saat ini ia tidak mengetahui keberadaan mereka.
Umi mengatakan, ia mendengar kabar rencana penyerangan tersebut beberapa hari yang lalu dan sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian, namun tidak ada tindakan nyata untuk mencegah insiden tersebut.
Umi mengatakan ia mengenali beberapa dari penyerang tersebut sebagai rekan dari Roisul Hukama, tokoh Nahdlatul Ulama di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Sampang, sekaligus adik kandung Tajul Muluk, yang melaporkan kakaknya, ke Kepolisian Daerah Jawa Timur, atas dasar penistaan agama.
“Mau berapa nyawa lagi yang harus jadi korban sampai polisi dan pemerintah mau turun tangan? Anak-anak kami sudah lima bulan putus sekolah, suami saya dipenjara, saya hidup dalam teror,” Umi berkata dengan penuh emosi.
Umi berharap Polisi Sampang tidak memihak dan segera menindak paara penyerang dan menghukum mereka dengan adil.

Penulis: Dessy Sagita/ Ayyi Achmad Hidayah
http://www.beritasatu.com/nasional/68040-komunitas-syiah-sampang-diserang-lagi-2-orang-tewas.html

Korban Tewas Syiah Sampang Jadi Dua Orang
TEMPO.CO, Surabaya – Korban tewas kelompok minoritas Syiah Sampang bertambah menjadi dua orang. “Korban tewas adalah kakak beradik,” kata Ip, salah satu warga dari kelompok Syiah yang tidak mau disebutkan nama lengkapnya, saat dihubungi Tempo pada 26 Agustus 2012.
Ia mengatakan korban tewas adalah Thohir, 40 tahun, dan Muhammad Khosim (45). Keduanya adalah tetangga pemuka agama Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk, yang kini ditahan di lembaga permasyarakatan setempat setelah divonis dua tahun penjara karena penodaan agama.
Lebih lanjut ia menerangkan Muhammad Khosim alias Bapak Hamamah meninggal dunia karena sabetan clurit diperutnya. Sedangkan saudaranya Thohir meninggal dunia karena sabetan pedang dan clurit dipunggungnya saat akan menyelamatkan saudaranya yang terjebak di dalam rumah dan dilempari batu oleh kelompok antisyiah.
“Thohir sempat dievakuasi di sekolah dasar Karanggayam, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan,” ujar dia.
Kordinator Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Jawa Timur, Andy Irfan Junaidi, mengatakan telah meminta kepada polisi untuk melakukan pengamanan agar korban tidak berjatuhan. “Bapak Kapolda telah menyampaikan sudah mengirim pasukan untuk pengamanan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Hadiatmoko hingga berita ini diturunkan belum membalas pesan pendek atau berhasil dihubungi. Demikian juga saat Tempo menghubungi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kombes Polisi Hilman Thayib.
DINI MAWUNTYAS
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/26/058425591/Korban-Tewas-Syiah-Sampang-Jadi-Dua-Orang
Sampang Memanas Lagi dua Muslim Syi’ah Tewas
SURABAYA – Kerusuhan di Kabupaten Sampang, Madura, kembali pecah. Kali ini, belasan rumah milik pengikut Syiah di Desa karang gayam kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang, Sampang hangus terbakar. Tak hanya itu, dua orang pengikut syiah harus meregang nyawa akibat kerusuhan tersebut.
Menurut Divisi Monitoring dan Dokumentasi KontraS Surabaya Fatkhul Khoir, hingga saat ini kondisi di lokasi masih mencekam. Selain aksi pembakaran perkampung milik warga Syiah, dua orang telah meningggal akibat kejadian itu.
“Informasi yang saya terima dari lapangan ada dua orang tewas. Saat ini kondisi lokasi mencekam,” kata pria yang akrab disapa Juir ini ketika dihubungi Okezone, Minggu (26/8/2012). Kata Juir, dua warga yang tewas tersebut adalah Hamama dan Tohir warga setempat.
Juir juga mengatakan, KontraS Surabaya akan turun ke lokasi seperti pada kasus sebelumnya. “Ini kami akan ke lokasi. Tadi sudah kontak-kontakkan dengan pihak keluarga Ustadz Tajul Muluk. Mereka (warga Syiah) sangat ketakutan,” ujarnya.
Dia meminta kepada aparat kepolisian untuk turun tangan agar kerusuhan ini tidak bertambah parah. Hingga saat ini, kondisi kampung tersebut masih mencekam.
Sebelumnya, kerusuhan yang menimpa pengikut Syiah di kabupaten Sampang pernah terjadi pada Desember 2011 lalu. Saat itu, massa intoleran melakukan pembakaran terhadap Kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
Kepolisian belum mengungkap motif serta dalang kerusuhan yang menciderai keberagaman indonesia ini. Malahan, pengasuh ponpes itu, Ustadz Tajul Muluk harus menjadi terpidana karena kasus penistaan agama.(ded)
http://indah.web.id/m/post-/read/2012/08/26/519/680799/sampang-memanas-lagi-2-pengikut-syiah-tewas
Kronologi Penyerangan Warga Syiah di Sampang
TEMPO.CO, Sampang – 27/8/2012-Perayaan Lebaran ketupat warga Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang, kemarin, berubah menjadi horor. Kejadian penyerangan pada Desember 2011 terulang. Satu orang tewas, empat orang lainnya kritis, dan puluhan rumah terbakar akibat penyerangan, Minggu, 26 Agustus 2012.
Korban tewas diketahui bernama Hamamah, 45 tahun. Dia meninggal akibat sabetan senjata tajam dari kelompok penyerang. Sedangkan korban kritis bernama Tohir, Mat Siri, Abdul Wafi, dan ibunda ustad Tajul Muluk. “Padahal ibunda ustad Tajul bukan penganut Syiah,” kata Zain, anak salah seorang korban kritis, Tohir. Tajul Muluk adalah pemimpin Syiah di Nangkernang yang kini mendekam di penjara setelah divonis dua tahun bui karena penodaan agama.
Adapun korban kritis akibat sabetan senjata tajam dan lemparan batu. Kini mereka tengah dirawat di RSUD Sampang dan mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. “Untuk yang luka ringan, saya tidak tahu mereka dirawat atau tidak,” kata Zain kepada Tempo.
Zain, yang merupakan pengajar di pesantren Syiah, menuturkan bahwa penyerangan terjadi mulai pukul 08.00. Saat itu, sebagian besar warga Syiah sedang merayakan Lebaran ketupat. Tiba-tiba, dari arah sebelah timur yang tertutupi perbukitan, muncul ratusan orang. Mereka menyebar dengan berjalan melintasi persawahan sambil mengacungkan celurit dan berteriak. “Sekarang bukan hanya rumahnya, tapi orangnya juga harus habis,” tutur Zain, menirukan teriakan itu.
Melihat itu, Zain bersama beberapa warga Syiah, termasuk korban tewas, bersembunyi di salah satu bagian rumah Tajul Muluk, yang selamat dari amuk massa dalam penyerangan sebelumnya. “Mereka tidak langsung duel, tapi melempari kami dulu dengan batu,” kata Zain.
Akibat lemparan batu itu, sejumlah orang Syiah mengalami cedera. Salah satunya Hamamah, yang akhirnya tewas dibantai. “Kami sembunyi dalam sungai, kami selamat setelah polisi datang,” tutur Zain.
Meski selamat, Zain mengaku kecewa terhadap aparat kepolisian karena baru tiba di lokasi pukul 15.00 atau delapan jam setelah penyerangan. “Semua rumah jemaah Syiah dibakar pakai bensin, sekitar 50 rumah, termasuk rumah saya,” katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Hilman Thayib memastikan korban tewas akibat kerusuhan Sampang berjumlah satu orang. Hilman menuturkan kronologi yang berbeda dengan Zain. Menurut Hilman, awalnya, sebanyak 20 anak warga Syiah yang menumpang minibus dihadang 30 sepeda motor. Mereka kemudian dipaksa pulang dan dilarang belajar di pesantren Syiah yang ada di luar Sampang.
“Saat itu, terjadi keributan dan perkelahian hingga menimbulkan satu korban meninggal bernama Hamamah,” kata Hilman.
Pasca-penyerangan, polisi menerjunkan ratusan personel di lokasi kejadian dan dibantu personel dari Komando Distrik Militer setempat. Seluruh warga Syiah juga diungsikan ke Gelanggang Olahraga Sampang.
MUSTHOFA BISRI | DINI MAWUNTYAS | MASRUR | FATKHURROHMAN TAUFIQ | JULI
Sumber : Tempo Interaktif
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/27/058425697
Senin, 27/08/2012 12:46 WIB
Kronologi Kerusuhan Sampang Versi KontraS Surabaya
Imam Wahyudiyanta – detikSurabaya
Surabaya – Kekerasan dialami warga Syiah di Sampang, Madura. Satu warga Syiah meninggal dunia akibat bentrokan yang terjadi dengan kelompok lain pada Minggu (26/8) itu. Warga Syiah yang kalah jumlah diserang dengan batu dan senjata tajam.
Berdasarkan siaran pers yang dikirimkan Kontras Surabaya pada Senin (27/8/2012), keributan dipicu oleh kedatangan puluhan pria warga non syiah yang mengancam warga Syiah untuk tidak meninggalkan desa.
Berikut kronologi kekerasan di Sampang pada Minggu (26/8):
- Pukul 06.30 WIB
Sejumlah anak-anak warga Syiah dengan didampingi orang tuanya akan pergi keluar desa mereka dengan tujuan ke beberapa tempat. Di antara mereka ada yang akan bersilaturahim ke keluarga yang ada di luar Omben, dan beberapa yang lain akan berangkat ke luar kota untuk masuk sekolah dan pesantren mengingat libur lebaran sudah usai.
Ketika rombongan anak-anak warga Syiah dan orang tuanya yang berjumlah sekitar 20 orang ini akan menaiki dua buah mobil yang mereka sewa, puluhan lelaki dewasa dari warga non Syiah dengan membawa senjata tajam mendatangi mereka dan melarang mereka meninggalkan desa.
Bahkan mobil yang akan mereka tumpangi diancam akan dibakar. Dan selanjutnya, layaknya ‘tawanan perang’ rombongan anak-anak warga Syiah digiring kembali ke desa dan dipaksa pulang ke rumah masing-masing. Saat itulah, orang tua dari anak-anak warga syiah berusaha melawan tindakan sekumpulan warga yang mengancam mereka. Akhirnya seluruh anak-anak warga Syiah beserta orang tuanya kembali ke rumah mereka masing-masing.
- Pukul 08.00 WIB
Puluhan warga non Syiah yang mengancam akan menyerang warga Syiah telah bertambah menjadi ratusan orang. Dan tersiar kabar bahwa mereka akan menyerang dan membakar semua rumah warga syiah dan bagi yang melawan akan dibunuh. Dan serangan akan dimulai dari rumah Ustadz Tajul Muluk, yang saat itu ditempati oleh ibu, istri, dan 5 orang anak-anaknya.
Rumah Tajul Muluk sesungguhnya telah dibakar massa anti Syiah pada akhir Desember 2011, dan saat ini tersisa bangunan seluas 4×5 meter dan ditempati oleh ibu, istri dan anak-anaknya. Sedangkan Tajul sendiri sedang berada di LP Sampang. Dia menjalani hukuman 2 tahun penjara yang diputuskan oleh PN Sampang dengan dakwaan penodaan agama.

- Pukul 09.30 WIB
Sekitar 20 orang lelaki dewasa dari warga Syiah berkumpul di rumah Ustadz Tajul bersiap untuk melindungi perempuan dan anak-anak yang tinggal di rumah itu dari serangan warga non Syiah.
- Pukul 10.30 WIB
Warga non Syiah yang berjumlah lebih dari 500 orang, sebagian besar adalah lelaki dewasa yang bersenjatakan aneka macam senjata tajam, batu dan bom ikan (bahan peledak yang biasa digunakan nelayan untuk menangkap ikan di laut) bergerak mengepung rumah Ustad Tajul. Tidak berselang lama terjadilah perang mulut di antara mereka yang dilanjutkan dengan saling lempar batu.
Saat kondisi sedang memanas, salah satu warga Syiah, Moch Chosim (50), yang biasa dipanggil Pak Hamama berusah menenangkan massa. Lelaki tua ini maju ke tengah-tengah massa non Syiah yang akan menyerang mereka.
Nahas bagi Chosim, maksud baiknya justru memicu amarah massa. Sedikitnya 6 orang lelaki dewasa dengan senjata celurit, pedang dan pentungan mengeroyoknya. Tubuhnya bersimbah darah, perutnya terburai dan meninggal di tempat.
Melihat Chosim dikeroyok, Tohir (45 th) adiknya berusaha melerai dan melindungi sang kakak. Akibatnya, Tohir mengalami luka berat di bagian punggung dan sekujur tubuhnya akibat sabetan pedang, celurit dan lemparan batu. Untunglah nyawa Tohir masih terselamatkan.
Massa semakin beringas. Ratusan massa beramai-ramai melempari rumah Tajul dengan batu. Semua orang yang berada dalm rumah itu terkena lemparan batu. Ibu Tajul Muluk, Ummah (55), jatuh pingsan karena kepalanya terkena lemparan batu. Anak-anak menjerit, sebagian di antaranya pingsan.
Selain Ummah, 3 orang yang lain juga mengalami luka serius akibat terkena lemparan batu, yaitu Matsiri (50), Abdul Wafi (50), dan Tohir (45 th). Akhirnya keluarga Ustad Tajul dan warga Syiah yang terkepung itu tidak lagi melawan dan membawa kerabat mereka yang luka-luka dan meninggal ke gedung SD Karang Gayam yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah itu. Massa penyerang membiarkan mereka menyelamatkan diri. Selanjutnya massa membakar rumah Ustad Tajul hingga habis.
- Pukul 11.30 WIB
Setelah massa non Syiah membakar rumah yang didiami istri, ibu dan anak-anak Ustad Tajul, massa mulai bergerak membakar satu demi satu rumah warga Syiah. Tidak ada polisi di lokasi, padahal sudah sejak pagi diberitahu.
- Pukul 12.00 WIB
Puluhan petugas polisi datang ke lokasi dan memberikan pertolongan kepada sejumlah warga Syiah yang terluka. Akan tetapi jumlah polisi sangat tidak memadai untuk mencegah dan melarang massa melakukan pembakaran rumah-rumah warga Syiah.
- Pukul 18.00 WIB
Jumlah rumah yang dibakar berjumlah setidaknya 60 unit bangunan dari sekitar 35 rumah milik warga Syiah. Aparat kepolisian tidak berdaya mencegah hal ini terjadi.
- Pukul 18.30 WIB
Sejumlah warga Syiah dievakuasi oleh pihak kepolisian di Gedung Olah Raga Sampang. Sedang ratusan warga Syiah yang lain berlari bersembunyi ke hutan dan persawahan yang berada di sekitar rumah mereka.
Total korban yang telah dievakuasi adalah 155 orang, dan masih ada sekitar 300-400-an orang korban yang belum dievakuasi. 1 Orang tewas Muhammad Khosim (50) dan 1 luka berat, Tohir (45), sempat dikabarkan meninggal tapi masih menjalani perawatan di RSUD Sampang.(iwd/fat)
http://surabaya.detik.com/read/2012/08/27/124635/1999842/475/kronologi-kerusuhan-sampang-versi-kontras-surabaya?y991102465
Kronologi Penyerangan Syiah Versi AKBB Jatim
INILAH.COM, Surabaya – Hari Minggu tanggal 26 Agustus 2012, seminggu setelah Idul Fitri, sekitar pukul 10.00 WIB, komunitas Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang kembali diserang. Berikut kronologi penyerangan yang dibuat oleh Kelompok Kerja Aliansi Kebebasan Beragama Berkeyakinan (POKJA AKBB) Jatim:
Dalam rilis AKBB tertanda Akhol Firdaus, Senin (27/8/2012), dijelaskan bahwa penyerangan bermula ketika beberapa orang tua hendak mengantar sejumlah 20 anak untuk kembali menuntut ilmu di Yayasan Pondok Pesantren Islam (YAPI), Bangil, Pasuruan. Mengingat liburan lebaran kemarin, anak-anak tersebut pulang ke kampung mereka.
Pada 11.000 WIB, sebelum keluar dari gerbang desa, rombongan pengantar tersebut dihadang oleh massa yang berjumlah sekitar 500 orang. Massa melengkapi dirinya dengan celurit, parang, serta benda tajam lainnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang jamaah Syiah yang tidak mau disebutkan namanya, pelaku penyerangan merupakan orang suruhan Roies Al Hukama. Massa menyerang jamaah Syiah Sampang dengan menggunakan senjata tajam.
Rombongan yang terdiri dari anak-anak dan sejumlah perempuan sontak berlarian menyelamatkan diri. Mereka kembali ke dalam rumah masing-masing untuk bersembunyi. Meski jamaah Syiah sudah berusaha bersembunyi, massa terus mengejar hingga menuju rumah mereka.
Massa Penyerang meluruk sampai ke rumah-rumah jamaah Syiah dan mulai membakar sejumlah rumah milik jamaah Syiah, yaitu rumah Ust Tajul Muluk, Muhammad Khosim alias Hamamah, dan Halimah.
Korban pun berjatuhan, dua orang jamaah Syiah yang bernama Thohir (laki-laki, 40 tahun) kritis, dan Muhammad Hasyim alias Hamamah (laki-laki, 45 tahun) meninggal dunia. Baik Thohir dan dianiaya ketika mereka berniat menyelamatkan anak-anak dari rumah yang terbakar. Thohir dan Hamamah mengalami luka bacok yang cukup parah di bagian tubuhnya.
Meski penyerangan sudah terjadi pukul 11.00 WIB, akan tetapi sampai malam hari Polisi tidak melakukan tindakan pencegahan dan penyelamatan secara serius. Saat penyerangan terjadi, sejumlah Polisi memang berada di lokasi tetapi tidak berbuat apa-apa. Mereka terlihat hanya duduk-duduk di sekitar lokasi.
Berdasarkan keterangan salah seorang sumber, aksi penyerangan ini sebenarnya telah direncanakan jauh hari sebelum lebaran tiba. Isu penyerangan sudah terdengar di wilayah Karang Gayam. Patut diketahui bahwa korban meninggal adalah saksi meringankan terdakwa Ust Tajul Muluk dalam persidangan di PN Sampang.
Baru pukul 18.30 WIB jamaah Syiah mulai dievakuasi ke GOR Sampang oleh Polisi. Berdasarkan keterangan Ibunda Ust Tajul Muluk, tidak semua jamaah Syiah berhasil dievakuasi karena sebagian mereka masih bersembunyi dan keberadaannya belum diketahui. Ada yang lari ke gunung, sebagian memilih bersembunyi di tempat keluarga di luar Karang Gayam.
Hingga pukul 21.00 WIB ada 176 Jamaah Syiah yang berhasil dievakuasi ke GOR Sampang, terdiri dari: 51 laki-laki; 56 perempuan; 36 anak-anak; 9 balita, dan; 3 manula. Masih ada 4 orang yang ada di RSUD Sampang.
Sampai laporan ini ditulis, korban masih bisa bertambah mengingat belum semua jamaah Syiah diketahui keberadaanya. Total kerugian material belum diketahui, tapi setidaknya sampai pukul 21.00 WIB, 80 rumah jamaah Syiah telah dibakar oleh massa penyerang.
Penyerangan ini juga dilakukan saat komunitas Syiah tidak memiliki pemimpin. Hal ini karena Ust Tajul Muluk sendiri sudah diputus 2 tahun penjara oleh PN Sampang. Selain itu, penyerangan dilakukan di depan sejumlah anak, sehingga menyebabkan trauma pada anak dan perempuan. [beritajatim.com]
http://nasional.inilah.com/read/detail/1897833/kronologi-penyerangan-syiah-versi-akbb-jatim
Tragedi Sampang Butuh Ketegasan Presiden
Selasa, 28 Agustus 2012
KERUSUHAN di Sampang, Madura, penyerangan dan pembakaran rumah hingga menimbulkan korban tewas yang dialami warga Syiah, sungguh memprihatinkan. Tragedi di wilayah Jawa Timur itu pantas membuat siapa pun bertanya, ke mana saja aparat keamanan? Tidak berlebihan pula jika penyerangan yang dilakukan sesama warga namun berlainan kelompok itu dinilai sebagai kegagalan pemerintah melindungi rakyat.
Apa yang terjadi di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Sampang, Madura, tidak bisa dianggap selesai, dengan alasan aparat kecolongan. Tidak boleh pula diakhiri hanya dengan membangun kembali rumah-rumah warga yang dibakar. Pemerintah harus menuntaskan pertikaian yang terjadi. Itu memang tidak mudah, tapi harus diupayakan jika tidak ingin peristiwa serupa terulang.
Seperti dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada pers usai memimpin rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Senin (27/8) siang, kejadian Minggu (26/8) di Sampang harus disikapi penegak hukum dengan tegas dan adil. Tragedi yang berakibat tewasnya seorang warga Syiah itu harus diselesaikan tuntas.
Jangan sampai kejadian Sampang justru dimanfaatkan pihak tertentu, baik perseorangan maupun kelompok, menangguk di air keruh demi kepentingan mereka. Jangan beri peluang bagi siapa pun “menari” di atas penderitaan orang lain, termasuk mengadu domba atas nama agama.
Sudah menjadi kebiasaan di negeri ini, banyak orang merasa ahli, merasa berhak bicara, merasa perlu didengar atas suatu kasus, termasuk pertikaian antara masyarakat. Padahal sejatinya mereka memanfaatkan moment untuk menarik perhatian, atau dalam upaya memengaruhi opini masyarakat agar mendukung rencananya.
Karena itu, seperti diminta Presiden SBY, jajaran pemerintah-menteri terkait hingga aparat keamanan-wajib mengambil langkah cepat dan tepat. Kasus Sampang harus dihadapi dengan tegas dan adil, tanpa memolitisasi agama. Tegakkan hukum sebagaimana mestinya. Jatuhkan hukuman berat kepada yang melakukan kesalahan berat, jangan sampai ada yang lolos.
Apa yang terjadi di Sampang memang sangat kompleks. Jika penanganannya tidak tuntas, peristiwa itu dapat terulang, seperti terjadi di beberapa daerah lain. Jangan biarkan tragedi Sampang dimanfaatkan pihak mana pun untuk keuntungan mereka, dengan tetap “memelihara” terjadi pertikaian antar warga di wilayah tersebut.
Peran intelijen-baik yang ada di kepolisian maupun teritorial TNI-harus dimaksimalkan. Badan Itelijen Nasional (BIN) dituntut lebih mempertajam kemampuan terkait soal keamanan masyarakat. Intelijen dituntut memiliki kemampuan mendeteksi secara dini dan akurat, sehingga tragedi seperti di Sampang dan tempat-tempat lainnya dapat dicegah.
Yang lebih penting lagi, Presiden SBY harus memberi contoh kepada jajarannya di kabinet dan kepada para penegak hukum. Sesuatu yang berkaitan dengan nasib bangsa dan negara perlu dihadapi dengan penuh tanggung jawab dan tegas. Kecepatan bertindak sangat menentukan berhasil tidaknya suatu keinginan penyelesaian. Jangan mulai segala sesuatunya dengan keraguan.*** http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=310035

Jika Konflik Syiah Berlanjut, Madura yang Dirugikan
Misbahol Munir – Okezone
Senin, 27 Agustus 2012 20:07 wib
JAKARTA – Politikus Partai Demokrat Achsanul Qosasi menyesalkan terjadinya konflik horizontal warga di Sampang, Madura yang menyebabkan tewasnya dua pengikut Syiah. Konflik itu menurut dia, seharusnya tidak terjadi, apalagi Madura sudah memasuki era keterbukaan informasi.
Semestinya keterbukaan dan kemudahan akses menjadi sarana agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.
“Isu SARA semestinya sudah tidak terjadi lagi di Madura. Perkembangan informasi dan akses masuk ke Madura yang begitu mudah harus disambut dengan pembekalan yang intensif kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak mudah termakan isu,” ungkap politikus asal Sumenep, Madura itu kepada Okezone, di Jakarta, Senin (27/8/2012).
Kata dia, jika peristiwa semacam itu terus berulang maka Madura dapat dirugikan. Oleh sebab itu, dia berharap kerukunan dan kebersamaan bisa ditingkatkan dan terus dijaga.
“Madura dirugikan jika terus terjadi saling bunuh. Kebersamaan Madura harus kita jaga,” kata dia.
Kekerasan yang menewaskan dua warga itu lanjut dia, tak dapat dibenarkan atas nama apapun. Sebab agama sendiri menghargai perbedaan keyakinan. Warga Madura harus selalu menumbuhkan energi positif.
“Agama itu menyeragamkan perbedaan dan menghargai keragaman. Rakyat Madura harus tetap menumbuhkan energi positif. Membunuh itu menghilangkan hak orang untuk hidup,” kata dia.
Dia berharap insiden ini merupakan terakhir kalinya dan masyarakat tidak mudah terpancing dengan adu domba yang bisa memecah belah kerukunan masyarakat Madura.
“Semoga ini kali terakhir terjadi pembunuhan sesama Madura. Kita harus bersatu, jangan mudah percaya pada issue yang memecahbelah Madura,” jelas dia.
Kata dia, musuh yang harus dilawan bukan sesama masyarakat madura, melainkan setan dan iblis. “Musuh kita adalah setan dan iblis bukan orang madura sendiri,” tukas dia.(put)
http://news.okezone.com/read/2012/08/27/339/681242/jika-konflik-syiah-berlanjut-madura-yang-dirugikan

Kamis, 30 Agustus 2012

.....Big radiation risk unlikely in Iran strike...???...Most experts contacted said that Israel would not target the Bushehr nuclear reactor on Iran's Gulf coast, which started providing electricity to the grid last September. Such an attack could release a Fukushima-style radioactive plume that could spread to the entire region - including Israel. ..??..."Uranium is a very heavy metal, chemically and physically," so it would not be transported far on the wind if Iranian enrichment facilities were attacked, said Malcolm Grimston, of Imperial College, London. "It is about as poisonous as lead ... the issue would be in the immediate area trying to prevent people from ingesting it for its chemical poisonous properties," he said. Uranium before it is introduced into a nuclear power plant is also much less radioactive than fissile reactor material. "It is not like a reactor where you got the volatile fission products - the iodines and caesiums - which can be carried in principle all around the world by wind," Grimston said...>>>..."Iran's plutonium program is thought to be less advanced than its uranium program," said Karl Dewey, a nuclear analyst at IHS Jane's in England. Any attack on Bushehr, perhaps to cripple nearby buildings without rupturing the reactor, would involve big risks, he said. Israel would probably want to destroy the Arak heavy water research reactor, which is not yet online but which experts say is more suited to producing plutonium than Bushehr...>>...After no Israeli strike took place, Indyk said that the US officials felt as though they had been duped by Prime Minister Binyamin Netanyahu and Defense Minister Ehud Barak's ruse. The former ambassador added that there is a sense within the US government that Washington is once again being misled by Israeli declarations and leaks...??>>


Experts: Big radiation risk unlikely in Iran strike

By REUTERS
08/28/2012 15:27
http://www.jpost.com/IranianThreat/News/Article.aspx?id=282883 

Fallout may be similar to impact of attacks in Gulf Wars, experts say, expecting that Bushehr reactor would be off-limits.

IAF F-15s refueling midflight [file] 
Photo: Baz Ratner / Reuters
OSLO/VIENNA - Any Israeli attacks on Iran's nuclear facilities are unlikely to cause a Fukushima-scale disaster unless a Russian-built reactor is destroyed, experts say.

They could, however, release toxic chemicals - rather than high levels of radiation - causing local contamination affecting health and the environment. That was also the case from US-led strikes on nuclear facilities in Iraq during the Gulf Wars.

"I doubt that the radiation effects would be great," said Hans Blix, a former head of UN nuclear watchdog the International Atomic Energy Agency (IAEA).
Iran says all its facilities are for peaceful purposes. Israel, which in 1981 bombed Iraq's Osirak nuclear reactor before it came online, has led international accusations that Tehran is secretly developing atomic bombs.
"There could be some chemical hazard (from an Israeli attack on Iran's uranium refining plants) but I'd think it would be limited to any nearby communities," said Edwin Lyman, a nuclear expert at the Union of Concerned Scientists in Washington.

The Vienna-based IAEA and Iran failed on Friday to strike a deal aimed at allaying concerns about Tehran's nuclear program. Diplomatic sources say Iran has installed many more uranium enrichment centrifuges at Fordow, a fortified underground site and a likely target in any attack.

Click here for full Jpost coverage of the Iranian threat

Bellicose rhetoric from some Israeli politicians has fanned speculation that Israel might hit Iran's nuclear sites before the November US presidential vote. Washington has said there is still time for diplomatic pressure to work, but it might be drawn into any war between the two Middle East foes.

Most experts contacted said that Israel would not target the Bushehr nuclear reactor on Iran's Gulf coast, which started providing electricity to the grid last September. Such an attack could release a Fukushima-style radioactive plume that could spread to the entire region - including Israel.

"An attack against Bushehr nuclear power plant would probably be a violation of international law," Blix said.
Attacks on Iran's other nuclear sites - such as the Natanz and Fordow enrichment plants and a uranium conversion facility east of the city of Isfahan - may have a localized health and environmental impact on a similar scale caused by the bombing of Iraqi nuclear sites Tuwaitha and Al Qaim in the Gulf Wars.

Nuclear meltdown?

"Uranium is a very heavy metal, chemically and physically," so it would not be transported far on the wind if Iranian enrichment facilities were attacked, said Malcolm Grimston, of Imperial College, London.

"It is about as poisonous as lead ... the issue would be in the immediate area trying to prevent people from ingesting it for its chemical poisonous properties," he said.
Uranium before it is introduced into a nuclear power plant is also much less radioactive than fissile reactor material.

"It is not like a reactor where you got the volatile fission products - the iodines and caesiums - which can be carried in principle all around the world by wind," Grimston said.

Iraqi plants have not become global bywords for disaster, unlike the 1986 Chernobyl reactor explosion in what is now Ukraine and the Fukushima Daiichi plant in Japan that suffered a meltdown after an earthquake and tsunami last year.

"The health effects (in Iraq) were very localized," said Robert Kelley, of the Stockholm International Peace Research Institute and a former director of IAEA inspections in Iraq.

Others say health risks linger in Iraq, and estimates of long-term health risks near the sites are difficult because of a lack of monitoring of cancer rates.

"In Tuwaitha, they have never seen full decontamination," said Mike Townsley of environmental group Greenpeace. He and colleagues found a ruptured container of raw uranium "yellowcake" near the plant in 2003.

About 1,000 people live near the Tuwaitha reactor complex south of Baghdad, the former site of Saddam Hussein's nuclear research program destroyed by US-led forces in 1991 and 2003. Al Qaim, where uranium was extracted at a fertilizer factory, was bombed in 1991.

Paul Sullivan, a professor of economics and adjunct professor of security studies at Georgetown University in the United States, said there were double standards in judging risks.

"If there were a chance of an attack on such facilities in France, Germany, the US Japan and the like there would be constant and very loud cries about the potential environmental and human health impacts," he said.
Iran says it needs to refine uranium as a fuel for nuclear power. But extra refinement can make uranium for a bomb.

Radiation poisoning

The other main way to build a bomb is to use plutonium, from the waste of spent nuclear fuel rods from power plants. But experts say Bushehr is ill-designed for such uses, and that would also require a separate reprocessing plant.

"Iran's plutonium program is thought to be less advanced than its uranium program," said Karl Dewey, a nuclear analyst at IHS Jane's in England.

Any attack on Bushehr, perhaps to cripple nearby buildings without rupturing the reactor, would involve big risks, he said.

Israel would probably want to destroy the Arak heavy water research reactor, which is not yet online but which experts say is more suited to producing plutonium than Bushehr.

The United Nations said in 2005 that the main impact of the 1986 disaster at Chernobyl would be up to 4,000 thyroid cancer deaths. About 30 people died at the plant, mainly from radiation exposure. Some environmentalists project far more deaths.

A Stanford University study in July estimated that radiation from Fukushima Daiichi might eventually cause anywhere from 15 to 1,300 deaths.

Radiation poisoning can cause nausea, vomiting, diarrhea, headaches and fatigue in lower doses. In bigger doses, it can cause burns, hemorrhages, cancer and death.

Radiation can also damage plants and animals, poisoning food for human consumption. A type of butterfly near Fukushima has been found with high rates of mutation, such as deformed wings and eyes.

Part of the risks of enrichment is that the process involves heating uranium to a gas form, Dewey said.

The process frees uranium hexafluoride (UF6), which is both toxic and radioactive and can cause kidney damage. When UF6 comes in contact with moisture it converts to uranyl fluoride and toxic hydrofluoric acid, in a gas form.

Among accidents, in 1986 the rupture of a cylinder at a uranium enrichment facility run by Sequoyah Fuels Corp. in the United States released a cloud of UF6, killing one worker and injuring 31 others. None of the 31 suffered lasting kidney damage.

'Iran expands nuclear capacity underground'

By YAAKOV LAPPIN, REUTERS
08/23/2012 21:26
http://www.jpost.com/IranianThreat/News/Article.aspx?id=282388 

Diplomatic sources in Vienna say Iran added more uranium enrichment machines at underground bunker in Fordow.

Interior of Bushehr nuclear plant 
Photo: REUTERS/Stringer Iran

Iran has installed many more uranium enrichment machines in an underground bunker, diplomatic sources said on Thursday, potentially paving the way for a significant expansion of work the West fears is ultimately aimed at making nuclear bombs.

Several sources said Iran had put in place additional enrichment centrifuges in its Fordow facility, buried deep inside a mountain to protect it against any enemy strikes.
One source suggested it involved hundreds of machines.
“Our basic understanding is that they were continuing to install,” a Vienna-based diplomat said, adding the new centrifuges were not yet operating.

If confirmed in a report expected next week from the UN atomic watchdog, the development is likely to be seen as a sign of Iran’s continued defiance of international demands to curb its nuclear program, which Tehran says is entirely peaceful.

At Fordow, near the holy Shi’ite city of Qom, Iran is enriching uranium to a fissile concentration of 20 percent, activity which the West wants it to stop immediately as it brings it closer to the level required for nuclear weapons.

In a possible sign of further Iranian defiance in the face of such pressure, several sources said Iran had put in place additional enrichment centrifuges in the Fordow facility, buried deep inside a mountain to protect it against enemy strikes.

One source suggested hundreds of machines had been installed.

The most recently retired IDF chief of staff, Lt.-Col (res.) Gabi Ashkenazi, has added his voice to the chorus of former defense officials saying that there was no need for a military strike on Iran’s nuclear program at this time.

One Western envoy said that the suspected clean-up at Parchin was “intensifying” and that this made it doubtful that inspectors from the International Atomic Energy Agency (IAEA) would uncover any hard evidence there, even if they were allowed to go.

“Given the extent of the cleanup, it is indeed unlikely the agency, if it ever gets access, would find anything at Parchin,” the diplomat said.

There was no immediate comment from Iran's mission to the Vienna-based UN atomic agency. It has previously dismissed the allegations about Parchin, which it says is a conventional military facility, as “ridiculous.”

Click here for full Jpost coverage of the Iranian threat

In video footage taken by a Makor Rishon journalist and aired on Channel 2 on Thursday evening, Ashkenazi said that “we’re still not there,” adding that a metaphorical nuclear suitcase was not about to be sent in Israel’s direction from Iran.

Instead of a strike, Ashkenazi said, a “combination of strategies” should be employed at this time, listing a covert war and economic sanctions coupled with diplomacy as some of the required steps.

“These should be supported by a third strategy, and that is keeping a military option that is realistic and credible,” Ashkenazi added. “That is what I think has to be done.

The former army chief said he hoped a combination of all the measures would be enough to get Iran to suspend its nuclear program.

Turning his attention to the civil war raging in Syria, Ashkenazi said the toppling of the Assad regime would “at the end of the day improve our strategic situation... even if Assad is replaced by a Sunni regime or government.”

Ashkenazi said that he did not believe Egypt would turn into a violent Islamist regime hellbent on using force against Israel anytime soon.
“I don’t think they can commit a serious act even if they get [the capabilities],” he said.

Indyk: US expected Israel to strike Iran last spring

By JPOST.COM STAFF
08/23/2012 10:49
http://www.jpost.com/IranianThreat/News/Article.aspx?id=282286 

Former US ambassador says that officials in Washington feel they are being duped by Netanyahu and Barak.

Martin Indyk 
Photo: Ariel Jerozolimski
 
Former US Ambassador to Israel Martin Indyk said that the United States "was convinced that Israel would attack" Iran's nuclear program during the spring months earlier this year, speaking in an interview with Army Radio on Thursday.

After no Israeli strike took place, Indyk said that the US officials felt as though they had been duped by Prime Minister Binyamin Netanyahu and Defense Minister Ehud Barak's ruse.

The former ambassador added that there is a sense within the US government that Washington is once again being misled by Israeli declarations and leaks.

Indyk's comments come amid public discussions of the gaps between Washington and Jerusalem's perspective on the Iranian nuclear program.

Earlier this week, Chairman of the US Joint Chiefs of Staff Gen. Martin Dempsey highlighted the differences between the two allies: "You can take two countries, give them the same intelligence and reach two different conclusions. I think that's what’s happening here," he said on Sunday.

Explaining why the Israelis saw Iran as a more pressing issue Dempsey added, "at the same time, we admit that our clocks ticking at different paces. We have to understand the Israelis; they live with a constant suspicion with which we do not have to deal.”

A week earlier, former Mossad chief Shabtai Shavit told Channel Two that he did not trust American assurances that Washington would stop Iran from going nuclear. Shavit said that Israel could only trust itself when it came to its own fate.

On the same day as the Shavit interview, the Yediot Aharonot daily carried a front-cover story saying that Prime Minister Binyamin Netanyahu and Defense Minister Ehud Barak were seeking to launch a strike against Iran this coming fall. The report claimed that the prime minister and the defense minister were encountering stiff resistance to the idea of ordering the strike now from military and intelligence chiefs.

Herb Keinon and Yaakov Lappin contributed to this report.


Iran denies plans to show nuclear sites to diplomats

By REUTERS
08/28/2012 13:06
http://www.jpost.com/IranianThreat/News/Article.aspx?id=282876 

Iranian deputy FM had hinted that access would be granted to Parchin, a move Western diplomats called a "bad publicity stunt."

Satellite photos show Iran 'sanitizing' Parchin 
Photo: REUTERS
DUBAI - Iran said on Tuesday it has no plans to show its nuclear sites to diplomats visiting Tehran for this week's Non-Aligned Movement (NAM) summit, contradicting an earlier offer by a deputy foreign minister.
"We have no specific plans for a visit to Iran's nuclear installations by foreign guests participating in the summit of NAM member countries," Iranian Foreign Ministry spokesman Ramin Mehmanparast said, state news agency IRNA reported.

Iranian Deputy Foreign Minister Mohammad Mehdi Akhoundzadeh hinted on Monday that Iran might let visiting NAM diplomats tour the Parchin military base, which the UN nuclear watchdog says may have been used for nuclear-related explosives experiments.

Western diplomats had dismissed the tentative offer, made shortly after the International Atomic Energy Agency (IAEA) again failed to gain access to Parchin for its inspectors at a meeting with an Iranian delegation in Vienna on Friday.

"Any tour the Iranians conduct for visiting NAM officials would be nothing more than a very, very bad publicity stunt," a senior Western diplomat in Vienna told Reuters. "It is the IAEA that should have been given access to Parchin."

Asghar Soltanieh, Iran's representative to the IAEA, reiterated his country's determination to keep enriching uranium. "We will not suspend enrichment for even one second," the Iranian Students' News Agency quoted him as saying.

Enriched uranium can be used to fuel power stations, or, if processed further, for nuclear weapons.

Akhoundzadeh also said on Monday that UN chief Ban Ki-moon, due in Tehran for the NAM summit, might be able to visit Iran's atom sites. Ban's spokesman denied any such plan.

Iran is hosting the NAM summit, which ends on Friday, at a time when the West is trying to isolate the Islamic Republic over suspicions it is seeking a nuclear weapons capability. Tehran says its atomic program has only peaceful aims.

The IAEA suspects that Iran has conducted explosives tests in a steel chamber at Parchin relevant for the development of nuclear weapons, possibly a decade ago, and that it may have tried to cleanse the site in recent months.

Big radiation risk unlikely if Israel strikes Iran: experts

OSLO/VIENNA | Tue Aug 28, 2012 8:18pm IST
(Reuters) - Any Israeli attacks on Iran's nuclear facilities are unlikely to cause a Fukushima-scale disaster unless a Russian-built reactor is destroyed, experts say.
They could, however, release toxic chemicals - rather than high levels of radiation - causing local contamination affecting health and the environment. That was also the case from U.S.-led strikes on nuclear facilities in Iraq during the Gulf Wars.
"I doubt that the radiation effects would be great," said Hans Blix, a former head of U.N. nuclear watchdog the International Atomic Energy Agency (IAEA).
Iran says all its facilities are for peaceful purposes. Israel, which in 1981 bombed Iraq's Osirak nuclear reactor before it came online, has led international accusations that Tehran is secretly developing atomic bombs.
"There could be some chemical hazard (from an Israeli attack on Iran's uranium refining plants) but I'd think it would be limited to any nearby communities," said Edwin Lyman, a nuclear expert at the Union of Concerned Scientists in Washington.
The Vienna-based IAEA and Iran failed on Friday to strike a deal aimed at allaying concerns about Tehran's nuclear program. Diplomatic sources say Iran has installed many more uranium enrichment centrifuges at Fordow, a fortified underground site and a likely target in any attack.
Bellicose rhetoric from some Israeli politicians has fanned speculation that Israel might hit Iran's nuclear sites before the November U.S. presidential vote. Washington has said there is still time for diplomatic pressure to work, but it might be drawn into any war between the two Middle East foes.
Most experts contacted said that Israel would probably not target the Bushehr nuclear reactor on Iran's Gulf coast, which started providing electricity to the grid last September. Such an attack could release a Fukushima-style radioactive plume that could spread to the entire region - including Israel.
"An attack against Bushehr nuclear power plant would probably be a violation of international law," Blix said.
Attacks on Iran's other nuclear sites - such as the Natanz and Fordow enrichment plants and a uranium conversion facility east of the city of Isfahan - may have a localized health and environmental impact on a similar scale caused by the bombing of Iraqi nuclear sites Tuwaitha and Al Qaim in the Gulf Wars.

MELTDOWN
"Uranium is a very heavy metal, chemically and physically," so it would not be transported far on the wind if Iranian enrichment facilities were attacked, said Malcolm Grimston, of Imperial College, London.
"It is about as poisonous as lead ... the issue would be in the immediate area trying to prevent people from ingesting it for its chemical poisonous properties," he said.
Uranium before it is introduced into a nuclear power plant is also much less radioactive than fissile reactor material.
"It is not like a reactor where you got the volatile fission products - the iodines and caesiums - which can be carried in principle all around the world by wind," Grimston said.
Iraqi plants have not become global bywords for disaster, unlike the 1986 Chernobyl reactor explosion in what is now Ukraine and the Fukushima Daiichi plant in Japan that suffered a meltdown after an earthquake and tsunami last year.
"The health effects (in Iraq) were very localized," said Robert Kelley, of the Stockholm International Peace Research Institute and a former director of IAEA inspections in Iraq.
Others say health risks linger in Iraq, and estimates of long-term health risks near the sites are difficult because of a lack of monitoring of cancer rates.
"In Tuwaitha, they have never seen full decontamination," said Mike Townsley of environmental group Greenpeace. He and colleagues found a ruptured container of raw uranium "yellowcake" near the plant in 2003.
About 1,000 people live near the Tuwaitha reactor complex south of Baghdad, the former site of Saddam Hussein's nuclear research program destroyed by U.S.-led forces in 1991 and 2003. Al Qaim, where uranium was extracted at a fertilizer factory, was bombed in 1991.
Paul Sullivan, a professor of economics and adjunct professor of security studies at Georgetown University in the United States, said there were double standards in judging risks.
"If there were a chance of an attack on such facilities in France, Germany, the U.S., Japan and the like there would be constant and very loud cries about the potential environmental and human health impacts," he said.
Iran says it needs to refine uranium as a fuel for nuclear power. But extra refinement can make uranium for a bomb.

POISONING
The other main way to build a bomb is to use plutonium, from the waste of spent nuclear fuel rods from power plants. But experts say Bushehr is ill-designed for such uses, and that would also require a separate reprocessing plant.

"Iran's plutonium program is thought to be less advanced than its uranium program," said Karl Dewey, a nuclear analyst at IHS Jane's in England.
Any attack on Bushehr, perhaps to cripple nearby buildings without rupturing the reactor, would involve big risks, he said.

The extent of the fallout from any strike on the reactor would depend on what capacity level it had operated on and for how long, experts say. An IAEA report in May said it operated at 75 percent of its power after being shut down in January.

Israel would probably want to destroy the Arak heavy water research reactor, which is not yet online but which experts say is more suited to producing plutonium than Bushehr.

The United Nations said in 2005 that the main impact of the 1986 disaster at Chernobyl would be up to 4,000 thyroid cancer deaths. About 30 people died at the plant, mainly from radiation exposure. Some environmentalists project far more deaths.

A Stanford University study in July estimated that radiation from Fukushima Daiichi might eventually cause anywhere from 15 to 1,300 deaths.

Radiation poisoning can cause nausea, vomiting, diarrhea, headaches and fatigue in lower doses. In bigger doses, it can cause burns, hemorrhages, cancer and death.

Radiation can also damage plants and animals, poisoning food for human consumption. A type of butterfly near Fukushima has been found with high rates of mutation, such as deformed wings and eyes.
Part of the risks of enrichment is that the process involves heating uranium to a gas form, Dewey said.
The process frees uranium hexafluoride (UF6), which is both toxic and radioactive and can cause kidney damage. When UF6 comes in contact with moisture it converts to uranyl fluoride and toxic hydrofluoric acid, in a gas form.
Among accidents, in 1986 the rupture of a cylinder at a uranium enrichment facility run by Sequoyah Fuels Corp. in the United States released a cloud of UF6, killing one worker and injuring 31 others. None of the 31 suffered lasting kidney damage.
(Additional reporting by Marcus George in Dubai; Editing by Pravin Char)